Mana yang lebih kalian sukai, disakiti orang lain atau menyakiti
orang lain? Aku tak suka keduanya. Walaupun, jika disuruh memilih salah satu
diantara, aku cenderung memilih yang kedua. Mana ada orang yang mau disakiti.
Walaupun karena keegoisan kita untuk tidak mau disakiti atau dikecewakan,
secara sadar atau tidak, kita mengecewakan orang lain. Kalau kalian punya
kecenderungan seperti apa yang aku pilih dan apa yang aku pikirkan, coba simak
penjelasan bunda berikut ini.
***
“Putri, ayo siap-siap. Kita kan ada acara keluarga
besar di rumah paman kamu.”
“Aduh, gimana dong Bunda. Perasaanku enggak enak
nih.”
“Kenapa emang?”
“Ada sikapku yang menyakiti temenku, Bunda. Padahal
aku enggak niat begitu. Enggak ada maksud sedikitpun untuk membuat dia kecewa. Tadi
dia berubah banget waktu ketemu aku. Padahal, aku udah minta maaf Bunda, dia
juga udah bilang maafin aku. Tapi ya gitu, kayaknya beda aja. Semuanya serba
beda deh. Enggak seperti dulu lagi. Enggak enakan gitu.”
“Sengaja atau tidak sengaja. Sakit hati ya rasanya
tetep sakit untuk orang yang mengalaminya. Sebenarnya, yang dibutuhkan orang
yang kita kecewakan atau yang kita sakiti itu bukan maaf. Tapi perubahan sikap
kita. Makanya, maaf tidak selalu bisa menyelesaikan masalah. Tidak langsung
bisa memperbaiki keadaan. Cara terbaik untuk menebus kesalahan, setelah kita
menyadarinya dan meminta maaf adalah dengan melakukan kebaikan yang
sebanyak-banyaknya. Kebaikan itulah yang perlahan-lahan menghapuskan kesalahan
kita. Bukan hanya maaf.”
“Terus gimana cara untuk meminimalisir itu, Bunda?”
“Rajin-rajinlah berdoa untuk mencegah agar kita
tidak sakit hati dan menyakiti orang lain.”
“Lah, apa hubungannya berdoa dengan disakiti dan
menyakiti, Bunda?”
“Ada sayang, coba deh Putri rajin berdoa setiap
subuh atau menjelang subuh, mendoakan orang-orang yang akan Putri temui hari
itu. Bayangkan wajah mereka. Guru yang mengajar, teman-teman yang akan ditemui,
tukang kantin yang jual makanan buat Putri, tetangga-tetangga yang dilewati,
dan semua orang yang kemungkinan akan Putri temui hari itu. Pokoknya,
runtutin apa yang akan putri lakukun dan berdoalah untuk kemudahannya serta
keberkahan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Dengn begitu, ketika kita
bertemu mereka, hati kita jadi lebih nyambung, serasa lebih dekat, lebih kenal,
dan lebih hangat.”
“ Karena secara tidak langsung, dalam doa tadi kita
sedang berbicara kepada mereka melalui perantara Allah. Siapa tahu Allah dan
malaikatnya berbaik hati untuk menyambungkan hati Putri dengan mereka. Dan
bukankah bunda pernah bilang, kalau kita mendoakan kebaikan seseorang, kebaikan
itu juga akan kembali kepada kita, malaikat akan mendoakan kita dengan doa yang
sama. Percaya deh, kalau sudah begitu, seburuk apapun perilaku mereka, kita
akan punya kontrol. Masa kita kesel dan benci sama orang yang tadi subuh kita
doain sih. Masa kita mau mendzolimi atau berlaku tidak baik kepada orang yang
kita doain sih.”
“Begitu ya, Bunda?”
“Coba aja kalau Putri enggak percaya. Lagipula,
kalau kita sakit hati sama orang lain, sebenarnya, pada saat yang sama, kita
sedang menyakiti diri sendiri. Kan kita yang susah sendiri, kita yang capek
mikirin ini itunya, kita yang enggak nyaman, perasaan kita yang enggak enak.
Maka, tidak ada perbuatan yang lebih bijak untuk orang yang sedang disakiti,
sesakit apapun itu, selain memaafkan. Bahkan, jika yang menyakiti tidak meminta
maaf sekalipun. Tidak ada balasan yang lebih baik selain membalas keburukan
dengan kebaikan.”
“Itu kan susah sekali, Bunda. Dimana-mana wajar dong
kalau kita kecewa atau sakit hati kepada orang lain.”
“Emang siapa yang bilang kalau kita enggak boleh
kecewa atau sakit hati. Itu manusiawi kok, tadi Bunda cuma mau bilang kerugian
orang yang sakit hati. Tapi kalaupun kita harus sakit hati, karena pertahanan
hati kita sudah bobol, ambillah hikmah dari sakit hati itu. Setidaknya, kita
tahu bagaimana tidak enaknya sakit hati, karenanya kita harus berusaha sekuat
mungkin untuk tidak menyakiti orang lain. Setidaknya, kita tahu penyebabnya apa
dan bagaimana cara mengobatinya, agar kita tidak melakukan tindakan yang
menyakiti orang lain dan juga bisa menolong serta menyembuhkan orang lain yang
sakit hati.”
“Astaga, Ayo Putri, kita berangkat. Udah telat ini.”
“Iya, Bunda. Nanti kita lanjutin lagi di forum
perempuan ya. Bunda, baju mana yang harus Putri pakai buat acara keluarga, yang
ini atau yang itu yang lebih bagus.”
“Putri, selama hati kamu tetap cantik, Kamu tak
perlu begitu khawatir dengan apa yang kamu pakai. Pakai yang mana saja.”
“Oke deh, Bunda.”
#diorama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar