Minggu, Januari 17, 2016

Sejuta Tanya

Tuhan, aku punya sejuta tanya. Aku pernah bertanya kepada bulan, perihal kenapa ia begitu benderang. Aku juga pernah merayu bintang, agar ia berbagi terang. Aku juga pernah mendesak pelangi, agar ia memberitahu rahasia, kenapa ia hanya muncul setelah hujan. Padahal begitu banyak yang mengharapkannya. Kadang, aku suka menghujat hujan, menyumpahi panas. Suatu ketika, aku menginginkan hujan, mengharapkan panas. Kudapat jawabannya. Bukan, bukan dari bulan, bintang, panas ataupun hujan. Bukan juga dari pelangi. Mereka hanya memberi sepi.

Tuhan, aku punya sejuta tanya. Apa yang membedakan antara miskin dan kaya. Selintas adalah harta. Melihatnya, memang harta. Memikirkannya, lagi-lagi harta. Merenungkannya, ternyata tak sesederhana harta.

Tuhan, aku punya sejuta tanya. Adakah perbedaan antara ada dan tiada. Ternyata ada, pengakuan. Ternyata tiada, karena ada atau tiadaku, Kau pun akan tetap ada.

Tuhan, aku punya sejuta tanya. Mengenai kombinasi rasa yang merumitkan, mengenai pagi, siang, malam yang silih berganti, peristiwanya, serta manusia yang ada pada, atau diantaranya. Tentang apa dan mengapa, tentang siapa dan bagaimana, tentang ini, tentang itu, dan terkadang tentang-Mu.

Tuhan, aku masih punya sejuta tanya. Aku tahu, terkadang hitungan kita berbeda. Banyak bagiku mungkin sangat sedikit BagiMu. Sejutaku mungkin berbeda dengan sejutaMu. Tuhan, aku tak hendak kurang-ajar padaMu, sama sekali tak meragukan kuasa-Mu. Sejuta tanya itu bisa jadi adalah kebebalanku. Atau kebodohanku yang tak sanggup untuk menguak keadilan-Mu. Aku hanya menggunakan akal pemberianMu, untuk sedikit mengurangi bodohku, dengan sejuta tanya. Tak peduli pada siapa tanya itu tertuju. Pada manusia, pada buku, pada pengalaman, pada kegagalan, pada keberhasilan, pada angin yang berhembus, pada awan, pada diri sendiri. Tak peduli apakah ada atau tidak yang menjawab itu. Karena bagiku, diam adalah jawaban. Karena bagiku, tak mendapat jawabpun adalah jawaban. Bahkan, jika jawaban itu adalah tiada atau tak boleh. Itu tetaplah jawaban.

Tuhan, aku punya sejuta tanya. Dan Kau selalu menjawab dengan kekuasaan-Mu. Tapi aku selalu sangat suka dengan jawabanMu.


#diorama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar