Selamat
tertawa bagi orang-orang yang suka menertawakan hidup. Sore ini, aku hanya ingin sedikit berbagi tawa,
tentang betapa lucunya kehidupan yang melanda kita. Bolehlah ada yang
menyebutnya takdir. Ada juga yang menganggapnya kebetulan. Sekilas tentang
ketidakadilan. Ini cerita antara si miskin dan si kaya. Kenapa mereka
begitu berbeda. Begitu sulitnya menjalani kehidupan sebagai si miskin dan
begitu mudahnya bagi si kaya. Ini juga tentang ada yang begitu mudah
mendapatkan sesuatu, sementara orang lain sampai jungkir balik masih belum bisa
mendapatkan sesuatu yang sama. Boleh juga dihubungkan dengan begitu mudahnya
orang kecil yang sangat mudah diadili di pengadilan; dan betapa lama, sulit,
serta rumitnya mengadili penguasa yang sudah jelas-jelas bersalah. Silahkan
ditertawakan, jika menurutmu itu lucu.
Turut berduka untuk orang-orang yang sedang menangisi
hidup. Mohon
izin, aku juga hendak berbagi tangis. Semoga ini bisa menambah khasanah
penyebab tangis. Jikapun tidak, minimal bisa memperkaya air mata. Bukankah
orang seperti ini sangat senang dengan air mata. Kalau tidak senang, kenapa
harus sering menangis. Atau mungkin itu yang membuatnya disebut menyedihkan,
karena kita melakukan sesuatu yang sebenarnya kita tidak ingin. Tapi harus.
Tapi bukankah ada orang yang bisa lebih tenang dengan menangis. Entahlah, toh bukan
itu yang ingin kubagi. Aku hanya membantu mengingatkan; tentang ribuan
anak yang masih terlantar, tentang korupsi yang merajalela, tentang keluarga
yang saling bunuh, tentang bencana yang silih berganti, tentang hak dan
kewajiban yang tak tertunaikan, tentang saling hujat antar kelompok, tentang
saling lempar tanggungjawab. Sekilas, memang tentang ketidakadilan.
Terakhir, aku ingin sedikit berbagi kenyataan. Menurutku, bukan Tuhan yang tidak adil. Pikiran,
perasaan dan tindakan kita lah yang belum adil. Terserah, mau tertawa atau
menangis menerimanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar