Sabtu, Juni 30, 2012

Alloh Maha Baik :)


Sahabat, jatah usia kita di dunia ini semakin hari semakin berkurang. Itu pertanda bahwa kita semakin dekat dengan kematian. Alangkah rugi hidup ini yang hanya sekali jika kita gunakan untuk hal-hal yang sia-sia. Kita harus bersungguh-sungguh untuk meniti hidup kita agar selalu hidup di jalan yang diridhoi Alloh. Agar saat kematian kita datang, mudah-mudahan Alloh mengaruniakan kepada kita husnul khotimah. Dan kematian kita pun harus menjadi sebaik-baik kematian yang penuh kehormatan dan kemuliaan, dengan warisan terpenting berupa keimanan kepada Alloh, keindahan akhlak, serta kehormatan yang tanpa cela dan kehinaan.


Sahabat, kita belajar dari kisah berikut ini, mudah-mudahan bisa diambil hikmahnya. Kisah ini dialami oleh shahabiyah di zaman Rasulullah Saw. Shahabiyah ini mengalami penyakit ayan yang tak kunjung sembuh. Kemudian ia mengadukan kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah aku mengalami penyakit ayan yang tak kunjung sembuh.” Kata beliau kepada Nabi Saw. “Ya Rasulullah mohon doakan agar penyakit ayan yang saya derita ini agar bisa sembuh.” Lanjut shahabiyah. Rasulullah Saw mendengar keluhan shahabiyah dengan penuh perhatian. Lalu sang Nabi Saw menjawab dengan penuh santun. “Baiklah akan aku doakan agar penyakit ayan yang kamu derita agar dapat sembuh. Namun, jikalau kamu bersabar, maka surga balasan bagimu.” Mendengar kata “surga” dari Rasulullah Saw membuat hati shahabiyah menjadi tergugah. Kemudian shahabiyah ini kembali berkata kepada Rasulullah Saw, “Baiklah wahai Rasulullah Saw, aku memilih sabar. Namun, tolong doakan agar ketika penyakit ayanku ini kambuh, mohon doakan agar auratku tidak terbuka.” Subhanalloh.

Sahabat, kita banyak belajar dari kisah diatas. Bagaimana seorang yang tak kunjung sembuh dari penyakit yang di deritanya, lalu kemudian ia meminta kepada Rasulullah Saw agar didoakan penyakitnya sembuh, namun ia memilih sabar. Sejenak, kita simak hadits Rasulullah Saw, bacalah dengan hatimu ^^, “Sesungguhnya besarnya pahala itu beserta besarnya cobaan dan apabila Allah mencintai suatu kaum, maka Allah timpakan kepada mereka berbagai cobaan. Maka siapa yang ridha dengan cobaan Allah itu, dia akan diridhai oleh-Nya, dan siapa yang tidak ridha, Allah pun murka kepadanya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Kita belajar baginda Rasulullah Saw. Beliau adalah sosok yang sangat indah akhlaknya. Sangat halus kata-katanya, sangat lembut kepada siapapun. Namun, ternyata masih banyak yang tidak menyukai ajaran beliau. Ujian yang diterima oleh Beliau Saw pun sangat berat. Lalu, bagaimana dengan diri kita yang masih banyak salah dan dosa? Ujian yang diberikan kepada Alloh sebenarnya adalah bukti cinta Alloh kepada hambanya agar semakin bergantung hanya kepada-Nya. Kita menyadari kita adalah makhluk yang lemah, maka tidak ada yang pantas dimintai pertolongan selain hanya kepada Alloh. Sejenak kita simak firman Alloh dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat ke-286, “Allah tidak membebani seseorang sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajiakan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya.”

Alloh sudah mengukur ujian sesuai dengan kesanggupan hamba-Nya. Alloh sudah mengatur jatah hidup kita di dunia, jatah rezeki dan jodoh kita. Sungguh, Alloh Maha Baik, tidak pernah melupakan hamba-hamba-Nya. Sayang kita yang sering melupakan-Nya. Maka, bersandarlah selalu kepada Alloh dalam segala urusan. Mintalah selalu pertolongan Alloh dalam setiap aktivitas kita. Mudah-mudahan Alloh mengaruniakan kita hati yang selalu bersih, hati yang merasakan kelezatan iman, hati yang selau dekat kepada Alloh. Aamiin ya Robb.

Wallohu’alam bisshowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar