Rabu, April 27, 2016

Cinta itu apa?

Bunda, cinta itu apa? Apakah ia adalah lembut belaianmu, yang selalu engkau daratkan ke kepalaku? Menenangkan, menentramkan. Jika memang itu cinta; baiklah, aku akan membuat keberadaanku sebagai sesuatu yang menenangkan juga menentramkan, buat orang-orang disekitarku.

Bunda, cinta itu apa? Apakah ia adalah sujud panjang yang engkau rangkai dengan doa dan air mata, yang engkau tujukan untuk orang-orang yang engkau sayangi? Jika memang itu cinta; baiklah, aku akan melakukan untukmu, untuk orang-orang yang aku sayangi, saat aku bersujud.

Bunda, cinta itu apa? Apakah ia adalah kebahagiaan yang engkau rasa saat engkau berbagi dengan sesama. Berbagi ilmu, berbagi makanan, berbagi harta, berbagi apa yang engkau punya? Jika memang itu cinta; baiklah, aku akan belajar berbagi dari sekarang. Berbagi kasih sayang, berbagi apa yang aku bisa bagi.

Bunda, cinta itu apa? Apakah ia adalah kegembiraan dan keceriaan yang engkau tampakkan saat engkau mengajar di sekolah, saat engkau memasak di dapur, saat engkau berbicara kepadaku, saat engkau menjalankan peran yang engkau punya? Jika memang itu cinta; baiklah, aku menikmati segala peran yang aku punya. Sesulit apapun aku harus menjalaninya.

Bunda, cinta itu apa? Aku belum tahu cara mencintaimu. Apakah hanya dengan berdoa, dengan menjadi anak yang sholeh, yang berbakti dan bermanfaat seperti yang engkau inginkan? Tapi sungguh; aku bahagia sekali mengetahui; bahwa engkau mencintaiku.

Selasa, April 26, 2016

Maafin Aak, Bunda (2)

"Bunda, maafin aak belum bisa jadi anak yang baik buat bunda. Kenapa aak masih banyak aja ngeluh dengan hidup ini."

"Nak, hidup ini kadang tidak sesuai dengan keinginan kita. Tapi jangan pernah berburuk sangka dengan ketentuan Allah. Jalanilah hidup ini. Bersabarlah nak. Banyak saja berdoa. Banyak saja berbuat baik karena Allah. Kamu anak baik bunda nak. Bunda selalu yakin dengan pilihanmu. Jangan takut nak. Semangat! Karena Allah akan bersamamu nak."

Senin, April 25, 2016

Ga akan sendirian

Teringat pesan Ustadz Syakir saat ngasih halaqah terakhir di Jakarta, sebelum penempatan:
"Akhi, antum tetaplah bersama jamah ini. Insya Allah antum ga akan sendirian. Akan ada ikhwah-ikhwah di tempat antum berada. Insya Allah akan ada yang mengarahkan antum selama disana. Tetaplah Istiqomah di jalan dakwah ini. Doa ana menyertai antum semua."

Dan Masya Allah, mujarab sekali doa Ustadz Syakir, aku bisa dipertemukan kembali dengan Murobbi yang baru, Ustadz Imam Muslih namanya.
Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah :)

Minggu, April 24, 2016

Pilihan Sejati

"Ayah, kenapa ayah pilih Bunda sebagai pasangan ayah dulu?"

“Bunda mengajarkan ayah tentang pilihan yang sejati. Memang benar tidak ada cinta sejati antar manusia, karena cinta sejati cukup diperuntukkan kepada Allah. Tetapi, selalu ada pilihan yang sejati. Sejak ayah bertemu bunda, berkenalan lebih dekat dengan bunda, bahkan sempat berpacaran beberapa waktu dengan bunda, entah apa penyebabnya, tiba-tiba bunda memberikan pilihan yang sulit kepada ayah: segera menikahi bunda atau silahkan cari perempuan lain untuk berpacaran. Setelah ayah berfikir dan merenung, ayah memilih pilihan yang pertama. Dan bunda benar-benar hebat mengajarkan ayah tentang arti pilihan itu.”

"Emang apa pilihan sejati itu yah?"

”Pilihan yang benar-benar dijalankan konsekuensinya. Kenapa ayah sempat berpacaran, bahkan berganti-ganti, itu karena dulu ayah tidak terlalu hebat dan berani dalam membuat pilihan tentang cinta. Tidak memahami bahwa, jika seseorang telah memilih untuk mencintai pasangannya, tak peduli seberapa tidak sempurna pasangan tersebut, selama ada saling memahami, saling menerima, saling menambal, dan saling memberi, cinta itu akan tumbuh kian membesar. Sehingga, untuk cinta jenis ini, ayah tak membutuhkan lagi cinta-cinta selanjutnya. Cukup bunda saja. Itu yang bundamu lakukan dan ajarkan kepada ayah. Itu salah satu bentuk pilihan dalam cinta, yang sudah ayah dan bunda putuskan bersama, dan keputusan itu berakhir sampai salah satu diantara kami meninggal dunia.”

Sabtu, April 16, 2016

Maafin Aak, Bunda

“Nak, apa yang terjadi dalam hidup ini,
bukan ditentukan oleh kita. Tapi kita selalu bisa menentukan apa yang kita inginkan dalam hidup dan apa yang harus kita lakukan untuk mendapatkannya.”  Bunda mulai bicara setelah aku lebih tenang, aku masih dalam pelukan bunda.
 
“Terkadang, pilihan terbaik bukanlah apa yang benar-benar kita inginkan. Pilihan terbaik adalah pilihan yang tidak membuat kita menyesal menjalaninya. Artinya, selalu ada kesempatan untuk menjadikan suatu pilihan yang kita ambil, seburuk apapun pilihan itu, sebagai pilihan yang terbaik. Selama kita bisa menikmati dan menjalaninya dengan baik, dengan penuh tanggungjawab, tidak dengan penyesalan yang berlarut-larut. Kalau memang sudah benar-benar tidak bisa menjalaninya, baru kita tinggalkan dan mencari pilihan lain yang lebih  baik lagi. Apa Aak lupa, kalau Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita, untuk hamba-hambaNya.”
 
”Iya, Bunda. Tapi tetap aja Aak ngerasa gagal."
 
“Gagal itu masih diperbolehkan, sayang. Bahkan banyak orang yang lebih banyak mendapatkan pelajaran dari kegagalan ketimbang dari kesuksesan. Dengan kegagalan, kita tahu kelemahan kita. Sedangkan salah satu cara terbaik menjadi kuat adalah dengan mengetahui kelemahan. Yang tidak boleh adalah menyerah. Karena kalau kita menyerah saat ini, sejatinya kita sedang menyerah di masa depan. Bukankah masa depan kita ditentukan pada saat ini. Itulah kenapa saat ini jauh lebih berharga daripada masa lalu ataupun masa depan.”
 
“Aak ko ngerasa apa yang selama ini Aak lakukan itu sia-sia, Bunda. Kalo aja dulu ga milih kesini, ga akan jadi seperti ini.”
 
“Aak enggak boleh ngomong gitu. Tidak ada usaha yang sia-sia. Apalagi jika usaha itu tergolong dalam kebaikan. Selalu ada balasan untuk setiap kebaikan. Hanya saja, selalu kebaikan yang kita lakukan dibalas pada saat itu juga. Terkadang Allah menundanya, Karena Dia lebih tahu saat yang tepat untuk membalasnya. Saat dimana kita benar-benar membutuhkan balasan itu.”
 
“Tapi ada temen yang usahanya biasa-biasa saja, berhasil Bunda. Banyak temen-temen aak yang berhasil kerja di kota-kota besar?”
 
“Iya, aak akan capek dan iri kalau menggunakan standar orang lain. Percayalah, Allah punya hitungan sendiri untuk masing-masing hambaNya. Setiap usaha ada balasannya. Bisa saja orang yang rajin berusaha dan jarang berdoa yang berhasil. Bisa jadi juga orang yang rajin berdoa dan rajin berusaha yang berhasil. Bahakan adalanya, mereka yang tidak berusaha dan tidak berdoa yang berhasil. Tapi setiap usaha dan doa ada hitungan masing-masing. Orang yang berusaha mati-matian tapi lupa berdoa bisa saja berhasil sesuai sunatullah, tapi yang bersangkutan hanya mendapatkan pahala berusaha saja, tidak mendapatkan pahala berdoa. Begitu juga sebaliknya, ada yang hanya dapat pahala berdoa tapi sedikit yang mendapatkan pahala berusaha karena usahanya belum optimal. Makanya, yang lebih baik selalu yang rajin berusaha dan rajin berdoa. Perkara berhasil atau tidak, itu urusan Allah. Setidaknya, kita bisa mendapatkan pahala dari usaha dan doanya. Kalau berhasil juga, anggap saja itu bonus.”
 
“Maafin aak, ya Bunda. Udah gagal dan mengecewakan.”
 
“Tak ada yang perlu dimaafin, Nak. Terkadang, pembelajaran jauh lebih penting dari sekedar keberhasilan dan kegagalan.”
 
“Makasih banyak Bunda.”
 
^_^

Sepertiga malam. Aku terbangun hendak ke kamar mandi. Tak sengaja mendengar lirih isak tangis perempuan. Tentu saja bukan setan. Aku kenal banget suara lembut itu. Suara bunda. Selintas aku juga mendengar namaku ada dalam lirih doanya. Sudah pernahkah aku ceritakan, sebuah rahasia kecil, kalau bunda selalu punya lebih banyak air mata untuk anak-anaknya.

Minggu, April 10, 2016

Bersyukur di Manokwari

Aku harusnya banyak bersyukur bisa dapet penempatan disini.

Aku memilih daerah penempatan, ada banyak pertimbangan.

Dan pertimbangan terbesar adalah siapa orang-orang di sekitar kantor yang bisa menumbuhkan pengaruh baik dalam hidupku.

Aku pilih Manokwari.
Sebuah pilihan yang sadar, dan beralasan.

Aku lihat disana, ada banyak sekali orang-orang baik.
Ka Syirul Hadi, Ka Henny, Ka Salim, Ka Diah, Mas Yeddy.

Pertama kali aku ke kab Manokwari aku segera hubungi Ka Syirul.
Beliau sangat berjasa sekali.
Membantuku selama di Manokwari.

Mencarikan kosan, teman curhat yang baik, suka nraktir. Masya Allah.
Kepribadiannya sungguh indah.
Baik sekali akhlaknya, ramah pada semua orang.
Aku banyak sekali belajar dari beliau.

Ka Salim. Beliau adalah orang yang sangat pekerja keras. Sosial nya juga bagus. Ketua angkatan 52. Keren dah.

Ka Henny. Istri dari Ka Syirul. Beliau sekarang diamanahin 1 org anak. Sangat baik akhlaknya. Dan juga tipe pejuang. Meskipun banyak pekerjaan, tapi ga pernah ngeluh.

Mas Yeddy. Beliau paling senior di kantor. Angkatan 41. Sangat baik orangnya. Senang diajak berdiskusi.

Ka Alim. Kepala seksiku. Dari beliau aku banyak belajar tentang kesabaran. Masya Allah

Disini aku dipertemukan dengan halaqah baru yang satu grup dengan Ka Syirul dan Ka Salim.

Dekat dengan kantor provinsi, ada pengajian kantor juga.

Aktif mengisi kajian2 remaja SMP/SMA. Mengajar tahsin mahasiswa UNIPA.

Semoga Allah berkahi perjuangan ini.
Dan semoga setiap langkah dinilai sebagai ibadah. Aamiin.

Selasa, April 05, 2016

Tarbiyah Madal Hayah

Pesan murobbi sebelum penempatan, "Ya ikhwah, jangan takut untuk kita pergi kemanapun, insya Allah kita akan dipertemukan dengan ikhwah2 dimanapun berada."

Seneng banget bisa ikut liqo lagi di Manokwari, setelah proses transfer halaqah yang di Jakarta.

Seniorku, Ka Syirul, ngajakin liqo kemarin malem.

Alhamdulillah bisa dipertemukan lagi ikhwah2 seperantauan disini.

Bisa nambah iman, saling mengingatkan dalam kebaikan.
Semoga kita terus istiqomah di jalan Tarbiyah ini, aamiin.

Minggu, April 03, 2016

Tulus

Sesuatu yang lahir dari hati akan sampai ke hati.
Orang yang melakukan kebaikan dari hati akan terasa lebih indah.
Orang yang menyampaikan dakwah dari hati akan terasa lebih mengena.

Ya Allah, semoga aku bisa melakukan kebaikan dengan tulus dari hati, hanya mengharap keridhoan Allah. Aamiin.