Sahabat, jatah
usia kita di dunia ini semakin hari semakin berkurang. Itu pertanda bahwa kita
semakin dekat dengan kematian. Alangkah rugi hidup ini yang hanya sekali jika
kita gunakan untuk hal-hal yang sia-sia. Kita harus bersungguh-sungguh untuk
meniti hidup kita agar selalu hidup di jalan yang diridhoi Alloh. Agar saat
kematian kita datang, mudah-mudahan Alloh mengaruniakan kepada kita husnul
khotimah. Dan kematian kita pun harus menjadi sebaik-baik kematian yang penuh
kehormatan dan kemuliaan, dengan warisan terpenting berupa keimanan kepada
Alloh, keindahan akhlak, serta kehormatan yang tanpa cela dan kehinaan.
Sahabat, kita
belajar dari kisah berikut ini, mudah-mudahan bisa diambil hikmahnya. Kisah ini
dialami oleh shahabiyah di zaman Rasulullah Saw. Shahabiyah ini mengalami
penyakit ayan yang tak kunjung sembuh. Kemudian ia mengadukan kepada Rasulullah
Saw, “Ya Rasulullah aku mengalami penyakit ayan yang tak kunjung sembuh.” Kata
beliau kepada Nabi Saw. “Ya Rasulullah mohon doakan agar penyakit ayan yang
saya derita ini agar bisa sembuh.” Lanjut shahabiyah. Rasulullah Saw mendengar
keluhan shahabiyah dengan penuh perhatian. Lalu sang Nabi Saw menjawab dengan
penuh santun. “Baiklah akan aku doakan agar penyakit ayan yang kamu derita agar
dapat sembuh. Namun, jikalau kamu bersabar, maka surga balasan bagimu.”
Mendengar kata “surga” dari Rasulullah Saw membuat hati shahabiyah menjadi
tergugah. Kemudian shahabiyah ini kembali berkata kepada Rasulullah Saw,
“Baiklah wahai Rasulullah Saw, aku memilih sabar. Namun, tolong doakan agar
ketika penyakit ayanku ini kambuh, mohon doakan agar auratku tidak terbuka.”
Subhanalloh.
Sahabat,
kita banyak belajar dari kisah diatas. Bagaimana seorang yang tak kunjung
sembuh dari penyakit yang di deritanya, lalu kemudian ia meminta kepada
Rasulullah Saw agar didoakan penyakitnya sembuh, namun ia memilih sabar.
Sejenak, kita simak hadits Rasulullah Saw, bacalah dengan hatimu ^^, “Sesungguhnya besarnya pahala itu beserta
besarnya cobaan dan apabila Allah mencintai suatu kaum, maka Allah timpakan
kepada mereka berbagai cobaan. Maka siapa yang ridha dengan cobaan Allah itu,
dia akan diridhai oleh-Nya, dan siapa yang tidak ridha, Allah pun murka
kepadanya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Kita belajar
baginda Rasulullah Saw. Beliau adalah sosok yang sangat indah akhlaknya. Sangat
halus kata-katanya, sangat lembut kepada siapapun. Namun, ternyata masih banyak
yang tidak menyukai ajaran beliau. Ujian yang diterima oleh Beliau Saw pun
sangat berat. Lalu, bagaimana dengan diri kita yang masih banyak salah dan
dosa? Ujian yang diberikan kepada Alloh sebenarnya adalah bukti cinta Alloh
kepada hambanya agar semakin bergantung hanya kepada-Nya. Kita menyadari kita adalah
makhluk yang lemah, maka tidak ada yang pantas dimintai pertolongan selain
hanya kepada Alloh. Sejenak kita simak firman Alloh dalam Al-Qur’an surat
Al-Baqarah ayat ke-286, “Allah tidak membebani seseorang sesuai dengan
kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajiakan) yang dikerjakannya dan
dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya.”
Alloh sudah
mengukur ujian sesuai dengan kesanggupan hamba-Nya. Alloh sudah mengatur jatah
hidup kita di dunia, jatah rezeki dan jodoh kita. Sungguh, Alloh Maha Baik,
tidak pernah melupakan hamba-hamba-Nya. Sayang kita yang sering melupakan-Nya.
Maka, bersandarlah selalu kepada Alloh dalam segala urusan. Mintalah selalu
pertolongan Alloh dalam setiap aktivitas kita. Mudah-mudahan Alloh
mengaruniakan kita hati yang selalu bersih, hati yang merasakan kelezatan iman,
hati yang selau dekat kepada Alloh. Aamiin ya Robb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar