Sebelum
memulai tulisan ini, kita simak pesan dari Rasululloh Saw tentang empat nikmat
yang merangkum kebahagiaan di dunia dan akhirat, bacalah dengan hatimu ^^,
“Empat hal bila seseorang dikaruniai Alloh keseluruhannya, maka ia telah
mendapat kebaikan dunia dan akhirat, yaitu: Lisan yang berdzikir, hati yang
bersyukur, tubuh yang sabar atas ujian, istri yang shalihah yang tidak ada
khianat dalam dirinya, serta memelihara harta (suami)nya.” (HR. Thabrani dan
Baihaqi)
^_^
Diary Rabu
16 Mei 2012
Hari ini
adalah hari terakhir ujian. Alhamdulillah. Semua usaha telah dimaksimalkan,
mudah-mudahan Alloh memberikan hasil yang terbaik. Setelah selesai futsal kelas
di gudang futsal kalimalang, aku segera
pulang,
karena ada suatu amanah, yaitu menjadi panitia buat pernikahan ustadz lukman
besok.
Akhirnya,
rombongan RQ yang terdiri dari, ka syirrul, ka heri, ka aca, ka amrin dan ana
sendiri (wahyu ahmad kautsar) berangkat. Kami berangkat dari RQ tepatnya ba’da
maghrib sekitar jam setengah tujuh. Saat itu sedang ramai-ramainya angkot,
karena saat ini memang jamnya pulang, sehingga kami harus menunggu lama untuk
mendapatkan angkot. Daerah yang kami tuju yaitu daerah jati asih di bekasi,
tepatnya di gang kambing. Sebelumnya kami belum pernah kesana. Hanya diberi
arahan, naik ke arah pondok gede kemudian naik lagi angkot nomor 37. Setelah,
naik angkot 18 arah pondok gede, kemudian kami turun di pangkalan angkot 37.
Tapi, sebelum naik, kami istirahat dulu. Kebetulan, ada es beras kencur.
Awalnya ka heri yang pertama beli, kemudian menjadi provokator untuk mengajak
yang lain beli. Akhirnya ka aca, dan ka amrin pun ikut juga membeli. Ternyata,
rasanya jauh dari manis. Agak pahit. Pas sekali kalo buat lidah orang jawa yang
suka minum jamu.
Setelah
beristirahat sebentar, lalu kami naik angkot 37. Angkot ini tidak langsung berangkat,
karena menunggu penuh dulu penumpangnya baru ia berangkat. Lalu aku beranikan
diri untuk bertanya dengan salah satu ibu yang ada di dalam angkot, “Maaf Ibu
tahu gang kambing ga?? Di daerah jalan dokter ratna??” “Maaf dek, saya tidak
tahu daerah gang kambing itu.” Gang kambing, lucu ya kedengerannya. Salah satu
binatang dijadikan nama gang. Ternyata ada asal sejarahnya kenapa disebut gang
kambing. Di gang itu ada warung makan khas kambing, namanya warung sate kambing
fadloil. Itulah tempat yang kami tuju. Pemiliknya bernama ustadz asri, beliau
merupakan calon mertua dari ustadz lukman (‘calon’ karena belum ijab kabul).
Warung itu terkenal dan sudah banyak sekali pengunjungnya. Akhirnya terkenal
gang itu disebut gang kambing. Gang kambing ternyata lumayan jauh dari
pangkalan angkot 37. Kira-kira lama perjalanan sekitar 40menit perjalanan
normal.
Setelah kami
sampai gang kambing, karena kami belum sholat isya’ akhirnya kami sholat dulu
di mushola. Setelah sholat kemudian kami langsung menuju rumah ustadz asri.
Rumahnya sudah terlihat tendanya, artinya itulah rumah yang kami tuju. “Dari
otista ya?” tanya salah satu bapak yang ada disana. “Iya pak.” “Silahkan,
silahkan, istirahat dulu.” Kemudian kami diajak untuk beristirahat dulu di
saungnya ustadz asri. Di rumah ustadz asri, ada salah satu pamflet yang berisi
makanan-makanan dari kambing, sate kambing, gulai, sup kambing, dan ada juga
sate kelinci. Setelah berkenalan lebih dekat, ternyata ustadz asri ini adalah
alumni Stan. Setelah beberapa tahun bekerja, akhirnya ia sekarang menjadi
penjual sate kambing. Subhanalloh, dahsyat ustadz asri.
Lanjut
kembali ke cerita, di saung itu sudah ada dua orang yang menunggu kedatangan
kami (geer), namanya ustadz yusuf dan ustadz wendi. Beliau juga yang akan
membantu kami dalam pernikahan ustadz lukman besok. Setelah kedatangan kami,
kemudian dua orang dari karang taruna daerah tersebut datang juga. Setelah
semua berkumpul, acara dilanjutkan dengan syuro buat acara besok. Yang intinya,
apa-apa yang perlu dilakukan untuk kegiatan besok. Pembagian tugas, pembagian
tanggung jawab, amal jama’i intinya, subhanalloh.
Setelah
syuro, kemudian mulai bekerja. Seperti penghitungan jumlah kursi, angkat-angkat
meja, dan hal teknis lainnya, aku sendiri mendapatkan tugas untuk kordinator
wilayah di daerah masjid yang akan dipakai untuk acara akad. Nama masjidnya
An-nur, daerah komplek graha indah bekasi. Jarak dari rumah pak asri menuju
masjid kira-kira sekitar 600meter. Dan ada rencana, pengantin akan melewati
jalan ini, setelah acara akad di masjid menuju rumah.
Setelah
melihat keadaan sekitar masjid, sebelum kembali ke rumah pak asri, ustadz yusuf
dan ustadz wendi mengajak untuk istirahat dulu. Disini ustadz yusuf berbagi
pengalaman nikahnya, “Akh nikah itu mudah ko..” katanya mengawali perbincangan.
“Ana itu akh tidak terbayang bisa nikah, uang ana tidak begitu banyak, tapi
alhamdulillah semua diberikan kemudahan oleh Alloh, diberikan kelancaran,
pokoknya ada aja jalan. Alhamdulillah.” Nasihat ini membuatku ingin rasanya
untuk menunaikan ibadah separuh agama ini, namun aturan dari kampus yang tidak
membolehkan menikah selama kuliah, jadi aku harus bersabar, hhe.
Panjang
sekali cerita dari ustadz yusuf, mulai dari beliau ta’aruf, proses melamar,
sampai walimahnya. “Alhamdulillah akh, kalo ana inget cerita-cerita awal nikah
itu rasanya kalo ada masalah tenang saja, karena kita niatkan untuk ibadah.
Alhamdulillah sekarang usia pernikahan udah tujuh tahun dan sudah dikaruniakan
tiga anak.” Kata ustadz yusuf dengan senyumnya yang khas. Subhanalloh,
mudah-mudahan anak-anaknya sholeh-sholeha ya ustadz. Satu lagi ustadz wendi.
Ternyata beliau belum menikah. Tapi kemungkinan sebentar lagi Insya Alloh akan
menikah. Setelah dari masjid an-nur,
kami kembali ke rumah ustadz asri untuk membantu dekorasi disana. Alhamdulillah
diberikan kemudahan.
^_^
Diary Kamis
17 Mei 2012
Kami ber-empat,
ka aca, ka heri, ka amrin, dan ana sendiri (wahyu ahmad kautsar) bermalam di
mushola yang letaknya tidak jauh dari rumah ustadz asri. Setelah selesai sholat
subuh, kami kembali ke rumah ustadz asri untuk kembali membantu hal-hal teknis
disana. Mengangkat kursi, merapikan meja, mengangkat piring, dan hal lainnya. Perlu
diketahui, pernikahan ini dilakukan dengan syar’i. tempat makan dan tempat
duduk antara ikhwan dan akhwat dibedakan. Subhanalloh.
Setelah semua
persiapan selesai, kami bersiap-siap untuk menyambut kehadiran pengantin
ikhwan, ustadz lukman hakim. Sekitar jam delapan, rombongan mobil dari jakarta
sudah datang. Rombongan mobil yang datang dari jakarta sekitar delapan mobil. Beberapa
menit kemudian pengantin akhwat datang. Aku sendiri bertugas sebagai kordinator
wilayah di masjid an-nur. Yang bertugas menjaga keamanan kendaraan yang berada
di masjid an-nur. Sesekali saat momen-momen penting aku masuk ke dalam masjid.
Acara diawali
dengan tilawah al-Qur’an. Kemudian sambutan dari pihak pengantin ikhwan dan
pengantin akhwat. Kemudian dilanjutkan ijab kabul. Subhanalloh, ijab kabulnya
menggunakan bahasa arab. Dan saat pengucapannya ustadz lukman lancar sekali,
tidak terbata-bata, mungkin sudah jauh-jauh hari beliau menyiapkannya, hhe. Setelah
itu, sang penghulu menyerahkan buku nikahnya.
“Alhamdulillah, sekarang saya berikan SIM ke anda. Surat Izin Menikmati”
katanya sambil menyerahkan. Semua peserta yang hadir tertawa mendengar
kata-kata petugas KUA ini.
Kemudian setelah
ijab kabul, acara dilanjutkan dengan ceramah nikah. “Sungguh beruntung
orang-orang yang menyucikan diri, salah satunya dengan menikah.” Kata Ustadz
yang menyampaikan, ana lupa namanya, afwan ^^. “Ana mengenal baik akh lukman
ini. Beliau sering mengaji bersama kami. Begitu juga dengan ustadz asri mertua
dari akh lukman. Beliau, akh lukman kecil-kecil sudah hafidz al-Qur’an. Panggilan
akrabnya adalah ustadz lukman.”
Setelah ceramah
nikah, acara dilanjutkan dengan pemberian mahar. Mahar dari Ustadz lukman yaitu
seperangkat alat sholat, emas seberat 6 gram, dan hafalan surat ar-rahman. Subhanalloh,
saat ustadz lukman membacakan surat ar-rahman, suasana menjadi khusyu’ sekali. Bacaannya
yang sangat bagus, dan sangat tartil. Subhanalloh. Sangat terharu rasanya
mendengar tasmi’ dari ustadz lukman. Setelah itu, ustadz lukman memberikan
mahar cincinya ke pengantin akhwat, namanya arini maghfiroh an-nisa, beliau
masih menjadi mahasiswa juga, di universitas gunadarma, jurusan akuntansi.
Setelah pemberian
mahar, kemudian acara sungkeman. Saat ustadz lukman berpelukan dengan sang ibu,
aku sangat terharu. Bagaimana rasanya melepaskan anak bungsunya kepada
oranglain. Ya Alloh, jadikan disisa umur kami bisa menjadi jalan kebahagian,
kemuliaan bagi kedua orangtua kami. Kemudian setelah acara sungkeman. Kemudian bersalam-salam,
sambil diiringi nasyid dari mutarobbi ustadz lukman. Alhamdulillah, semua
diberikan kelancaran. Ini semua berkat pertolongan Alloh. Setelah acara di
masjid selesai, kemudian pengantin menuju rumah ustadz asri, mertua ustadz
lukman dengan berjalan kaki. Lumayan jauh, jalannya pun menanjak. Tapi itu
semua adalah nikmat jika dijalankan dengan penuh suka cita. Aku sendiri
bertugas di masjid, jadi mengatur kendaraan yang keluar masuk. Kemudian bergantian
dengan temen2 untuk shift tugas.
Alhamdulillah,
semua diberikan kelancaran. Setelah acara makan di rumah ustadz asri, kemudian
aku, ka aca, ka amrin, dan ka agus, berfoto bareng bersama ustadz lukman dan
istri. Alhamdulillah. Barakallohu laka wabaroka ‘alaika wa jama’a bainakuma fi
khoir. Mudah-mudahan Alloh selalu memberikan keberkahan kepada ustadz lukman. “Akh
jangan lupa.. setoran masih tetep jalan..” kata ustadz lukman kepada kami. Insya
Alloh ustadz kami menyusul menjadi hafidz juga ustadz. Terimakasih atas segala
bimbingan selama ini. Mudah-mudahan Alloh memberikan keluarga yang sakinah,
mawadah dan warohmah. Serta, segera diberikan anak-anak yang sholeh-sholeha
yang hafidz al-Qur’an. Aamiin ya Robb.
#jadi ingin
segera menyusul, hhe ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar