Jumat, Juli 06, 2012

Sepotong episode hidupku..


Bismillahirrohmanirrohim

“Akh, iman kita itu ibaratkan hp. Hp itu ada batrenya. Nah ia dapat dijalankan jika memiliki batre yang memiliki isi. Jika batrenya lowbet atau habis isinya maka ia harus segera di carge. Nah begitu juga dengan iman. Iman jika tidak dirawat ia akan kosong, dan jika imannya kosong maka kemaksiatan yang akan dating. Maka, kita perlu adanya budaya saling menasihati, budaya saling mengingatkan agar iman kita selalu terjaga, agar kita selalu dekat kepada Alloh, dan salah satu upaya kita merawat iman itu adalah dengan liqo (halaqah).” (ka de, sang murobbi saat aku SMA ^^)


^_^

Masih ingat saat itu, aku saat duduk di kelas 6 SD. Aku disuruh untuk ikut pesantren akhir pekan yang diadakan oleh pesantren dekat rumahku, namanya pesantren darul hikmah, kami lebih akrab dengan panggilan DH. DH adalah pusatnya santri bagi mahasiswa. Disini banyak yang ikut pesantren sekaligus mahasiswa. Nah, disinilah perjalanan Tarbiyahku bermulai.. bismillah..

Murobbi pertamaku adalah ami wagimin. Beliau adalah orang yang lumayan keras menurutku saat itu. Aku masih ingat saat aku diberikan hukuman karena tidak mendengarkan materi, terpaksa aku dan sohibku namanya adi, harus tidur diluar ruangan. Keseel banget, namun karena ami wagimin ga tega akhirnya aku dibolehkan masuk. Kegiatan ini berlangsung setiap akhir pekan, setiap sabtu sore aku datang membawa tas yang berisi al-Qur’an, pena dan buku, dan juga bantal. Ya, bantal. Saat itu, aku masih sering bawa bantal karena belum terbiasa. Maklum, masih anak bau kencer, hhe.

Next murobbi, murobbi selanjutnya adalah murobbiah. Kenapa murobbiah, karena saat itu jumlahnya masih sedikit dan tidak ada pengajar ikhwan. Jadi aku bergabung liqo-annya dengan akhwat. Saat itu aku masuk SMP. Nama murobbiahnya, ammah puni. Beliau adalah sosok yang sangat bersahaja. Dengan anak yang berjumlah empat. Beliau masih menyempatkan mengisi liqo pekanan di liqo-an kami. Saat itu, aku masih teringat jelas, anjuran dari beliau untuk selalu membaca al-Ma’tsurat pagi dan petang. Saat itu aku berpikir, panjang banget doanya, dan musti dibaca sampai 3x, masya Alloh. Lama kelamaan setelah dibaca ternyata nikmat juga, kemudian aku renungi arti dari bacaan doa yang ada di al-ma’tsurat. Subhanalloh sungguh indah.

Saat SMP, aku masih punya kebiasaan buruk, yang terkadang membuat lalai, masya Alloh. Sampai akhirnya, aku disuruh untuk ikut Rohis, dan bergabung disana. Lewat rohis banyak pengalaman yang bisa didapat, selain itu yang paling penting adalah bisa berkumpul dengan teman2 yang mengajak kebaikan, Alhamdulillah.

Saat masuk SMA, aku masih aktif di kegiatan liqo pekanan. Dan sekarang berganti murobbi, menjadi ka Epan, beliau adalah alumni dari SMA ku. Orangnya sangat berjiwa entrepreneur. Sangat mandiri, dan berambisi tinggi dalam meraih cita-citanya, subhanalloh. Dari sinilah, aku belajar bagaimana memulai usaha, bismillah! Saat itu, rohis kami sudah mandiri, memiliki penghasilan dari hasil usaha kami. Subhanalloh. Setelah itu, ka Epan harus hijrah menuntut ilmu, dan akhirnya kami harus berganti murobbi. Hingga kami dapat pengganti yang lebih baik. Namanya ka Deni Harnova. Akrab dengan sapaan ka De. Beliau adalah kepala sekolah dari SMP IT Darul Ilmi. Di sela kesibukannya beliau masih menyempatkan untuk mengisi halaqah pekanan. Masih teringat jelas taujih beliau, “Akh, iman kita itu ibaratkan hp. Hp itu ada batrenya. Nah ia dapat dijalankan jika memiliki batre yang memiliki isi. Jika batrenya lowbet atau habis isinya maka ia harus segera di carge. Nah begitu juga dengan iman. Iman jika tidak dirawat ia akan kosong, dan jika imannya kosong maka kemaksiatan yang akan dating. Maka, kita perlu adanya budaya saling menasihati, budaya saling mengingatkan agar iman kita selalu terjaga, agar kita selalu dekat kepada Alloh, dan salah satu upaya kita merawat iman itu adalah dengan liqo (halaqah).”

Alhamdulillah, Alloh mempertemukan aku ke dalam lingkaran tarbiyah yang penuh dengan keberkahan. Hingga saat ini, saat aku kuliah, Alloh masih memperkenankan aku untuk selalu istiqomah dalam pertemuan pekanan, untuk terus menguatkan keimanan, menguatkan di jalan Dakwah yang penuh berkah. Duhai Alloh yang Maha Agung, Tetapkanlah hati kami ini selalu di jalan-Mu ya Alloh. Di jalan yang Engkau ridhoi. Di jalan Tarbiyah ini ya Robb. Mudah-mudahan diberikan istiqomah. Aamiin ya Robb.

^_^

Terimakasih banyak kepada murobbi-murobbi yang selalu ikhlas dalam membagikan ilmu, yang mengorbankan waktu, harta, dan tenaganya untuk selalu membimbing kami. Mudah-mudahan Alloh membalas kebaikan dengan surge firdaus-Mu ya Robb. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar