Minggu, Januari 17, 2016

Air Mata

Sedikit berfilosofi. Jika tuhan menciptakan sesuatu secara berpasangan, pasti yang diciptakan berpasangan itu ada untuk saling melengkapi. Begitu juga dengan bahagia, sudah diciptakan satu paket dengan pasangannya. Sedih namanya. Maka beruntunglah orang yang bisa berbahagia dengan sedih dan bersedih dengan bahagia. Bukan hanya karena hukum pergantian yang meniscaya, tapi bahagia itu akan lebih menyenangkan jika ada sedih, dan sedih akan lebih mengharukan jika tahu apa itu bahagia.

Jika tidak ada sedih, maka semua rasa adalah bahagia, selanjutnya bahagia tidak akan terasa.

Kalau ada simbol yang melambangkan sedih, bisa jadi air mata yang yang paling cocok untuk bersanding dengan senyuman sebagai tanda bahagia. Walaupun keduanya terlahir dari organ yang berbeda. Air mata? Terlalu melankoliskah untuk membicarakan itu? Sepertinya tidak. Ada yang mengkhianati kata itu, sehingga menimbulkan persepsi yang tak sepenuhnya utuh, hanya sebagai lambang kecengengan, ketidakberdayaan, kadang  kemanjaan.

Mari kita bermain kata. Ubah urutan katanya. Air mata menjadi mata air. Bukankah terkadang air mata itu menyejukkan hati setelah dikeluarkan, seperti mata air yang menyejukkan dahaga. Atau mungkin mata kita sudah terlalu kotor, sehingga perlu dicuci dengan air mata, agar bisa melihat kehidupan lebih jernih lagi. Atau coba saja gunakan air mata untuk meluluhlantakkan kesombongan, mengecilkan kepala yang membesar, merendahkan hati yang meninggi, membasahi peka yang mengering, atau membunuh penyakit hati yang sudah terlalu lama berkembangbiak.

Bagaimana kalo kita dalami saja jenis air mata. Ada air mata rindu ibu kepada anaknya. Air mata pemimpin untuk rakyatnya. Air mata kepedulian. Air mata pengorbanan. Air mata kasih sayang. Air mata belasungkawa. Air mata penyesalan. Air mata kerinduan terhadap Tuhan. Air mata harap-cemas. Air mata kebahagiaan. Air mata sepertiga malam. Ada yang burukkah dengan itu semua?

Maka menangislah, jika itu membuatmu semakin dekat dengan-Nya.


#diorama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar