Aku mengenal
tarbiyah sejak saat aku SD kelas 6. Masih ingat aku waktu itu disuruh untuk
ikut pesantren pekanan oleh kedua orangtuaku. Nama pesantrennya Darul Hikmah,
yang berada di Gunung Terang, Bandar Lampung. Murobbi pertamaku yaitu Ami
Wagimin. Beliau orangnya sangat tegas, bilang A ya A, tidak boleh yang lain..
pernah sekali aku diajak ngobrol dengan temanku dan tidak disangka aku ketahuan mengobrol, “Tadi ami ngejelasin
apa?” tiba-tiba Ami Wagimin bertanya padaku. “Jelasin apa ya.. maaf mi..” aku
menjawab lesu.. tapi pengalaman itu membuat aku belajar untuk menghargai orang
yang berbicara di depan, walopun terkadang, aku karena lelah aku sering juga
tertidur saat orang menjelaskan di depan.
Saat SMP aku
diajak untuk ngaji oleh temanku, namanya M. Luthfi Ari. Beliau tetanggaku. Saat
itu yang ikut ada sekitar lima orang. Terdiri dari ikhwan 3 orang dan akhwat 2
orang. Yang dibimbing oleh Ustadzah Puni, ato kami sering memanggilnya dengan
Ammah Puni. Ammah Puni orangnya baik sekali. Beliau yang pertama kali
mengenalkanku dengan bacaan dzikir pagi petang, “al-matsurat”. “Dibaca ya
dzikir al-matsuratnya, diusahakan setiap pagi dengan sore. Banyak manfaat yang
bisa didapet Insya Alloh. Dan diusahakan dihafal.” Pesen Ammah Puni pada kami. Awalnya
aku mengatakan sulit banget hafal, baca aja jarang.. namun lama kelamaan aku
walopun sehari Cuma sekali ternyata al-matsurat yang lumayan banyak doanya itu
bisa dihafalkan juga. Alhamdulillah.
Aku ikut
ngaji atau lebih akrab dengan sebuatan ‘liqo’ dengan ammah puni sampai kelas 3
smp. Ketika SMA, akhirnya kami dibedakan kelompoknya.. saat SMA aku punya 2
kelompok liqo, satu di rumah yaitu dengan Ami Sunu, dengan di sekolah yaitu
dengan ka epan, alumni dari sekolah kami. Saat itu yang paling aktif liqoannya
ya di SMA. Karena SMA sering banget ka epan ngunjungin kami, karena beliau
punya usaha di Rohis yaitu Roti EMQ, roti itu juga sebagai Danus buat
Rohis-rohis yang ada di SMA di Bandarlampung. Disini mulai banyak teman,
kelompok kami saja hampir sekitar 10orang yang ikut. Sering banget ngumpul liqo
ga Cuma di masjid, di sekitar rumput di halaman sekolah, sambil main futsal.
Kelas dua
SMA, berganti lagi kelompok liqoannya.. yaitu dengan Ka Denny Harnova..
beliaulah Inspirator kami.. orangnya super sibuk.. tapi masih mau menyempatkan
untuk mengisi liqo di kelompok kami. Ka De (panggilan akrab ka denny) beliau
kepala sekolah dari SMP IT Darul Ilmi, Bandarlampung. Selain itu beliau juga
mengajar di bimbel Nurul Fikri, dan aktif menjadi Trainer. Ka De orangnya
sangat bersahabat, temen curhat yang paling pengertian.. tidak jarang ketika
kami temen2 rohis mendapat kesulitan, ka de selalu menjadi temen curhat buat
kami..
Pernah sekali
aku dan erlan, temanku di SMA, diajak ka de untuk mengisi training anak-anak
SMA. Kesempatan yang luar biasa untuk membagikan ilmu.. Alhamdulillah..
diberikan kemudahan oleh Alloh..
Aku kini
berpikir, rasanya kangen luar biasa jika pertemuan pekanan liqo atau halaqah
tidak ada. Kangen bertemu murobbi, kangen bertemu temen2 yang luar biasa,
kangen saling menasihatkan, kangen untuk curhat. Kangen rasanya.. Alhamdulillah
pasca lulus SMA, Alloh masih memberikan kesempatan untuk pertemuan pekanan
Halaqah..
Banyak yang
meragukan dengan sistem halaqah ini.. namun banyak juga yang mendapat hidayah
melalui halaqah ini.. wajar.. kita adalah jama’ah manusia bukan jama’ah
malaikat.. namun melalui pertemuan pekanan ini, kita saling menjaga semangat
untuk terus istiqomah di jalan kebaikan, di jalan dakwah.. untuk terus menjaga
ruh iman.. agar Alloh memberikan selalu Iman yang teguh kepada hati-hati kita…
Terimakasih atas
bimbingan murobbi-murobbiku yang telah setia membimbing kami dengan Ikhlas..
Mudah-mudahan
Alloh memberikan ganjaran kebaikan untuk antum semua yang selalu ikhlas di
jalan dakwah ini..
Jazakalloh khoiron katsir..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar