Have you
read “The Seven Habits of Highly Effective People”? Karyanya Stephen R.Covey . Buku
ini terkenal bangeet dari dulu, dan menjadi salah satu buku yang best seller. Ternyata,
Islam juga punya lo Seven Habits yang ga kalah kereen. Dan seven habits ini
bersumber dari surat Al-Fatihah yang sering bangeet kita baca.
Dalam sebuah
buku yang inspiratif karyanya Ustadz Harjani Hefni, MA, beliau menuliskan buku “The
Seven Islamic Daily Habits” HIdup Islami dan Modern Berbasis Al-Fatihah. Dalam tulisan
ini Insya Alloh akan sedikit menerangkan rangkuman isi buku tersebut, mudah2an
bisa diamalkan dalam keseharian kita, bismillah..
Yang pertama,
Bismillah dalam memulai setiap pekerjaan.
Prinsip inilah yang diajarkan Alloh kepada Rosul-Nya Muhammad Saw sejak pertama
kali menerima wahyu. Sejak saat itu juga, Nabi Saw tidak pernah meninggalkan
prinsip ini dalam setiap aktivitasnya. Bahkan beliau mengatakan bahwa setiap
pekerjaan yang tidak dimulai dengan ucapan Bismillah, maka tidak akan sempurna.
Orang yang memulai aktivitasnya dengan menyebut nama Alloh, insya Alloh lebih
mampu mengendalikan diri dibandingkan orang yang tidak menyebut nama-Nya.
Yang kedua, Bersyukur atas segala nikmat yang diterima.
Prinsip ini selalu dipegang teguh oleh Rosululloh Saw sejak beliau menerima
risalah Islam. Dalam Al-Quran pun diterangkan, dalam Surat Ibrahim ayat ke-7,
"Dan (ingatlah juga), tatkala
Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." Prinsip syukur ini menjadikan Nabi
Muhammad Saw sangat dekat dengan Alloh, menghargai sesama, dan menikmati hidup
laksana di surga. Syukur membuat jiwa tenang dan kerja menjadi konsentrasi. Syukur
juga mampu mendongkrak produktivitas manusia.
Yang ketiga,
Berpikir positif terhadap Alloh dan
berkasih sayang terhadap sesama. Sikap berpikir positif ini dicontohkan
oleh Rosululloh Saw kepada kita dalam kondisi tersulit sekalipun. Di saat
masyarakat Thaif menolak kehadiran beliau dan dakwah yang beliau bawa, bahkan
beliau dilempari batu, beliau masih mengedepankan pikiran positifnya terhadap
mereka, dengan harapan akan lahir dari rahim-rahim masyarakat di situ yang akan
menjadi pemimpin Islam di masa yang akan datang. Melakukan dengan kacamata
pikiran positif membuat Rosululloh Saw mampu bertahan dengan prinsipnya dan
selalu merasa berada di bawah lindungan-Nya. Dalam konteks dunia kerja,
berfikir positif terhadap Alloh membuatnya semakin bersemangat meningkatkan
kualitas dirinya, karena dia yakin Alloh tidak akan menzhalimi hamba-Nya.
Yang keempat,
Berorientasi akhirat. Prinsip ini
membuat kita sekali mendayung dua atau tiga pulau terlampaui, artinya energy yang
kita keluarkan untuk dunia sekaligus bernilai akhirat. Tidak terjadi tumpang
tindih dan tabrakan antara pekerjaan dunia dan akhirat. Mempraktekkan prinsip
ini akan menjadikan kita orang yang kaya kredit poinnya di sisi Alloh, dan
menjadikan kita selalu merasa diingatkan tentang akhirat saat kita berniat
melakukan penyimpangan.
Yang kelima,
Beribadah dan Berdoa. Alloh berjanji
akan mengabulkan harapan kita kalau kita mendahulukan ibadah, ketundukan dan
loyalitas kepada-Nya. Mempraktekkan prinsip ini akan membuat hidup kita semakin
optimis, karena Alloh tidak pernah mengingkari janji-Nya. Alloh berfirman dalam
Al-Quran surat Al-Mu’min ayat ke-60, “Dan
Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan
masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina."
Yang keenam,
Konsisten dalam komitmen. Sesuai dengan
karakter hati yang gampang bolak-balik, maka banyak orang yang tidak mampu
bertahan dalam prinsipnya. Menjaga konsistensi diri dalam komitmen kebaikan
adalah pekerjaan sulit yang membuahkan hasil spektakuler. Alloh berfirman dalam
Al-Quran surat Fusshilat ayat ke-30, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah
Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan
turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah
merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan
Allah kepadamu."
Yang terakhir
atau yang ketujuh, Bercermin. Orang yang
tidak mau bercermin atau belajar dengan sekitarnya ibarat orang yang berjalan
dengan menutup mata, dia asyik dengan dirinya dan tidak pernah tahu dengan
dunia luar. Padahal, lingkungan sekitarnya adalah kitab berharga yang banyak
mengandung pelajaran.
Mudah2an
manfaat. Wollohualam bisshowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar