Tulisan ini merupakan salah satu artikel yang dibuat oleh aa
gym. Mudah-mudahan memberikan manfaat bagi kita, agar kita bijak menyikapi
ujian. Silahkan dibaca, dihayati, diamalkan dalam hidup kita. n_n
Sungguh
Alloh menggolongkan kita menjadi orang pemberani dalam mengarungi hidup ini.
Berani menghadapi tantangan, berani menghadapi ujian. Berani menghadapi masalah
seberat dan sepelik apa pun. Karena sesungguhnya sudah dapat dipastikan bahwa
hidup ini adalah perpindahan dari satu persoalan kepada persoalan lain. Hidup
ini adalah perpindahan satu masalah kepada masalah yang lain. Perpindahan dari
satu ujian ke ujian lain. Tidak ada pilihan bagi kita dalam hidup kecuali
mengarunginya untuk sampai kepada tujuan yang dituju.
Saudaraku,
mendengar kata “ujian” kadang kala menjadi suatu kata yang tidak menyenangkan
bagi sebagian orang. “Ujian, ulangan, tes”, seakan ini menjadi beban dan
menjadi suatu yang menyusahkan. Apalagi kalau mendengar akan datang suatu
ketika “ujian dari Alloh”. Tiba-tiba kita menjadi gentar dan takut!!! Seakan
ujian itu menjadi sesuatu yang berat yang menimpa dan menghimpit kita, bahkan
menyengsarakan kita.
Memang
benar bagi orang yang tidak mengetahui ilmunya, tidak paham cara menyelesaikan
ujian. Akan tetapi berapa banyak
orang yang menjadi bahagia dan mulia dengan ujian. Berapa banyak orang
yang sangat menikmati ujian. Karena mereka sudah
mempersiapkan diri dengan datangnya ujian. Jadi, selayaknyalah “ujian”
bukan lagi kata yang aneh yang harus kita takuti. Karena dengan diuji akan tampak mutu dan kualitas diri kita.
Justru
ujian itu penting, Mengapa? Karena ujian itu akan membuat sesuatu menjadi
terukur. Kita akan tahu siapa diri kita ketika menghadapi ujian. Kita juga akan
tahu kemampuan kita yang sebenarnya ketika diuji. Kualitas suatu barang pun
akan diketahui ketika barang tersebut telah diuji. Halal atau haram akan
diketahui ketika diuji. Jadi, bagaimana mungkin kita mengarungi hidup dengan
tanpa tahu siapa diri kita? Bagaimana mungkin kita bisa mengubah sesuatu tanpa
mengetahui apa yang harus diubah.
Saudaraku,
ujian itu penting. Kita perlu diuji agar tahu siapakah diri kita yang
sesungguhnya. Kemampuan apakah yang sudah kita miliki. Ilmu yang sudah
dipelajari hanya akan diketahui setelah melalui ujian. Belajar setiap hari di
sekolah, mengerjakan tugas dari guru, lantas kapan diketahui kemampuannya?
Yaitu ketika mengikuti tes atau ujian. Setelah itu baru diketahui apakah bisa
mengerjakan atau tidak. Kita menghafal Al-Quran, kapan diketahui hafalannya
benar? Ketika diuji. Jadi, kita tidak
bisa hidup dengan membohongi diri dengan merasa tahu, padahal sesungguhnya kita
tidak tahu. Kita merasa sudah bisa akan tetapi sebenarnya tidak bisa.
Itulah sebabnya di sekolah, di kampus kita pasti menghadapi yang namanya ujian.
Boleh jadi soalnya sama namun hasil nilainya berbeda. Ada yang mendapat
nilai bagus sehingga ranking ke satu, namun ada pula yang tidak naik kelas.
Dengan
soal ujian yang sama ada yang bahagia ada pula yang berlinang air mata. Bagi
mereka yang malas belajar pasti gentar menghadapi ujian. Takut tidak bisa
mengerjakan soal, takut mendapat nilai jeblok. Akan tetapi tidak demikian orang yang memiliki cita-cita tinggi.
Mereka sungguh-sungguh mengikuti pelajaran, begitu gigih belajar dan berlatih
tiada mengenal putus asa. Dengan demikian, sebenarnya bukan ujiannya
yang menjadi masalah, tetapi bagaimana
sikap dan kesiapan kita menghadapi ujian.
Begitupun
dalam hidup ini, ujian akan dinikmati
bagi orang yang cita-citanya tinggi dan selalu belajar, berlatih setiap hari.
Nah, mulai sekarang kita harus mengakrabkan diri kita dengan yang namanya
ujian. Agar kita selalu bersemangat untuk belajar dan berlatih menempa diri.
Begitu
pula diuji oleh Alloh, kita akan takut diuji oleh Alloh karena kita sangat
takut kehilangan dunia ini. Tetapi kalau kita sadar bahwa semakin diuji maka
akan semakin naik derajat di sisi Alloh. Bagi yang merindukan derajat yang
tinggi di sisi Alloh, maka saat ujian datang adalah saat yang dinantikan karena
akan ada kenaikan tingkat. Tidak
mungkin Alloh menguji hamba-Nya dengan sesuatu yang tidak sanggup memikulnya.
Alloh tidak akan membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya.
Tidak ada yang harus kita takuti.
Orang yang gentar adalah orang yang terlalu cinta dunia sehingga takut
kehilangan kenyamanan, takut kehilangan kedudukan, takut kehilangan pujian
makhluk, takut kehilangan penghargaan. Inilah yang membuat gentar, takut
mendapatkan ujian dari Alloh. Padahal tidaklah
Alloh menguji hamba-Nya kecuali untuk kebaikan dirinya. Seseorang tidak
dikatakan beriman dengan baik sebelum diuji.
Saudaraku,
jika ingin bisa menikmati ujian maka salah satu kuncinya harus mempunyai cita-cita yang tinggi dalam pandangan
Alloh. Bila cita-citanya rendah maka akan gentar menghadapi ujian
hidup. Bagi orang yang cita-citanya kedudukan disisi Alloh tidak akan risau
menghadapi ujian hidup ini. Sesungguhnya cinta dari makhluk kepada kita bukan
karena usaha kita meraih cinta mereka. Kita
dicintai orang lain andai kita dicintai Alloh. Maka kita berbuat jangan
memburu cinta manusia, jangan memburu cinta makhluk, melainkan memburu cinta Alloh. Jika Alloh mencintai kita, niscaya Alloh
akan menggerakkan hati manusia untuk mencintai kita. Sayangnya kita
lebih sibuk mencari cinta manusia daripada sibuk memburu cinta Alloh SWT. Dan
itulah yang membuat kita sangat takut menghadapi hidup ini. Barangsiapa yang
mencintai keluarga, harta dan apa pun yang melampaui cintanya kepada Alloh,
itulah yang membuat dia gentar, takut kehilangan segalanya. Tetapi bagi pecinta Alloh, dia berjuang siang
malam melakukan apa pun yang disukai Alloh maka Allohlah yang akan menjamin
kehidupannya.
Saudaraku,
orang paling menikmati ujian adalah
orang yang paling mempersiapkan diri. Dia sadar dan mengukur diri bahwa
akan datang baginya saat ujian datang. Bersiaplah dengan ilmu. Ketika datang
saat-saat ujian dari Alloh, hati, pikiran dan lisan berucap dengan tulus “Innalillahi wainna ilaihi rajiun”. Sesungguhnya kami adalah milik Alloh,
semua ada dalam kekuasaan Alloh dan kembali hanya kepada Alloh. Apabila
ditimpa musibah kemudian ridho dengan ketentuan Alloh maka Alloh ridho
kepadanya. Oleh karena itu, siapkan dari awal bahwa kita pasti mengalami
saat-saat sulit, saat ujian. Ini wajar, tidak aneh dan sudah sering kita
menjalani.
Setelah
persiapan matang kita pun harus melatih diri. Seperti halnya ketika kita ulangan di sekolah, semakin banyak berlatih dengan soal-soal
latihan, kita semakin terlatih sehingga tidak gentar menghadapi ujian
bahkan ditunggu karena dia yakin setelah
ujian dia akan naik kelas. Dalam kehidupan sehari-hari, jadikan kejadian sekecil apa pun sebagai
latihan. Kita dihina, difitnah, ditipu, ditertawakan jadikan sebagai
latihan. Saat di jalan raya berlatih, di kantor berlatih, di rumah berlatih, di
mana pun kita berada jadikan sebagai sarana latihan. Setiap waktu kita tingkatkan kualitas diri kita agar kapan pun ujian
datang kita sudah berusaha mempersiapkannya. Wallahu a`lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar