Klasik,
tapi tak berdaya untuk membantahnya. Bahwa cinta, memang tak harus memiliki,
juga tidak harus membersamai. Walaupun kebersamaan dan memiliki merupakan salah
satu bentuk dari cinta itu sendiri. Tapi jika kebersamaan dan kepemilikan
dijadikan syarat dan bentuk mutlak dari cinta, maka cinta akan menjadi egois.
Sedangkan egois, sepertinya tak layak untuk disandingkan dengan cinta.
Cinta
adalah memberi. Jika demikian, kita harus siap untuk memberikan apa yang kita
cintai. Dalam episode cinta jenis ini, cinta bahkan merelakan apa yang kita
miliki untuk orang lain. Bisa jadi yang kita miliki adalah waktu, mungkin
harta, bisa juga kemampuan, atau sesuatu dalam bentuk yang lainnya. Cinta juga
tak melulu berisi kesamaan. Karena mencintai dalam perbedaan jauh lebih sulit
daripada mencintai dalam kesamaan. Dan bukankah salah satu fungsi cinta adalah
mengikis perbedaan. Jika semuanya sama, bagaimana cinta itu akan terbukti.
Ketidakbersamaan dengan ayah-bunda adalah cinta, karena
dengannya kita tahu apa rindu, dan dengannya pula kita ingat apa itu bakti.
Kehilangan orang yang disayangi juga cinta, karena cinta terlalu agung untuk
dirasa dengan sesaat. Juga terlalu abstrak untuk didefinisikan secara fisik,
maka butuh kehilangan untuk membuktikannya. Dengan kehilangan itu, kita tahu
sebarapa dalam cinta itu, seberapa luas efeknya untuk hidup dan kehidupan.
Kecewa
adalah bahasa lain dari cinta. Kecewa ada karena harapan, dan tidak mungkin
kita berharap dengan sangat besar kepada orang yang tidak kita cintai.
Sedangkan maaf, adalah bahasa lain cinta yang menetralisir kecewa. Maka cinta
adalah perjodohan antara kecewa dan maaf. Jika keduanya tidak ada untuk saling
melengkapi, maka cinta akan menjadi pincang, akan sulit untuk dirasakan.
Marah adalah bahasa cinta yang cukup unik. Karena marah adalah
pembelaan terhadap apa yang kita cintai. Maka, biasanya yang menimbulkan marah
adalah sesuatu yang melukai apa yang kita sukai, apa yang kita cintai. Tapi
cinta juga punya bahasa lain yang bernama sabar. Dan cinta adalah hubungan yang
mesra antara marah dan sabar. Marah merangkul sabar, sedang sabar mengecup
marah.
Dan sepertinya, cinta memang tak perlu didefinisakan.
Seindah-indahnya rangkaian kata, tak akan pernah sanggup untuk
mengungkapkannya. Cukup dirasakan dan ditebarkan saja, agar dunia ini dipenuhi
cinta. Karena Kehidupan itu sendiri adalah bahasa cinta dari Tuhan, dan hanya
hati yang berselimut cinta yang bisa memahami beraneka ragam bahasa cinta
dari-Nya. Semoga saja, kita termasuk ke dalamnya.
****
untuk sahabat yang baru saja kehilangn papa
untuk sahabat yang baru menggenapkan diennya
untuk sahabat yang baru saja menjadi ibu
untuk adik yang tak bisa liburan bersama ibunya
untuk para aktivis yang menukar sebagian liburnya
dengan RKAT
:.
bahasa cinta memang berbeda-beda, tinggal bagaimana kita memaknainya .:
#diorama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar