Minggu, Januari 17, 2016

Cara

Sekelompok kawan itu sedang bergembira ria, membicarakan apa saja, bermacam rupa. Banyak hal yang penting, lebih banyak lagi yang tidak penting. Namanya juga kanak-kanak. Gaduh, berisik, dan mengasikkan. Salah satu dari mereka dipanggil Ibunya, lalu masuk ke kamar.

“Nak, Ibu lelah sekali dan ingin beristirahat. Bisakah kamu beritahu teman-temanmu agar jangan terlalu berisik?”

“Baik, Bu.”

Sesampainya di ruang tamu, anak tadi mengajak teman-temannya bermain bola di lapangan. Mereka masih ceria, meninggalkan rumah dan menuju lapangan. Bola adalah hobi mereka. Maka, tak sulit mengajak mereka bermain bola. Sedangkan ibu, tertidur sangat tenteram.

Sepulang dari main bola;

“Darimana, Nak?”
“Main bola, Bu.”

“Tadi kan ibu hanya meminta agar kalian jangan terlalu berisik. Bukan untuk tidak boleh bermain di rumah.”

“Bu, Kalau saya mengatakan itu kepada mereka, saya enggak yakin mereka akan ngerti kondisi ibu. Mungkin mereka akan bilang kalau ibu galak, kalau ibu enggak suka kami main di rumah dan kami jadi enggak semangat lagi bermain. Kan ibu juga pernah bilang; kita, selalu punya banyak cara untuk mencapai suatu tujuan. Tapi sebelum cara itu dilakukan, kita harus mempertimbangkan akibatnya terlebih dahulu, agar tujuannya bisa tercapai dengan baik. Agar tidak menciptakan suasana dan akibat lain yang tidak diinginkan. Benar kan, Bu?”

Ibu mengangguk, tersenyum bangga, lalu menuangkan segelas air dingin untuk putranya yang sedang kelelahan.


#diorama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar