Minggu, Januari 17, 2016

Jatuh

Jatuh adalah pelengkap rasa. Karena dengan jatuh kita bisa tahu apa itu sakit. Jatuh juga mengajarkan bahwa hidup tak selamanya manis. Masih ada asam, asin, dan pahit. Bahkan ada juga yang bernama hambar. Dalam konstelasi bianglala warna, jatuh memang kelabu. Walaupun tak jarang menghasilkan merah. Merah darah dan merah amarah. Jatuh juga bisa menjelma menjadi putih. Putih polos untuk yang tak menyadarinya, juga untuk yang tak tahu harus berbuat apa. Bagi yang menyimpan luka, jatuh akan membuat luka kian membiru. Dalam ilusi percintaan sepasang manusia, jatuh adalah merah muda, karena ada kata cinta yang mendampinginya. Hijau adalah warna harapan untuk mereka yang terjatuh dan bangkit kembali. Sedangkan kuning, adalah simbol duka untuk yang terjatuh dan tak mau bangun.

Bagi para penguasa yang haus kekuasaan, jatuh menandakan kehancuran. Bagi penyandang sifat sombong, jatuh sama dengan kehinaan. Menurut penganut pandangan pesimis jatuh adalah keniscayaan. Bagi yang masih belum berteman akrab dengan tulus, jatuh adalah kekecewaan. Bagi yang belum berjuang keras, jatuh adalah penyesalan.

Bagi yang memiliki prasangka berkutub positif, jatuh diartikan sebagai kesempatan. Kesempatan untuk menjadi kuat, untuk belajar dan berhati-hati. Sedangkan bagi yang taat, jatuh adalah peringatan. Peringatan atas pelanggaran aturan-Nya. Bagi para pengambil resiko, jatuh tak lebih dari tantangan yang harus ditaklukan, karena dengan terjatuh akan membuatnya termotivasi berlari lebih cepat, untuk mengejar yang lain lalu mengunggulinya. Bagi para pejuang, jatuh adalah seni perjuangan, karena dengannya kemenagan akan lebih bermakna, pengorbanan akan jauh lebih berharga.

Silahkan, pilih saja mau yang mana.


#diorama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar