Eh, aku baru sadar lho, ternyata ada sedikit perbedaan wajah
bunda di beberapa forum perempuan. Untuk waktu-waktu tertentu, bunda nampak
jauh lebih cantik daripada biasanya. Yang bikin sedikit aneh, waktu yang
dimaksud itu bukan waktu-waktu spesial seperti kondangan, apalagi arisan. Untuk
acara-acara model begitu, bunda selalu tampil sederhana. Biasa saja, tapi
enggak norak. Waktu yang dimaksud biasanya waktu ketika bunda ada di rumah.
Lho? Mau tahu alasannya kenapa, yuk kita godain bunda. :D
***
“Ehem,, ehem,,”
“Ehem, kenapa?”
“Bunda cantik banget malam ini.”
“Emang biasanya bunda jelek?”
“Enggak bunda. Enggak salah lagi.” Aku tertawa,
bunda cemberut
“Kalau bundanya jelek, apalagi Putrinya.” Giliran aku yang
cemberut
“Enggak lagi-lagi deh bilang bunda jelek.”
“Tapi beneran deh, bunda beda banget malam ini.
Lebih cantik.”
“Enggak Putri. Biasa aja.”
“Beda..”
“Enggak..” aku enggak mau ngalah
“Beda..”
“Iya, deh. Bunda ngaku.”
“Nah, gitu dong bunda. Emang ada apakah gerangan?”
“Kan malam ini ayahmu pulang dari luar kota.”
“Cie,, bunda.”
“Udah deh, jangan godain bunda melulu.”
“Iya deh. Tapi apa hubungannya bunda?”
“Dulu, semenjak bunda menikah dengan ayah. Bunda
berjanji pada diri sendiri untuk selalu tampil cantik di hadapan ayah. Selelah
apapun kondisi bunda.”
“Kenapa begitu, Bunda?”
“Kamu pernah mendengar suatu cerita, kalau Aisyah,
isteri rasulullah SAW pernah merasa cemburu pada seorang perempuan yang bukan
siapa-siapa. Tapi kata rasulullah, perempuan itu akan masuk syurga?”
“Belum tuh Bun, emang kenapa perempuan itu bisa
masuk syurga?”
“Karena, perempuan itu setia sekali menyambut
suaminya sepulang kerja dengan wajah yang cerah, berdandan secantik-cantiknya
padahal mereka miskin, juga membantu membersihkan keringat dari tubuh
suaminya.”
“Sederhana sekali ya, Bunda.”
“Tidak sayang, ini bukan perkara yang sederhana. Ini
tentang salah satu bakti seorang isteri kepada suami. Bagi kita para perempuan,
yang cenderung lebih suka dimanja, lebih suka diperhatikan, berbakti kepada
suami bukanlah perkara mudah. Dibutuhkan keikhlasan dan kesabaran tingkat
tinggi untuk konsisten pada bakti sekecil apapun. Itulah sebabnya, banyak rumah
tangga yang berantakan karena kegagalan isteri untuk berbakti kepada suaminya,
atau rumah tangga yang jauh dari keharmonisan karena isteri yang terlalu banyak
menuntut.”
“Oh, begitu ya bunda.” Aku mengangguk, pura-pura
mengerti.
“Sebenarnya, cantik itu seperti apa ya bunda?”
“Nak, banyak sekali yang beranggapan kalau cantik
itu tentang penglihatan; tentang seberapa indahnya wajah, atau seberapa baiknya
sebuah benda. Padahal sejatinya, cantik itu tentang perasaan, bukan sekedar
penglihatan.”
“Maksudnya, Bunda?”
“Cantik itu terlalu mulia untuk dilihat sementara
saja. Cantik akan lebih indah jika diperuntukkan untuk sesuatu yang lebih
abadi. Sementara wajah, hanya tinggal menunggu waktu saja untuk dibilang tidak
cantik lagi. Lagipula, yang namanya wajah adalah sesuatu yang sudah diberikan
Tuhan kepada kita. Kita tidak bisa dan tidak diperbolehkan mengubahnya bukan.
Mau di make-up setebal apapun, sejatinya kecantikan
itu tidak akan pernah bertambah. Begitu-begitu saja. Sementara saja. Tentu
Putri enggak pengen kan, selalu berdandan 24 jam nonstop untuk dibilang
cantik?itulah kecantikan menrut mata, menurut penglihatan. Sedangkan cantik
menurut hati adalah cantik yang dinilai dengan perilaku, dengan sikap. Tentu
saja lebih sejati dan lebih abadi daripada sekedar penglihatan.”
“Emang kita enggak boleh dandan ya, Bunda.”
“Boleh, sayang. Bahkan perempuan punya kecenderungan
untuk tampil cantik. Salah satunya ya dengan berdandan. Asalkan tidak
berlebihan, tidak mengundang nafsu para lelaki, juga tidak mengundang fitnah.
Dengerin bunda, salah satu amanah yang paling berat untuk kaum perempuan adalah
menjaga kecantikan. Sayangnya, banyak yang salah memahami menjaga kecantikan
itu dengan berdandan atau bermake-up ria. Padahal yang dimaksud menjaga
kecantikan itu adalah mengendalikan diri juga mengendalikan hati dari hal-hal
yang membuat kecantikan itu menjadi bencana. Bencana moral untuk diri sendiri,
ataupun penyimpangan secara sadar atau tidak yang diakibatkan olehnya. Makanya,
untuk kecantikan yang berhubungan dengan wajah, bunda hanya benar-benar sangat
ingin tampil cantik di hadapan ayah saja.”
“Gitu ya, Bunda.”
“Iya, sayang. Makanya, yang harus kita percantik adalah
hati kita, perilaku kita; yang sudah jelas-jelas diberikan potensi untuk
meningkat, bahkan tanpa batas. Seberapapun kita ingin, kita bisa
mempercantiknya. Dan semakin cantik hati dan perilaku kita, semakian
mulia kita. Sayangnya, itu tidak berlaku pada wajah. Tidak selalu yang wajahnya
cantik, lebih mulia dari yang kurang cantik.”
“Oke, deh bunda cantik. Aku ke kamar dulu ya.”
***
Tuk, tuk, tuk. Ada suara pintu diketuk. Suara
salamnya sih suara ayah. Wajah bunda langsung ceria, menjawab salam, membuka
pintu, tersenyum manis, lalu mencium tangan ayah. Aku asik mengintip dari ruang
tengah. Hmm, sampai saat ini bunda memang perempuan tercantik dalam hidupku.
#diorama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar