“Sungguh
menakjubkan urusan orang mukmin itu. Semua urusannya baik baginya. Hal itu
hanya dimiliki orang yang beriman. Jika dia memperoleh nikmat, dia bersyukur
dan itu baik baginya. Jika ditimpa kesulitan, dia bersabar dan itu baik
baginya.” (HR. Muslim)
Indah sekali
hadits diatas, menggambarkan sikap seorang mukmin, bagaimana ia harus bersikap.
Ketika ia mendapat nikmat, ia bersyukur. Dan ketika ia mendapat ujian, ia
bersabar. Dan segala kejadiannya baik selalu. Subhanalloh.
Inilah karakter
orang yang beriman. Tidak ada kata mengeluh dalam hidupnya. Tidak ada kejadian
yang buruk baginya. Karena ia yakin segala kejadian yang terjadi itu semua
adalah atas izin Alloh. Semua kejadian sudah Alloh atur. Karena ia selalu yakin
akan firman Alloh, “Alloh tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya.” (Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat ke-286)
Sahabat,
kita belajar dari kisah penuh hikmah berikut ini. Ketika itu ada 3 orang pemuda
yang sedang asyik berjalan mengelilingi gunung. Ada sebuah gua yang menarik
hati mereka untuk dijelajahi. Akhirnya mereka bertiga pun masuk gua tersebut. Dan
dengan izin Alloh, gua itu tertutup. Rasa cemas pun hinggap menghampiri mereka
bertiga. Setelah merenung sekian lama, akhirnya ia memutuskan untuk berusaha
sekuat tenaga untuk mendorong batu yang menghimpit gua tersebut. Dengan segala
usaha dikerahkan. Hingga akhirnya mereka kecapekan dan akhirnya kelelahan. Akhirnya
semua pasrah, menyerahkan semua urusan kepada Alloh. Dan ketika itu mereka
bertiga pun berinisiatif untuk masing-masing mengikhlaskan amal yang pernah
mereka lakukan. Dan dengan izin Alloh, akhirnya batu itu pun bergeser. Subhanalloh!
Sungguh,
Alloh beserta orang-orang yang sabar. Alloh beserta orang-orang yang selalu
taat beribadah kepadaNya. Inilah bentuk kepasrahan setelah usaha yang maksimal.
Inilah bentuk penyerahan kepada Alloh yang Maha Kuat. Alloh berfirman dalam
Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat ke-155 dan 156, “Dan Kami pasti akan menguji
kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan
buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihii rajiun” (sesungguhnya kami milik Allah
dan kepadaNya lah kami kembali)
Sahabat, sejenak
kita merenung bahwa diri ini adalah hamba yang lemah. Ketika kita kecil
misalnya, kita tidak akan bisa hidup sampai sekarang kecuali karena bantuan
orangtua atas izin Alloh. Diri ini sungguh hamba yang lemah, bahkan mengurus
diri sendiripun masih sulit. Dzolim diri ini jika kita berani berbuat sombong
hanya karena amalan kita yang masih sedikit. Bukankah Alloh mengurus semua
makhluk yang ada di langit dan di bumi? Maka pantaskah diri ini jika berbuat
sombong?
Ya Alloh
ampuni diri ini yang begitu banyak dosa. Ampuni diri ini yang banyak mengeluh. Ampuni
diri ini yang kurang bersyukur atas nikmat yang Engkau berikan.
Sahabat,
sungguh indah hidup ini jika kita bersabar dalam menghapi ujian. Ada dua bentuk
kesabaran dalam menjalani hidup.
Yang pertama,
yaitu sabar dalam ketaatan.
Rosululloh SAW
ketika mendapat perintah dari Alloh untuk berdakwah, beliau menjalaninya dengan
penuh kesabaran. Ketika seorang nenek yang selalu mengejeknya namun ia dengan
tekun menyuapi makanan dengan penuh kesabaran. Ketika ia mendapatkan timpukan
batu dari kaumnya, ia kemudian berdoa, “Ya Alloh ampunilah segala dosa umatku,
dan semoga keturunannya menjadi orang-orang yang memperjuangkan namaMu.” Sungguh,
kita banyak belajar dari akhlak beliau. Ketika ia disakiti, ia masih tetap
bersikap lembut. Ketika ia didzolimi, ia membalasnya dengan kebaikan. Subhanalloh!
Yang kedua,
yaitu sabar ketika menghadapi ujian.
Kita belajar
banyak dari kisah Nabi Ayub. Beliau diberikan ujian oleh Allah berupa penyakit
sekujur tubuhnya dipenuhi dengan ulat. Bahkan lidahnya sekalipun sudah
digerogoti dengan ulat. Coba kita bayangkan, jika mangga yang manis sekalipun
jika mangga itu sudah penuh dengan ulat, maka masihkah kita ingin memakannya? Namun
Nabi Ayub tetap bersabar. Beliau tak henti-hentinya selalu beribadah dan
bermunajat, agar ia diberi kesembuhan. Hatinya selalu yakin akan pertolongan
Alloh. Ia selalu yakin, Alloh tidak akan menyia-nyiakan perbuatannya. Sungguh Alloh
Maha Menyaksikan. Dan dengan izin Alloh, penyakit itu pun sembuh hanya dengan
hentakan kakinya. Dan kemudian dengan hentakan kakinya pula akhirnya muncul
sumber mata air. Subhanalloh!
Kita belajar
banyak dari kisah diatas. Betapa para pewaris agama ini menghadapi ujian yang
sangat berat. Rosululloh SAW bersabda, “Siapa saja yang dikehendaki baik oleh
Allah SWT, niscaya Ia akan memberikan cobaan kepadanya.” (HR. Bukhari)
Siapa yang
dikehendaki baik oleh Allah, maka akan diberikan ujian. Subhanalloh. Rosululloh
SAW juga bersabda di hadits yang lain, “Besarnya pahala berbanding lurus dengan
besarnya cobaan. Jika Allah SWT mencintai suatu kaum, niscaya Dia akan
memberinya cobaan. Siapa saja yang menerimanya, ia mendapat ridha Allah SWT dan
siapa saja yang marah, ia akan mendapatkan kemarahanNya.” (HR. Tirmidzi)
Sahabat,
sadarilah diri kita adalah milik Alloh. Biarlah Alloh saja yang mengurus diri
kita. Serahkan semua urusan kita kepada Alloh. Berusahalah yang terbaik dan
pasrahkan urusan kita kepada Alloh. Yakinlah Alloh tidak akan menyia-nyiakan
amal perbuatan kita sekecil apapun. Selalu bersyukur atas nikmat yang Alloh
berikan. Dan selalu bersabar atas segala ujian yang Alloh berikan. Insya Alloh
hidup akan lebih nikmat, jika kita selalu berbaik sangka kepada Alloh. Insya
Alloh. ^^
Wallohu’alam
bisshowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar