Jumat, Mei 18, 2012

Hari Bahagia Ustadz Lukman


Sebelum memulai tulisan ini, kita simak pesan dari Rasululloh Saw tentang empat nikmat yang merangkum kebahagiaan di dunia dan akhirat, bacalah dengan hatimu ^^, “Empat hal bila seseorang dikaruniai Alloh keseluruhannya, maka ia telah mendapat kebaikan dunia dan akhirat, yaitu: Lisan yang berdzikir, hati yang bersyukur, tubuh yang sabar atas ujian, istri yang shalihah yang tidak ada khianat dalam dirinya, serta memelihara harta (suami)nya.” (HR. Thabrani dan Baihaqi)


^_^

Diary Rabu 16 Mei 2012

Hari ini adalah hari terakhir ujian. Alhamdulillah. Semua usaha telah dimaksimalkan, mudah-mudahan Alloh memberikan hasil yang terbaik. Setelah selesai futsal kelas di gudang futsal kalimalang, aku segera
pulang, karena ada suatu amanah, yaitu menjadi panitia buat pernikahan ustadz lukman besok.

Akhirnya, rombongan RQ yang terdiri dari, ka syirrul, ka heri, ka aca, ka amrin dan ana sendiri (wahyu ahmad kautsar) berangkat. Kami berangkat dari RQ tepatnya ba’da maghrib sekitar jam setengah tujuh. Saat itu sedang ramai-ramainya angkot, karena saat ini memang jamnya pulang, sehingga kami harus menunggu lama untuk mendapatkan angkot. Daerah yang kami tuju yaitu daerah jati asih di bekasi, tepatnya di gang kambing. Sebelumnya kami belum pernah kesana. Hanya diberi arahan, naik ke arah pondok gede kemudian naik lagi angkot nomor 37. Setelah, naik angkot 18 arah pondok gede, kemudian kami turun di pangkalan angkot 37. Tapi, sebelum naik, kami istirahat dulu. Kebetulan, ada es beras kencur. Awalnya ka heri yang pertama beli, kemudian menjadi provokator untuk mengajak yang lain beli. Akhirnya ka aca, dan ka amrin pun ikut juga membeli. Ternyata, rasanya jauh dari manis. Agak pahit. Pas sekali kalo buat lidah orang jawa yang suka minum jamu.

Setelah beristirahat sebentar, lalu kami naik angkot 37. Angkot ini tidak langsung berangkat, karena menunggu penuh dulu penumpangnya baru ia berangkat. Lalu aku beranikan diri untuk bertanya dengan salah satu ibu yang ada di dalam angkot, “Maaf Ibu tahu gang kambing ga?? Di daerah jalan dokter ratna??” “Maaf dek, saya tidak tahu daerah gang kambing itu.” Gang kambing, lucu ya kedengerannya. Salah satu binatang dijadikan nama gang. Ternyata ada asal sejarahnya kenapa disebut gang kambing. Di gang itu ada warung makan khas kambing, namanya warung sate kambing fadloil. Itulah tempat yang kami tuju. Pemiliknya bernama ustadz asri, beliau merupakan calon mertua dari ustadz lukman (‘calon’ karena belum ijab kabul). Warung itu terkenal dan sudah banyak sekali pengunjungnya. Akhirnya terkenal gang itu disebut gang kambing. Gang kambing ternyata lumayan jauh dari pangkalan angkot 37. Kira-kira lama perjalanan sekitar 40menit perjalanan normal.

Setelah kami sampai gang kambing, karena kami belum sholat isya’ akhirnya kami sholat dulu di mushola. Setelah sholat kemudian kami langsung menuju rumah ustadz asri. Rumahnya sudah terlihat tendanya, artinya itulah rumah yang kami tuju. “Dari otista ya?” tanya salah satu bapak yang ada disana. “Iya pak.” “Silahkan, silahkan, istirahat dulu.” Kemudian kami diajak untuk beristirahat dulu di saungnya ustadz asri. Di rumah ustadz asri, ada salah satu pamflet yang berisi makanan-makanan dari kambing, sate kambing, gulai, sup kambing, dan ada juga sate kelinci. Setelah berkenalan lebih dekat, ternyata ustadz asri ini adalah alumni Stan. Setelah beberapa tahun bekerja, akhirnya ia sekarang menjadi penjual sate kambing. Subhanalloh, dahsyat ustadz asri.

Lanjut kembali ke cerita, di saung itu sudah ada dua orang yang menunggu kedatangan kami (geer), namanya ustadz yusuf dan ustadz wendi. Beliau juga yang akan membantu kami dalam pernikahan ustadz lukman besok. Setelah kedatangan kami, kemudian dua orang dari karang taruna daerah tersebut datang juga. Setelah semua berkumpul, acara dilanjutkan dengan syuro buat acara besok. Yang intinya, apa-apa yang perlu dilakukan untuk kegiatan besok. Pembagian tugas, pembagian tanggung jawab, amal jama’i intinya, subhanalloh.

Setelah syuro, kemudian mulai bekerja. Seperti penghitungan jumlah kursi, angkat-angkat meja, dan hal teknis lainnya, aku sendiri mendapatkan tugas untuk kordinator wilayah di daerah masjid yang akan dipakai untuk acara akad. Nama masjidnya An-nur, daerah komplek graha indah bekasi. Jarak dari rumah pak asri menuju masjid kira-kira sekitar 600meter. Dan ada rencana, pengantin akan melewati jalan ini, setelah acara akad di masjid menuju rumah.

Setelah melihat keadaan sekitar masjid, sebelum kembali ke rumah pak asri, ustadz yusuf dan ustadz wendi mengajak untuk istirahat dulu. Disini ustadz yusuf berbagi pengalaman nikahnya, “Akh nikah itu mudah ko..” katanya mengawali perbincangan. “Ana itu akh tidak terbayang bisa nikah, uang ana tidak begitu banyak, tapi alhamdulillah semua diberikan kemudahan oleh Alloh, diberikan kelancaran, pokoknya ada aja jalan. Alhamdulillah.” Nasihat ini membuatku ingin rasanya untuk menunaikan ibadah separuh agama ini, namun aturan dari kampus yang tidak membolehkan menikah selama kuliah, jadi aku harus bersabar, hhe.

Panjang sekali cerita dari ustadz yusuf, mulai dari beliau ta’aruf, proses melamar, sampai walimahnya. “Alhamdulillah akh, kalo ana inget cerita-cerita awal nikah itu rasanya kalo ada masalah tenang saja, karena kita niatkan untuk ibadah. Alhamdulillah sekarang usia pernikahan udah tujuh tahun dan sudah dikaruniakan tiga anak.” Kata ustadz yusuf dengan senyumnya yang khas. Subhanalloh, mudah-mudahan anak-anaknya sholeh-sholeha ya ustadz. Satu lagi ustadz wendi. Ternyata beliau belum menikah. Tapi kemungkinan sebentar lagi Insya Alloh akan menikah.  Setelah dari masjid an-nur, kami kembali ke rumah ustadz asri untuk membantu dekorasi disana. Alhamdulillah diberikan kemudahan.

^_^

Diary Kamis 17 Mei 2012

Kami ber-empat, ka aca, ka heri, ka amrin, dan ana sendiri (wahyu ahmad kautsar) bermalam di mushola yang letaknya tidak jauh dari rumah ustadz asri. Setelah selesai sholat subuh, kami kembali ke rumah ustadz asri untuk kembali membantu hal-hal teknis disana. Mengangkat kursi, merapikan meja, mengangkat piring, dan hal lainnya. Perlu diketahui, pernikahan ini dilakukan dengan syar’i. tempat makan dan tempat duduk antara ikhwan dan akhwat dibedakan. Subhanalloh.

Setelah semua persiapan selesai, kami bersiap-siap untuk menyambut kehadiran pengantin ikhwan, ustadz lukman hakim. Sekitar jam delapan, rombongan mobil dari jakarta sudah datang. Rombongan mobil yang datang dari jakarta sekitar delapan mobil. Beberapa menit kemudian pengantin akhwat datang. Aku sendiri bertugas sebagai kordinator wilayah di masjid an-nur. Yang bertugas menjaga keamanan kendaraan yang berada di masjid an-nur. Sesekali saat momen-momen penting aku masuk ke dalam masjid.

Acara diawali dengan tilawah al-Qur’an. Kemudian sambutan dari pihak pengantin ikhwan dan pengantin akhwat. Kemudian dilanjutkan ijab kabul. Subhanalloh, ijab kabulnya menggunakan bahasa arab. Dan saat pengucapannya ustadz lukman lancar sekali, tidak terbata-bata, mungkin sudah jauh-jauh hari beliau menyiapkannya, hhe. Setelah itu, sang penghulu menyerahkan buku nikahnya.  “Alhamdulillah, sekarang saya berikan SIM ke anda. Surat Izin Menikmati” katanya sambil menyerahkan. Semua peserta yang hadir tertawa mendengar kata-kata petugas KUA ini.

Kemudian setelah ijab kabul, acara dilanjutkan dengan ceramah nikah. “Sungguh beruntung orang-orang yang menyucikan diri, salah satunya dengan menikah.” Kata Ustadz yang menyampaikan, ana lupa namanya, afwan ^^. “Ana mengenal baik akh lukman ini. Beliau sering mengaji bersama kami. Begitu juga dengan ustadz asri mertua dari akh lukman. Beliau, akh lukman kecil-kecil sudah hafidz al-Qur’an. Panggilan akrabnya adalah ustadz lukman.”

Setelah ceramah nikah, acara dilanjutkan dengan pemberian mahar. Mahar dari Ustadz lukman yaitu seperangkat alat sholat, emas seberat 6 gram, dan hafalan surat ar-rahman. Subhanalloh, saat ustadz lukman membacakan surat ar-rahman, suasana menjadi khusyu’ sekali. Bacaannya yang sangat bagus, dan sangat tartil. Subhanalloh. Sangat terharu rasanya mendengar tasmi’ dari ustadz lukman. Setelah itu, ustadz lukman memberikan mahar cincinya ke pengantin akhwat, namanya arini maghfiroh an-nisa, beliau masih menjadi mahasiswa juga, di universitas gunadarma, jurusan akuntansi.

Setelah pemberian mahar, kemudian acara sungkeman. Saat ustadz lukman berpelukan dengan sang ibu, aku sangat terharu. Bagaimana rasanya melepaskan anak bungsunya kepada oranglain. Ya Alloh, jadikan disisa umur kami bisa menjadi jalan kebahagian, kemuliaan bagi kedua orangtua kami. Kemudian setelah acara sungkeman. Kemudian bersalam-salam, sambil diiringi nasyid dari mutarobbi ustadz lukman. Alhamdulillah, semua diberikan kelancaran. Ini semua berkat pertolongan Alloh. Setelah acara di masjid selesai, kemudian pengantin menuju rumah ustadz asri, mertua ustadz lukman dengan berjalan kaki. Lumayan jauh, jalannya pun menanjak. Tapi itu semua adalah nikmat jika dijalankan dengan penuh suka cita. Aku sendiri bertugas di masjid, jadi mengatur kendaraan yang keluar masuk. Kemudian bergantian dengan temen2 untuk shift tugas.

Alhamdulillah, semua diberikan kelancaran. Setelah acara makan di rumah ustadz asri, kemudian aku, ka aca, ka amrin, dan ka agus, berfoto bareng bersama ustadz lukman dan istri. Alhamdulillah. Barakallohu laka wabaroka ‘alaika wa jama’a bainakuma fi khoir. Mudah-mudahan Alloh selalu memberikan keberkahan kepada ustadz lukman. “Akh jangan lupa.. setoran masih tetep jalan..” kata ustadz lukman kepada kami. Insya Alloh ustadz kami menyusul menjadi hafidz juga ustadz. Terimakasih atas segala bimbingan selama ini. Mudah-mudahan Alloh memberikan keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah. Serta, segera diberikan anak-anak yang sholeh-sholeha yang hafidz al-Qur’an. Aamiin ya Robb.

#jadi ingin segera menyusul, hhe ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar