Jumat, Januari 15, 2016

Cerita

Hidup punya banyak cerita. Sayangnya, cerita itu tidak selalu mesra bergandengan, juga tidak melulu kompak beriringan. Kadang, mereka harus saling mengantri untuk tiba saatnya dinikmati. Kadang, salah satu cerita itu harus berakhir sebelum waktunya.Entah itu dipaksa ataupun direlakan. Ini bukan permasalahan tega atau tak tega. Juga tak sesederhana adil dan tak adil. Sekali lagi, ini karena hidup punya banyak cerita, sedang kita punya waktu terbatas untuk menikmati setiap cerita. Sedangkan kita punya hati yang terbatas untuk menampung segala rasa. Pikiran kita juga punya batas kapasitas yang tak bisa dipaksa. Kecuali, jika kita suka dengan ketidakjelasan, ketidakpastian, atau tak mau menikmati cerita yang ada. Kecuali, kalau kita hanya mau menjadi penonton. Menyaksikan orang perorang dengan cerita hebatnya masing-masing, tanpa tahu kita sedang dan menginginkan cerita apa. Mau enggak mau, suka enggak suka, kita harus berani memilih kalau benar-benar mau menikmati cerita itu. Tak perlu banyak-banyak. Tak usah muluk-muluk. Sedari dulu, kualitas jauh lebih diutamakan dari kuantitas. Jika dua hal itu belum berjodoh untuk bisa beriringan. 

Hidup juga akan menyuguhkan beraneka macam cerita yang bukan tentang kita. Sukses para sahabat, atau hebatnya para kerabat. Tapi kita tahu, setiap kita punya cerita masing-masing. Setiap kita punya jatah masing-masing. Iri hanya akan membuat kita semakin lelah. Dan hati yang tak siap akan membuat kita merasa sakit. Ingin begini begitu karena orang lain begini begitu hanya lari dari diri sendiri. Seharusnya, ingin itu berasal dari dalam hati, dengan kesadaran juga pemahaman. Bukan karena orang lain seperti ini atau seperti itu. Mereka cukup menjadi inspirasi saja, memberikan pelajaran yang bermakna kepada kita melalui cerita-cerita hidupnya. Dan kita layak berterimakasih dan bersyukur dikelilingi orang seperti mereka. Walau terimakasih itu hanya diungkapkan dengan sepenggal doa tulus untuk kebaikan mereka. Tapi kita tak harus menjalani cerita seperti mereka. Sekali lagi, karena kita punya cerita masing-masing. 

Setiap cerita punya akhir tersendiri. Terserah mau berapa panjang cerita itu berseri. Tak peduli akhir itu akan baik atau buruk. Karena kita hanya harus mengakhiri cerita kita dengan indah. Dan tak jarang, suatu akhir yang buruk ternyata jauh lebih indah di kemudian hari. Karena indah tidak diukur dari baik-buruknya akhir sebuah cerita, tapi dari proses kita menjalani ceritanya, dari seberapa banyak kita menggali pelajaran dan pengalaman berharga dari cerita itu. Selamat menyusun dan menjalani cerita hidup masing-masing. Cerita yang sudah pasti tidak selalu mudah, tapi semoga saja selalu indah. Cerita, yang memang benar-benar layak untuk bisa dikenang. 

#diorama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar