Semua tentang
menulis. Banyak lomba menulis, tapi belum satupun yang aku buat.. aaa… aku
harus ikut aku memilih salah satu lomba dari KAMMI tentang lika liku perjalanan
dakwah.. bismillah..
Perjalanan Tarbiyahku..
Aku ikut organisasi saat aku smp, masih
ingat aku saat itu aku menjadi anggota Osis dan anggota Rohis. Tapi yang paling
berpengaruh dalam hidupku Rohis. Rohis membuka jalan untuk mengembangkan
pribadi menjadi pribadi yang bermakna dan bermanfaat Insya Alloh..
Di Smp ini aku bermula mulai dikenalkan
dunia dakwah. Aku juga sudah ikut kelompok liqo pekanan baik di sekolah maupun
di rumah. Saat itu aku masih ingat betapa aku masih berat mengajak temen-temen
di SMP untuk melakukan salah satu sunnah Rasululloh di pagi hari, sholat duha. “Ah
sok alim lo..” kata temanku saat aku mengajak untuk pergi sholat. “Biarin..
daripada sok kafir.. hehe” aku melongos pergi. Tugasku hanya mengajak kan? Mau atau
tidak urusan pribadi masing-masing.
Berlanjut ke Sma, aku kembali aktif di
kegiatan Rohis. Saat kelas dua, aku dijadikan menjadi koordinator apresiasi
khusus (apsus) yang bergerak di bidang seni dan olahraga. Salah satu yang aku lakukan
tiap minggu adalah membuat bulletin tiap jum’at, sekaligus mengambil infaq di
setiap kelas. Setiap minggu aku harus menyerahkan tulisanku ke percetakan, dan
esoknya aku harus mengambil untuk dibagikan di setiap kelas. Begitu satu minggu
sekali. “Wahyu caranya gimana ya biar kita rajin ibadahnya..” temenku bayu
curhat padaku. “Wah berat nih pertanyaannya. Kalo aku sih biar ibadahnya
terjaga ikut pengajian pekanan (liqo) bareng ka de.. mau ikut?” jawabku dengan
diakhiri sebuah ajakan. Aku seneng banget bisa aktif di Rohis. Temen-temennya
dahsyat! Rajin ibadah, akademiknya bagus, organisasinya jalan terus, bahkan
Rohis kami pernah membuat kata-kata yang selalu bikin motivasi kami, “Dakwah
oke. Prestasi yes.” Sederhana ya. Hehe. Tapi
ini yang membuat semangat kami. Kita tak jarang pulang malem karena harus
mempersiapkan kegiatan, dan tak jarang juga saat pulangnya kena marah karena
pulang telat. Namun itu semua menyenangkan, karena bisa berkumpul dengan
temen-temen yang luarbiasa dalam akademiknya, dan luarbiasa dalam hal
ibadahnya, subhanalloh. Perjalanan yang berat, akan terasa ringan dengan
bersama-sama. Bener ga? ^^
Perjalanan dakwah, aku lebih seneng
menyebutnya dengan istilah “Perjalanan Tarbiyah”. Karena dakwah ini adalah
proses kita untuk memperbaiki diri, dan memperbaiki umat. Subhanalloh.
Perjalanan tarbiyahku berlanjut hingga
aku kuliah.
Aku meminta surat transfer untuk
kepindahan kelompok liqoku di Bogor. Setelah aku lulus dari SMA tepatnya di
SMAN 9 Bandarlampung, aku melanjutkan kuliah di Institut Pertanian Bogor. Aku lebih
seneng menyebutnya Institut Pesantren Bogor. Karena disini banyak sekali
aktivitas-aktivitas keislamannya. Alhamdulillah.
Aku di Bogor tinggal di asrama berteman
dengan teman yang belum kita kenal, dan dipertemukan dalam sebuah kamar yang
berisi empat orang. Disini aku belajar untuk mandiri, belajar untuk dekat
dengan teman.
Selain itu, aku kembali aktif di
kegiatan LDK (Lembaga Dakwah Kampus). LDK di IPB namanya LDK Al-Hurriyah. Aku masih
ingat saat open house di IPB, garda terdepan sudah terpampang besar, “Islamic
Student Center LDK Al-Hurriyah” dengan bersemangat yang memegang mic di depan
tarub berkata, “ayo yang mau keren, yang mau berprestasi ikut bareng kita di
ISC Al-Hurriyah”
Setelah open house, banyak rangkaian
kegiatannya, berupa belajar bareng, ngaji bareng, dan seminar-seminar
kemahasiswaan. Setelah rangkaian kegiatan ISC, baru diadakan open recruitment yang
akan dijadikan pengurus LDK.
Alhamdulillah. Aku belajar banyak dari Dakwah
ini. Aku belajar untuk berbagi ilmu melalui kegiatan ngaji pekanan atau liqo. Aku
belajar pengorbanan dalam mengadakan suatu kegiatan. Aku belajar untuk memahami
orang dalam berjama’ah.
Aku banyak belajar dari dakwah ini. Aku merasakan
kehangatan bertemu dengan teman-temen LDK, walo fisik lelah namun wajahnya
selalu memberikan senyum tulus untuk saudaranya. Subhanalloh.
Setiap pengorbanan kita Insya Alloh akan
diganjar oleh Alloh.
Teringat sebuah taujih dari Ustadz Angga,
murobbi kami di IPB. “Akhi bukan dakwah yang butuh kita. Karena tanpa antum pun
masih banyak kader dakwah yang akan membangun peradaban ini. Tapi kita yang
butuh dakwah. Kita bergerak bersama dalam satu jama’ah untuk terus menyuarakan
kebenaran agama ini.”
Tetep semangat di jalan dakwah. Dan selalu
hadiri kegiatan ngaji pekanan atau liqo. Untuk mengecas ruh ini agar selalu
semangat dalam menjalani aktivitas, dan selalu semangat dalam kegiatan-kegiatan
dakwah.
Wahyu Ahmad Kautsar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar