“Akhi
jangan pulang ke lampung sebelum hafal Qur’an 30 Juz ya akh..” pesen murobbi
Smaku, ka denny harnova.
Saat
itu aku diberikan kesempatan minggu tenang menjelang ujian dari kampus. Dan keluargaku
mengajak ke lampung. Langsung saja aku iyakan ajakan dari orangtua. Di lampung,
aku ingin seali bertemu dengan teman-teman, guru-guru Sma, dan tentu saja
murobbiku di Sma, ka denny harnova.
Ka denny,
kini sudah memiliki anak tiga. Alhamdulillah. Beliau sekarang selain
beraktivitas menjadi kepala sekolah di SMP IT Darul Ilmi, beliau juga sering
mengisi training di sekolah-sekolah dan di kampus.
“Ka
Denny lagi dimana? Kebetulan ana di lampung, mau ke tempat ka denny sekarang..”
aku sms ke hp ka de (panggilan akrab ka denny)
“Ka
de lagi di Trobos (lembaga bimbel) ni, wahyu lagi dimana? Ketemuan sore aja ya
tempat ka de, ato kita mau makan bareng boleh..”
Saat
sorenya, Alhamdulillah, Alloh mempertemukan aku dengan murobbiku ka de.
“Ka
De apa kabar? Udah nambah lagi ya anaknya.. hehe”
“Alhamdulillah
akhi.. apa kabar akh?”
“Alhamdulillah
baik ka.. oh ya ka de, sekarang ana lagi ikut program Rumah Qur’an di kampus..
mudah2an bisa istiqomah dalam menghafal.. kalo bisa lulus sarjana, bisa hafal
Qur’an 30 juz.. aamiin..”
“Subhanalloh
akhi.. akhi jangan pulang ke lampung sebelum hafal Qur’an 30 juz ya akh.. tidak
apa-apa berlelah-lelah yang penting bisa mencapai tujuan akhi..”
‘Tidak
apa-apa berlelah-lelah yang penting bisa mencapai tujuan akhi’
Ya kata-kata
ini selalu terngiang di pikiranku. Teringat taujih ustadz lukman yang
mengatakan, salah satu sahabat Rosul yang memiliki motto, “La Rohata fil Mukmin
Illa Fi Jannah (Tiada istirahat bagi seorang mukmin kecuali di surga)”
^_^
Mahasiswa
dengan segala kesibukan, kuliah yang padat, tugas-tugas dari kampus, laporan
praktikum, agenda dakwah (syuro, dll) seharusnya tidak menyurutkan untuk
semangat mempelajari Al-Qur’an..
Kita
faham dengan segala kesibukan kadang membuat kita lupa akan orientasi tujuan..
dan sesungguhnya yang mulai aku rasakan dengan menghafal Al-Qur’an.. kita
menjadi lebih menghargai waktu.. kenapa? Karena kita tidak akan malas-malasan. Ada
waktu sempatkan untuk tilawah. Ada waktu sedikit, sempatkan untuk muroja’ah
hafalan. Mungkin waktu-waktu yang sedikit itu bisa menjadi berharga karena kita
sempatkan untuk Al-Qur’an.
Tidak
ada yang tak mungkin. Lulus sarjana, sekaligus hafal Al-Qur’an. Saya yakin,
bisa! Dengan segala kesungguhan dan ikhtiar dimaksimalkan. Yang penting adalah
usaha yang sungguh-sungguh dan minta selalu kepada Alloh untuk diberikan
kemudahan dalam segala urusan..
Jadi
bukan halangan mahasiswa dengan segala kesibukan tidak bisa menghafal Al-Qur’an…
Mahasiswa
ayo menghafal Al-Qur’an!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar