Hay,
ketemu lagi sama Putri. Aku mau ngelanjutin cerita yang kemarin tentang kuliah
cinta dari bunda, juga tentang misi rahasiaku malam itu. Sebelumnya, jangan
heran ya di keluarga kecil kami memang ada beberapa forum. Ada forum bersama
yang isinya seluruh anggota keluarga; ayah, bunda, aku dan adik lelakiku. Ada
forum lelaki yang isinya ayah beserta adikku yang bandelnya minta ampun (aku
juga sebenarnya bandel, tapi tak sebandel dia) dan ada forum perempuan yang
isinya aku dan bundaku.
Sebenernya
forumnya enggak formal-formal amat sih, namanya juga keluarga. Seringnya sih
kita kumpul bareng seluruh keluarga entah di rumah atau jalan kemana gitu. Tapi
semakin aku besar, eits ralat, semakin aku dewasa maksudnya (^_^), ternyata ada
masalah-masalah khusus perempuan yang tidak dimengerti oleh laki-laki, begitu
juga sebaliknya. Banyak masalah laki-laki yang tidak bisa dimengerti oleh aku
dan bunda. Nah pada saat tertimpa masalah-masalah seperti itulah, forum lelaki
atau forum perempuan menjalankan perannya.
Forum
perempuan sering aku dan bunda sebut sebagai forum ngelabil
bareng (karena
kadang-kadang yang punya masalah adalah bunda, bukan aku). Kalau aku lagi punya
masalah, bunda biasanya mendengarkan dengan sabar dan memberikan
nasihat-nasihatnya bijaknya, juga berbagi pengalamannya, dan aku selalu suka
moment-moment itu. Sebaliknya, kalau bunda yang lagi ada masalah kerjaan, atau
waktu bunda lagi ngambek sama ayah, atau lagi curhat tentang pekerjaan rumah
tangga yang menumpuk, atau lagi kesel sama tetangga-tetangga yang hobi banget
ngomongin orang (ini jarang-jarang, bisanya aku yang lebih banyak masalahnya
atau sesekali buat masalah :D) aku mendengarkan bunda dengan tidak sabar
(Karena lebih banyak yang aku tidak pahami daripada yang aku pahami).
Makanya,
aku lebih sering jadi penghibur saja. kadang, dengan memasang muka polos lalu
lari sebelum pipiku yang tembem dicubit bunda karena saking menyebalkannya.
Atau pura-pura mendengarkan dengan khusuk padahal pikiran entah kemana, lalu
gelagapan ketika bunda nanya pendaptku gimana. Pernah juga sok bijak dan dewasa
dengan menasehati bunda begini dan begitu padahal nasehatnya jauh dari
nyambung. Kalau sudah begitu, selalu diakhiri dengan tawa. Kata bunda, kadang seseorang itu lebih butuh didengarkan daripada
dibantu menyelesaikan masalahnya. Aku memang jauh dari hebat
untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah bunda, tapi aku bisa banget buat
bunda tertawa (tapi lebih bisa lagi membuat bunda menjadi kesal :D)
Forum
lelaki juga sama. Mereka juga punya banyak rahasia. Tentunya, aku tidak banyak
tahu tentang apa yang mereka bicarakan. Yang aku tahu (dan kadang itu
menyebalkan banget) mereka sering berkomplot untuk ngerjain aku atau bunda.
Pernah coba, masakan bunda dibuat berantakan rasanya dengan ditaburi bumbu yang
sembarang. Tujuannya mereka bosen makan masakan bunda dan pengen makan bareng
di luar. Tapi enggak sempet bilang sama bunda. Akhirnya, mereka bertiga makan
bareng diluar (aku sedang tidak di rumah, karena ngekos di deket kampus).
Sabotase yang sempurna bukan?
Sialnya,
sabotesa untuk yang kedua kalinya, beberpa minggu kemudian mengalami kegagalan.
Ayah dan adikku yang nakal itu tertangkap basah oleh bunda sedang menaburkan
bumbu yang sembarang. Bunda marah, diceramahinya kaum lelaki di rumah itu
tentang masak-memasak, tentang kemubadziran yang mereka lakukan, juga
disepakatinya perjanjian tidak ada sabotase masak-memasak lagi. Aku hanya bisa
ngakak waktu bunda curhat tentang itu di forum perempuan, terutama bagian kalau
bunda enggak mau maafin mereka sebelum mereka memakan masakan bunda yang
rasanya sudah sembarangan itu (ceritanya, bunda mau balas dendam sekaligus buat
jera). Tapi akhirnya bunda enggak tega juga melihat para lelaki yang waktu itu
sangat menyebalkan tapi juga sangat disayanginya memakan makanan dengan rasa tidak
manusiawi lagi. Akhirnya, bunda mengajak mereka untuk makan di luar. Setelah
itu, enggak tahu kenapa bunda jadi lebih rajin berlangganan majalah
masak-memasak dan lebih enak lagi dalam masak-memasak.
Walaupun
aku dan bunda deket, aku juga tetep deket sama Ayah. Terutama kalau bunda lagi
nyebelin banget karena terlalu cerewet, atau sok ngatur-ngatur padahal waktu
itu akunya lagi enggak mau diatur, biasanya aku mencari pembelaan Ayah.
Sukanya, ayah selalu membelaku. Dan aku enggak tahu entah bagaimana prosesnya,
untuk kondisi-kondisi tertentu model begitu, ayah selalu
bisa membahasakan bahasa cerewet bunda dengan bahasa yang lebih aku pahami dan
lebih aku terima.
Belakangan,
aku tahu ternyata ayah dan bunda juga suka berkomplot untuk mendidik aku dan
adik lelakiku. Dan yang lebih menyebalkan sekaligus mengharukan ternyata ayah
dan bunda tahu semua tentang apa yang dibicarakan di forum perempuan dan forum
lelaki. Waktu aku marah sama bunda karena menceritakan rahasia aku dan bunda
dalam satu forum perempuan yang membicarakan itu, dengan entengnya bunda
menjawab kalau yang dimaksud “rahasia kita” itu adalah rahasia kita sebagai
keluarga, jadi ayah dan adikku juga berhak tahu apa rahasia itu. Jadi selama ini, sebagaimana ibu suka cerita tentang perkembangan
serta kondisi ayah dan adikku, ayah juga suka bercerita kondisi dan
perkembangan aku dan bunda. Bayangpun, aku dikibulin bunda mentah-mentah. Aku kesel banget tahu, sampai
mendengar penjelasan bunda yang selanjutnya:
“Maafin
bunda ya Nak, kalau ada yang kurang berkenan. Nanti, kalau kamu berkeluarga dan
sudah menjadi seorang ibu, Bunda yakin kamu akan lebih memahaminya. Akan lebih
memahami jika anak dan keluarga akan menjadi hal yang paling berharga untukmu,
dan demi Tuhan seorang ibu akan rela mengorbankan apapun yang dimilikinya, akan
ringan untuk melakukan apapun yang bisa dilakukan untuk anaknya. Dan bunda
hanya ingin, kelak kamu bisa menjadi ibu yang baik untuk anak-anakmu, ibu yang
jauh lebih baik daripada bunda.”
Seketika
kesalku jadi hilang, sebagian karena perkataan terakhir bunda. Sebagian lagi
karena salut dengan penjelasan bunda tentang “rahasia kita” juga sedikit tahu
diri, mungkin ini sedikit hukum karma karena sering juga ngejahilin bunda.
Apapun itu, pokoknya aku sayang bunda.
Waduh,
baru inget kalau belum menceritakan tentang kelanjutan kuliah cintanya dan misi
rahasia malam itu. Malah jadi cerita tentang keluarga. Tapi tenang, cerita ini
nanti akan sangat membantu memahami kelanjutan kuliah cinta dari bunda.
Sementara udah dulu ya, aku sudah dipanggil-panggil bunda nih. Bukankah
panggilan dan perintah bunda harus diutamakan daripada sekedar bercerita?
“Iya,
Bunda. Sebentar ya...”
#diorama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar