Berhenti di sana. Jangan lagi kamu berjalan meski pelan-pelan. Aku takut ketika kamu jatuh, tanganku belum siap di sana untuk menangkapmu. Jadi tunggu dulu.
Tunggu. Sampai mulutku tak lagi gagu. Sampai bicaraku lancar tanpa harus fokus pada jantung yang dengan cepat berdebar. Aku tidak akan mengatakan kata-kata yang diucapkan kebanyakan orang: pasaran, bualan. Jadi biarkan aku berkreasi sambil membaca situasi. Dan selama itu, silahkan kamu menunggu.
Barangkali kamu akan bertanya dalam hati: 'Sampai kapan?'
Sampai kamu mengerti.
Bahwa matahari tiada pernah membenci bumi, ia hanya tidak ingin menyakiti. Pucuk pohon tak pernah membenci akar, mereka hanya ingin bersinergi untuk jadi berdaya.
Jarak dicipta, tiada lain karena ia punya makna. Maka berhentilah disana.
Adanya rasa bukan untuk diterka, jadi biarlah ia tetap indah sebagai sesuatu yang tidak disangka.
Semoga Alloh selalu jadi yang pertama :)
Puitisnya..
BalasHapus