Semua
punya ingin yang tak terbatas. Tapi tak semua ingin harus terbalas. Ini bukan
karena Dia tak mampu menggenapi segala ingin. Itu mudah saja bagi-Nya. Toh Dia
Maha Kuasa atas segala. Masalahnya, tidak semua ingin adalah kebaikan, dan tak
seluruhnya ingin menghasilkan kebajikan. Bisa jadi, sebagian ingin adalah
nafsu, dan tak semua nafsu harus dituruti. Mungkin saja ingin itu baik, tapi
kadang, Dia punya standar kebaikan yang berbeda. Tentunya, standarNya jauh
lebih canggih daripada standar manusia. Karena itulah, kadang manusia belum
mampu menjangkaunya. Belum bisa memahaminya. Sampai hikmah itu terkuak di depan
mata.
Perihal prosesnya; ingin dan balas disambungkan dengan tali
usaha, direkatkan dengan cairan keringat, dihidupkan dengan nafas semangat, serta
dijodohkan oleh restu Pencipta. Syaratnya, harus ada mulut yang senantiasa
mendoa, hati yang slalu siap mensujud, tangan yang tak lupa berkarya, otak yang
tak lelah berputar, prasangka yang berkutub positif, juga sabar serta syukur
yang setia menemani.
Dalam
perjalanannya, bersiap-siaplah. Dia selalu punya kejutan. Kadang kejutan itu
berupa sesuatu yang jauh dari ingin. Entah berupa kebaikan ataupun keburukan.
Entah berwujud nikmat ataupun bencana. Bukan karena Dia tak sayang, bukan juga
karena Dia tak adil. Dia hanya sedang menguji, apakah yang diberikan-Nya
mempengaruhi cinta kepada Nya. Seharusnya tidak. Karena apapun kondisinya, Dia
tetap Maha Pengasih lagi Penyayang. Dan bukankah romantisme cinta selalu
membutuhkan pembuktian. Sedangkan cinta tanpa bukti adalah gombal.
Berharap dengan sangat:
Semoga sebagian besar inginku dan inginmu adalah
keinginan-Nya juga.
#diorama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar