Sabtu, Maret 31, 2012

Airmata Ibu Kita


Kalau tak pernah ada usapan sayang di waktu kecil, mungkin hari ini kita tak punya kekuatan jiwa untuk melangkah. Kalau tak ada kecupan lembut dari pada bunda untuk anak-anaknya, mungkin tak akan lahir kesejukan hati untuk menata hidup dengan lebih baik. Tulang-tulang kita akan rapuh, jiwa kita tak mampu berdiri kokoh menghadapi tantangan hidup, dan dada kita sempit oleh sesaknya persoalan. Disaat kita masih tak berdaya sama sekali, setetes susu ibu adalah karunia yang menguatkan tubuh kita sekaligus memberi ketenteraman pada jiwa.


Satu malam kasih-sayang seorang ibu kepada anaknya, tak akan dapat disamai oleh tulusnya perhatian seorang bapak yang sangat sayang kepada anaknya. Sekuat apapun cinta seorang bapak, tak akan dapat menggantikan tugas seorang ibu dalam merawat anaknya. Sebab, ia tak hanya memberi seteguk minuman untuk menguatkan badan. Ia juga memberi kasih-sayang. Ia juga meneteskan keikhlasan dan memberi dekapan yang membangkitkan pengalaman batin serta rasa aman bagi anak-anak yang disusinya. Semakin besar ketulusan hati dan pengharapan jiwa seorang ibu untuk kebaikan anaknya, semakin punya makna setiap tetes ASI yang dipancarkanannya untuk hari, jiwa, otak dan tubuh anak.

^_^

Begitu berharganya.. begitu tingginya nilai kasih sayang seorang ibu, sampai-sampai Rasululloh saw menempatkan ibu sebagai orang pertama yang paling layak dihormati. Ingatlah, ketika Imam Bukhari meriwayatkan dalam sebuah hadits.

Seorang laki-laki datang kepada Rasululloh saw dan bertanya, “Wahai Rasul Alloh, siapakah manusia yang paling berhak aku hormati?”
Rasululloh Saw menjawab, “Ibumu.”
Orang itu berkata, “Siapa lagi?”
Rasululloh Saw berkata, “Ibumu.”
Orang itu pun bertanya lagi, “Lalu siapa lagi?”
Rasululloh Saw menjawab, “Ibumu.”
Lalu orang itu berkata lagi, “Siapa berikutnya?”
Rasululloh Saw berkata, “Bapakmu.” (HR. Bukhori)

Tak ada yang sanggup kita lakukan untuk membalas sebagian saja dari kasih-sayang mereka kepada kita. Apalagi, mencintai dan berbuat baik kepada seorang ibu tak sekedar untuk balas jasa. Ada ibadah di dalamnya. Tidak sempurna ketaatan kepada Alloh tanpa bakti kepada orangtuanya.

Referensi: Buku “membuka jalan ke surga” oleh Ustadz Fauzil Adhim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar