Senin, Januari 18, 2016

Kuliah Cinta 2

Hay, ketemu lagi sama Putri. Aku mau ngelanjutin cerita yang kemarin tentang kuliah cinta dari bunda, juga tentang misi rahasiaku malam itu. Sebelumnya, jangan heran ya di keluarga kecil kami memang ada beberapa forum. Ada forum bersama yang isinya seluruh anggota keluarga; ayah, bunda, aku dan adik lelakiku. Ada forum lelaki yang isinya ayah beserta adikku yang bandelnya minta ampun (aku juga sebenarnya bandel, tapi tak sebandel dia) dan ada forum perempuan yang isinya aku dan bundaku.

Sebenernya forumnya enggak formal-formal amat sih, namanya juga keluarga. Seringnya sih kita kumpul bareng seluruh keluarga entah di rumah atau jalan kemana gitu. Tapi semakin aku besar, eits ralat, semakin aku dewasa maksudnya (^_^), ternyata ada masalah-masalah khusus perempuan yang tidak dimengerti oleh laki-laki, begitu juga sebaliknya. Banyak masalah laki-laki yang tidak bisa dimengerti oleh aku dan bunda. Nah pada saat tertimpa masalah-masalah seperti itulah, forum lelaki atau forum perempuan menjalankan perannya.

Forum perempuan sering aku dan bunda sebut sebagai forum ngelabil bareng (karena kadang-kadang yang punya masalah adalah bunda, bukan aku). Kalau aku lagi punya masalah, bunda biasanya mendengarkan dengan sabar dan memberikan nasihat-nasihatnya bijaknya, juga berbagi pengalamannya, dan aku selalu suka moment-moment itu. Sebaliknya, kalau bunda yang lagi ada masalah kerjaan, atau waktu bunda lagi ngambek sama ayah, atau lagi curhat tentang pekerjaan rumah tangga yang menumpuk, atau lagi kesel sama tetangga-tetangga yang hobi banget ngomongin orang (ini jarang-jarang, bisanya aku yang lebih banyak masalahnya atau sesekali buat masalah :D) aku mendengarkan bunda dengan tidak sabar (Karena lebih banyak yang aku tidak pahami daripada yang aku pahami).

Makanya, aku lebih sering jadi penghibur saja. kadang, dengan memasang muka polos lalu lari sebelum pipiku yang tembem dicubit bunda karena saking menyebalkannya. Atau pura-pura mendengarkan dengan khusuk padahal pikiran entah kemana, lalu gelagapan ketika bunda nanya pendaptku gimana. Pernah juga sok bijak dan dewasa dengan menasehati bunda begini dan begitu padahal nasehatnya jauh dari nyambung. Kalau sudah begitu, selalu diakhiri dengan tawa. Kata bunda, kadang seseorang itu lebih butuh didengarkan daripada dibantu menyelesaikan masalahnya. Aku memang jauh dari hebat untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah bunda, tapi aku bisa banget buat bunda tertawa (tapi lebih bisa lagi membuat bunda menjadi kesal :D)

Forum lelaki juga sama. Mereka juga punya banyak rahasia. Tentunya, aku tidak banyak tahu tentang apa yang mereka bicarakan. Yang aku tahu (dan kadang itu menyebalkan banget) mereka sering berkomplot untuk ngerjain aku atau bunda. Pernah coba, masakan bunda dibuat berantakan rasanya dengan ditaburi bumbu yang sembarang. Tujuannya mereka bosen makan masakan bunda dan pengen makan bareng di luar. Tapi enggak sempet bilang sama bunda. Akhirnya, mereka bertiga makan bareng diluar (aku sedang tidak di rumah, karena ngekos di deket kampus). Sabotase yang sempurna bukan?

Sialnya, sabotesa untuk yang kedua kalinya, beberpa minggu kemudian mengalami kegagalan. Ayah dan adikku yang nakal itu tertangkap basah oleh bunda sedang menaburkan bumbu yang sembarang. Bunda marah, diceramahinya kaum lelaki di rumah itu tentang masak-memasak, tentang kemubadziran yang mereka lakukan, juga disepakatinya perjanjian tidak ada sabotase masak-memasak lagi. Aku hanya bisa ngakak waktu bunda curhat tentang itu di forum perempuan, terutama bagian kalau bunda enggak mau maafin mereka sebelum mereka memakan masakan bunda yang rasanya sudah sembarangan itu (ceritanya, bunda mau balas dendam sekaligus buat jera). Tapi akhirnya bunda enggak tega juga melihat para lelaki yang waktu itu sangat menyebalkan tapi juga sangat disayanginya memakan makanan dengan rasa tidak manusiawi lagi. Akhirnya, bunda mengajak mereka untuk makan di luar. Setelah itu, enggak tahu kenapa bunda jadi lebih rajin berlangganan majalah masak-memasak dan lebih enak lagi dalam masak-memasak.

Walaupun aku dan bunda deket, aku juga tetep deket sama Ayah. Terutama kalau bunda lagi nyebelin banget karena terlalu cerewet, atau sok ngatur-ngatur padahal waktu itu akunya lagi enggak mau diatur, biasanya aku mencari pembelaan Ayah. Sukanya, ayah selalu membelaku. Dan aku enggak tahu entah bagaimana prosesnya, untuk kondisi-kondisi tertentu model begitu, ayah selalu bisa membahasakan bahasa cerewet bunda dengan bahasa yang lebih aku pahami dan lebih aku terima.

Belakangan, aku tahu ternyata ayah dan bunda juga suka berkomplot untuk mendidik aku dan adik lelakiku. Dan yang lebih menyebalkan sekaligus mengharukan ternyata ayah dan bunda tahu semua tentang apa yang dibicarakan di forum perempuan dan forum lelaki. Waktu aku marah sama bunda karena menceritakan rahasia aku dan bunda dalam satu forum perempuan yang membicarakan itu, dengan entengnya bunda menjawab kalau yang dimaksud “rahasia kita” itu adalah rahasia kita sebagai keluarga, jadi ayah dan adikku juga berhak tahu apa rahasia itu. Jadi selama ini, sebagaimana ibu suka cerita tentang perkembangan serta kondisi ayah dan adikku, ayah juga suka bercerita kondisi dan perkembangan aku dan bunda. Bayangpun, aku dikibulin bunda mentah-mentah. Aku kesel banget tahu, sampai mendengar penjelasan bunda yang selanjutnya:

“Maafin bunda ya Nak, kalau ada yang kurang berkenan. Nanti, kalau kamu berkeluarga dan sudah menjadi seorang ibu, Bunda yakin kamu akan lebih memahaminya. Akan lebih memahami jika anak dan keluarga akan menjadi hal yang paling berharga untukmu, dan demi Tuhan seorang ibu akan rela mengorbankan apapun yang dimilikinya, akan ringan untuk melakukan apapun yang bisa dilakukan untuk anaknya. Dan bunda hanya ingin, kelak kamu bisa menjadi ibu yang baik untuk anak-anakmu, ibu yang jauh lebih baik daripada bunda.”

Seketika kesalku jadi hilang, sebagian karena perkataan terakhir bunda. Sebagian lagi karena salut dengan penjelasan bunda tentang “rahasia kita” juga sedikit tahu diri, mungkin ini sedikit hukum karma karena sering juga ngejahilin bunda. Apapun itu, pokoknya aku sayang bunda.

Waduh, baru inget kalau belum menceritakan tentang kelanjutan kuliah cintanya dan misi rahasia malam itu. Malah jadi cerita tentang keluarga. Tapi tenang, cerita ini nanti akan sangat membantu memahami kelanjutan kuliah cinta dari bunda. Sementara udah dulu ya, aku sudah dipanggil-panggil bunda nih. Bukankah panggilan dan perintah bunda harus diutamakan daripada sekedar bercerita?

“Iya, Bunda. Sebentar ya...”

#diorama


Tidak ada komentar:

Posting Komentar