Minggu, Januari 17, 2016

Melati Untuk Mawar

Melati sedang membutuhkan mawar. Agar putihnya tak lagi hambar. Melati merindukan mawar. Mengharapkan merah dan menginginkan duri. Melati ingin membalut lembutnya dengan kekuatan mawar. Mawar tak berkenan membagi merah. Juga tak ingin berbagi duri. Buatanya, mawar haruslah mawar, dan melati tetaplah melati. Mawar-melati tak harus bersama. 

Kumbang tak peduli pada merah mawar dan putih melati. Mungkin kumbang buta warna. Walaupun tahu warna, kumbang juga tak akan peduli. Kumbang hanya ingin menikmati bunga, entah melati, mawar, atau apapun itu. Ada yang berpendapat, mawar melati hanyalah nama. Ada yang menyanggah, karena nama itu mereka berbeda. Karena nama itu mereka diburu. Karena nama itu mereka diharap. Coba jika namanya adalah kenanga. Tentunya, punya kesan yang berbeda.

Melati yakin, melati dan mawar itu berjodoh. Mereka harus saling membantu. Agar tak ada yang berani menjajah melati. Agar mawar jauh lebih berkesan. Agar aromanya semakin memikat. Agar keduanya lebih terhormat. Mawar membantah:

“Bohong, kita tak berjodoh, kita tak harus bersama.”
“Tidak mawar, kita berjodoh. Kita harus menggabungkan warna kita.”
“Aku tidak percaya. Toh merah-putih pernah bersama. Tapi tak kunjung sejahtera. Juga jauh dari kehormatan. Yang ada hanyalah pertikaian dan kekuasaan. Korupsi dan manipulasi. Merah-putih pernah bersama. Tapi itu tak meberantas kemiskinan. Tak menolong yang terlantar. Tak membantu yang kesusahan. Tak mewujudkan keadilan. Merah-putih penuh keegoisan.”

“Karena mereka masih sekedar bersama, Mawar.”
“Apa maksudmu, Melati?”
“Ya, mereka memang bersama, tapi tak bersatu.”
“Sudahlah, Melati, aku tak peduli.”

“Tunggu, Mawar. Kita harus bersatu. Dan bersatu tak harus bersama. Aku tak harus memiliki durimu. Kau akan menggunakan durimu untuk melindungiku. Jika kau tak berkenan, kau juga tak perlu membagi merahmu. Aku cukup berbahagia dengan pesona merahmu. Kau juga tak perlu selalu membersamaiku, aku akan ada saat kau butuhkan, dan kau akan ada saat aku butuhkan.”

“Bagaimana denganku. Apa yang kudapatkan darimu, Melati.”
“Apapun yang kauinginkan dariku, selama aku mempunyainya.”
“Kenapa kau sangat menginginkan kita bersatu, Melati? Kenapa seakan-akan kau membuat kondisi bahwa melati untuk mawar?"
“Aku hanya ingin memberikan contoh kepada merah-putih. Bahwa kita masih punya harapan.”

#diorama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar