Minggu, Desember 06, 2015

Tuliskan

Dear ananda.
Sblm diskusi ini benar-benar ditutup, mohon ijin yuk sama-sama mengingatkan.
Menikahlah Nak manakala dirimu sudah  benar-benar siap. Siap di sini bukan hanya faktor usia, pendidikan dan finansial. Tapi benar-benar siap menerima orang lain untuk menjadi bagian dari diri kita. Seperti daging dengan darah.
Ilmu mengenal diri harus benar-benar diamalkan.
Kalau kita seorang pencemburu, posesif, sangat mengagungkan privasi, jangan menikah dengan aktifis populer dan relawan yang murah hati lapang segala.
Jika kita seseorang  yang mau benar sendiri tak mau dibantah, jangan bermimpi punya pasangan cerdas, dan sehat  yang pastinya kritis.

Banyak orang sesumbar ingin punya pasangan shalih/shalihah, cerdas, sehat, kaya, pemurah, dari keluarga "Intelek" dsb..dsb.
Lalu setelah menikah stress sendiri karena tak mampu mengimbangi gaya hidup orang "Intelek" karena masih suka sembarangan.
Jadi ya mari mengukur dan memantaskan diri.
Pernikahan bukan "Kamar Sakti" yang membuat orang berubah.
Jadi jangan bermimpi setelah menikah bisa merubah pasangan..
Yang paling bisa kita lakukan hanya penyesuaian, pemaafan, dan pengikhlasan yang tiada akhir.
Karena nenek moyang kita dari jaman baheula sudah berulang-ulang mengingatkan, bahwa cinta adalah pengorbanan. Terdengar sangat klise. Namun sangat benar adanya.
(Bunda Tatty)

Tuliskan nama jodoh yg kamu inginkan dgn pensil dan berikan penghapus pd Allah. Jikalau dia bukan jodohmu, cukup takdir Allah yg menghapus namanya & menggantinya dgn yg lebih baik bagimu

-Diskusi FIM tentang Jodoh-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar