Keberkahan,
tidak melulu datang dari kebahagiaan, juga tidak selalu berasal dari kemudahan,
tak juga harus melalui kekuatan. Bisa jadi ia datang dari kesulitan yang
mendera. Tak jarang bersembunyi pada masalah yang menggunung. Mungkin juga,
meloncat dari kelemahan yang nampak ataupun tidak. Adakalanya, dengan
tiba-tiba, tanpa malu-malu, muncul dihadapan, menggenangi hati yang tandus
layaknya gurun, atau menyejukkan pikiran laksana embun. Sesekali, dia juga bisa
datang dengan sangat mengagetkan. Tanpa diharap, tanpa diundang. Menjadikan
yang mustahil begitu mudah. Membeli air mata dengan senyuman. Intinya ada pada
restu Tuhan. Dan semoga esok, bisa berkesempatan untuk bermonolog dengan hati,
berdialog dengan sang penggenggam hati, menelisir rahasia skenario kehidupan
yang sudah ditetapkan oleh sutradaranya. Ya, esok, sebelum matahari terbit.
Demi mengharap restu Tuhan. Walaupun restu itu harus dicari juga di siang hari,
dengan bentuk usaha yang lain. Dan apapun
bentuk dan bagaimana usaha itu, harus dengan kerja keras. Agar bisa melewati
babak demi babak dalam pentas realita hidup.
^_^
Syukur,
ternyata tak sesederhana hamdalah. Walaupun, hamdalah adalah cara termudah
untuk merepresentasikan syukur. Tapi bukan satu-satunya. Karena hamdalah, bisa
jadi hanya pekerjaan mulut, kombinasi antara dua bibir untuk melantunkan kata,
jika itu sempat terucap. Jikapun itu tak sempat mendesiskan ucap, hanya kata
yang tersimpan di hati, itu baru sekedar peka. Mungkin belum layak disebut
peka, jika ternyata kata yang disimpan di hati tersebut, hanyalah rekasi kecil
yang hanya bisa tergoda oleh nikmat-nikmat tertentu, nikmat-nikmat yang hanya
kita inginkan. Sekali lagi, hanya yang kita inginkan. Padahal, nikmat di luar
yang kita inginkan jauh tak terbilang. Maka, masih perlu dicari, bagaimana
bentuk syukur mata, telinga, wajah, tangan, kaki, otak, dan organ-organ
lainnya. Mungkin, perlu diselidiki juga bagaimana menerjemahkan pemberian yang
lain yang bernama potensi. Jika demikian,
dan semoga tidak salah, walaupun mungkin belum sepenuhnya benar, bisa jadi
syukur adalah kerja keras. Terkait bagaimana bentuknya, bolehlah setiap orang
memilihnya, sesukanya.
#diorama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar