Jumat, Januari 15, 2016

Hubungan

Apa hubungan antara merasakan dan memahami,jika banyak yang sudah lama merasakan tapi tak kunjung bisa memahami. Ada yang bisa memahami tanpa harus merasakan. Ada yang harus merasakan terlebih dahulu untuk bisa memahami. Ada yang bisa memahami sambil merasakan. 

Salahkah? Ah, sebenarnya tidak ada yang salah dengan apa yang namanya kehidupan. Allah terlalu sempurna untuk membuat kesalahan terhadap apa yang telah, sedang dan akan dibuatNya. Entah kehidupan itu sendiri, atau apa yang hidup di dalamnya. Sungguh, tidak ada kesia-siaan dari apa yang dibuatNya. Kitanya saja yang memilih untuk menyalahkan. Kitanya saja yang memilih untuk menyia-nyaiakannya. 

Allah punya banyak janji. Dan kita tahu, Allah enggak pernah bohong. Kita percaya itu. Tindakan kita saja yang kurang percaya. Keyakinan kita saja yang belum menjelma amal. Padahal, tak ada bahasa terbaik selain bahasa amal; bahasa yang tak pernah berbohong, bahasa yang paling mudah dimengerti, juga bahasa yang paling banyak disukai. Sayangnya, bahasa yang masih sedikit digunakan. 

Apa hubungan antara merasakan dan memahami? Mungkin tak ada jawab yang sempurna. Tapi kalau boleh menyederhanakan; tak semuanya bisa dipahami dan tak semuanya bisa dirasakan. Apa yang bisa dipahami dan dirasakan, itulah sesungguh-sungguhnya jatah kehidupan kita. Jatah yang relatif, dan jatah yang bisa diperjuangkan untuk semakin memperkaya pemahaman, juga mencicipi beraneka rasa kehidupan. Mengenai kualitasnya, tak jauh-jauh dari suatu hubungan lainnya; antara kita dengan Allah. Menurutku.

#diorama


Tidak ada komentar:

Posting Komentar