Minggu, Desember 09, 2012

Menyikapi Ujian



Tulisan ini merupakan salah satu artikel yang dibuat oleh aa gym. Mudah-mudahan memberikan manfaat bagi kita, agar kita bijak menyikapi ujian. Silahkan dibaca, dihayati, diamalkan dalam hidup kita. n_n



Sungguh Alloh menggolongkan kita menjadi orang pemberani dalam mengarungi hidup ini. Berani menghadapi tantangan, berani menghadapi ujian. Berani menghadapi masalah seberat dan sepelik apa pun. Karena sesungguhnya sudah dapat dipastikan bahwa hidup ini adalah perpindahan dari satu persoalan kepada persoalan lain. Hidup ini adalah perpindahan satu masalah kepada masalah yang lain. Perpindahan dari satu ujian ke ujian lain. Tidak ada pilihan bagi kita dalam hidup kecuali mengarunginya untuk sampai kepada tujuan yang dituju.
Saudaraku, mendengar kata “ujian” kadang kala menjadi suatu kata yang tidak menyenangkan bagi sebagian orang. “Ujian, ulangan, tes”, seakan ini menjadi beban dan menjadi suatu yang menyusahkan. Apalagi kalau mendengar akan datang suatu ketika “ujian dari Alloh”. Tiba-tiba kita menjadi gentar dan takut!!! Seakan ujian itu menjadi sesuatu yang berat yang menimpa dan menghimpit kita, bahkan menyengsarakan kita.
Memang benar bagi orang yang tidak mengetahui ilmunya, tidak paham cara menyelesaikan ujian. Akan tetapi berapa banyak orang yang menjadi bahagia dan mulia dengan ujian. Berapa banyak orang yang sangat menikmati ujian. Karena mereka sudah mempersiapkan diri dengan datangnya ujian. Jadi, selayaknyalah “ujian” bukan lagi kata yang aneh yang harus kita takuti. Karena dengan diuji akan tampak mutu dan kualitas diri kita.
Justru ujian itu penting, Mengapa? Karena ujian itu akan membuat sesuatu menjadi terukur. Kita akan tahu siapa diri kita ketika menghadapi ujian. Kita juga akan tahu kemampuan kita yang sebenarnya ketika diuji. Kualitas suatu barang pun akan diketahui ketika barang tersebut telah diuji. Halal atau haram akan diketahui ketika diuji. Jadi, bagaimana mungkin kita mengarungi hidup dengan tanpa tahu siapa diri kita? Bagaimana mungkin kita bisa mengubah sesuatu tanpa mengetahui apa yang harus diubah.
Saudaraku, ujian itu penting. Kita perlu diuji agar tahu siapakah diri kita yang sesungguhnya. Kemampuan apakah yang sudah kita miliki. Ilmu yang sudah dipelajari hanya akan diketahui setelah melalui ujian. Belajar setiap hari di sekolah, mengerjakan tugas dari guru, lantas kapan diketahui kemampuannya? Yaitu ketika mengikuti tes atau ujian. Setelah itu baru diketahui apakah bisa mengerjakan atau tidak. Kita menghafal Al-Quran, kapan diketahui hafalannya benar? Ketika diuji. Jadi, kita tidak bisa hidup dengan membohongi diri dengan merasa tahu, padahal sesungguhnya kita tidak tahu. Kita merasa sudah bisa akan tetapi sebenarnya tidak bisa. Itulah sebabnya di sekolah, di kampus kita pasti menghadapi yang namanya ujian. Boleh jadi soalnya sama namun hasil nilainya berbeda. Ada yang mendapat nilai bagus sehingga ranking ke satu, namun ada pula yang tidak naik kelas.
Dengan soal ujian yang sama ada yang bahagia ada pula yang berlinang air mata. Bagi mereka yang malas belajar pasti gentar menghadapi ujian. Takut tidak bisa mengerjakan soal, takut mendapat nilai jeblok. Akan tetapi tidak demikian orang yang memiliki cita-cita tinggi. Mereka sungguh-sungguh mengikuti pelajaran, begitu gigih belajar dan berlatih tiada mengenal putus asa. Dengan demikian, sebenarnya bukan ujiannya yang menjadi masalah, tetapi bagaimana sikap dan kesiapan kita menghadapi ujian.
Begitupun dalam hidup ini, ujian akan dinikmati bagi orang yang cita-citanya tinggi dan selalu belajar, berlatih setiap hari. Nah, mulai sekarang kita harus mengakrabkan diri kita dengan yang namanya ujian. Agar kita selalu bersemangat untuk belajar dan berlatih menempa diri.
Begitu pula diuji oleh Alloh, kita akan takut diuji oleh Alloh karena kita sangat takut kehilangan dunia ini. Tetapi kalau kita sadar bahwa semakin diuji maka akan semakin naik derajat di sisi Alloh. Bagi yang merindukan derajat yang tinggi di sisi Alloh, maka saat ujian datang adalah saat yang dinantikan karena akan ada kenaikan tingkat. Tidak mungkin Alloh menguji hamba-Nya dengan sesuatu yang tidak sanggup memikulnya. Alloh tidak akan membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya.
Tidak ada yang harus kita takuti. Orang yang gentar adalah orang yang terlalu cinta dunia sehingga takut kehilangan kenyamanan, takut kehilangan kedudukan, takut kehilangan pujian makhluk, takut kehilangan penghargaan. Inilah yang membuat gentar, takut mendapatkan ujian dari Alloh. Padahal tidaklah Alloh menguji hamba-Nya kecuali untuk kebaikan dirinya. Seseorang tidak dikatakan beriman dengan baik sebelum diuji.
Saudaraku, jika ingin bisa menikmati ujian maka salah satu kuncinya harus mempunyai cita-cita yang tinggi dalam pandangan Alloh. Bila cita-citanya rendah maka akan gentar menghadapi ujian hidup. Bagi orang yang cita-citanya kedudukan disisi Alloh tidak akan risau menghadapi ujian hidup ini. Sesungguhnya cinta dari makhluk kepada kita bukan karena usaha kita meraih cinta mereka. Kita dicintai orang lain andai kita dicintai Alloh. Maka kita berbuat jangan memburu cinta manusia, jangan memburu cinta makhluk, melainkan memburu cinta Alloh. Jika Alloh mencintai kita, niscaya Alloh akan menggerakkan hati manusia untuk mencintai kita. Sayangnya kita lebih sibuk mencari cinta manusia daripada sibuk memburu cinta Alloh SWT. Dan itulah yang membuat kita sangat takut menghadapi hidup ini. Barangsiapa yang mencintai keluarga, harta dan apa pun yang melampaui cintanya kepada Alloh, itulah yang membuat dia gentar, takut kehilangan segalanya. Tetapi bagi pecinta Alloh, dia berjuang siang malam melakukan apa pun yang disukai Alloh maka Allohlah yang akan menjamin kehidupannya.
Saudaraku, orang paling menikmati ujian adalah orang yang paling mempersiapkan diri. Dia sadar dan mengukur diri bahwa akan datang baginya saat ujian datang. Bersiaplah dengan ilmu. Ketika datang saat-saat ujian dari Alloh, hati, pikiran dan lisan berucap dengan tulus “Innalillahi wainna ilaihi rajiun”. Sesungguhnya kami adalah milik Alloh, semua ada dalam kekuasaan Alloh dan kembali hanya kepada Alloh. Apabila ditimpa musibah kemudian ridho dengan ketentuan Alloh maka Alloh ridho kepadanya. Oleh karena itu, siapkan dari awal bahwa kita pasti mengalami saat-saat sulit, saat ujian. Ini wajar, tidak aneh dan sudah sering kita menjalani.
Setelah persiapan matang kita pun harus melatih diri. Seperti halnya ketika kita ulangan di sekolah, semakin banyak berlatih dengan soal-soal latihan, kita semakin terlatih sehingga tidak gentar menghadapi ujian bahkan ditunggu karena dia yakin setelah ujian dia akan naik kelas. Dalam kehidupan sehari-hari, jadikan kejadian sekecil apa pun sebagai latihan. Kita dihina, difitnah, ditipu, ditertawakan jadikan sebagai latihan. Saat di jalan raya berlatih, di kantor berlatih, di rumah berlatih, di mana pun kita berada jadikan sebagai sarana latihan. Setiap waktu kita tingkatkan kualitas diri kita agar kapan pun ujian datang kita sudah berusaha mempersiapkannya. Wallahu a`lam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar