Segala ciptaan
yang Alloh ciptakan pasti tidak ada yang sia-sia. Dalam Al-Quran surat Al-Imron
ayat 191, “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia;
Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”
Tidaklah salah,
jika Alloh Swt Yang Maha Agung memilih nama semut, ‘An-Naml’ untuk diabadikan
menjadi salah satu nama surat Al-Quran. Pastinya ada nilai-nilai yang layak
untuk dipelajari, diambil hikmah dan dijadikan teladan dari kehidupan
binatang-binatang mungil ini.
Pertama, bahwa mereka hidup dalam
sebuah keluarga besar. Mereka senantiasa hidup bersama dalam jumlah yang besar.
Mereka tinggal dalam satu sarang, dengan jumlah mencapai ratusan bahkan ribuan.
Sepertinya insting mereka mengatakan bahwa itulah cara terbaik bagi mereka
untuk mempertahan hidup, karena mereka hanya diberi kesemaptan oleh Alloh
memiliki fisik yang super kecil dan super lemah.
Dengan hidup
dalam sebuah keluarga besar, selanjutnya mereka menjadi lebih kuat, lebih
memudahkan mendapatkan makanan, dan lebih mungkin mempertahankan kelangsungan
hidupnya.
Seperti itulah
seharusnya filosofi yang diteladani manusia, bahwa mereka akan lebih aman dan
selamat jika hidup berkelompok, dimulai dengan keluarga dan masyarakat.
Kedua, bahwa dalam keluarga besar ada
sebuah sistem yang berjalan secara sunnatullah.
Sistem tersebut sudah dimengerti oleh setiap semut dan dijalankan tanpa ada
yang iri maupun protes. Dalam keluarga besar semut tak pernah ada
ketidakjelasan siapa yang pemimpin dan siapa yang dipimpin. Tak ada rakyat yang
protes ingin menjadi ratu, atau tak ada prajurit yang protes ingin menjadi
rakyat.
Begitulah semestinya
dalam keluarga manusia, harus diperjelas konsep kepemimpinannya, supaya tidak
ada kekacauan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Islam sudah jelas bahwa
laki-laki diangkat menjadi pemimpin. Semestinya tak perlu lagi ada yang protes
atau ingin membalik struktur kepemimpinan ini.
Ketiga, bahwa keluarga besar semut
senantiasa melakukan kerjasama dengan baik. Ratu melakukan tugasnya untuk
bertelur, prajurit melakukan tugasnya untuk mengumpulkan makanan. Tugas masing-masing
saling mendukung. Tugas yang satu tak bisa berhasil jika tidak dibantu oleh
tugas yang lain.
Dalam berorganisasi
pun seperti itu. Saling membahu dalam menyelesaikan tugas. Masing-masing seksi
bertanggung jawab terhadap seksinya masing-masing untuk menyelesaikan tugasnya
dengan baik. Jika tak bisa, maka saling membantu untuk menyelesaikannya.
Keempat, yaitu bahwa para semut ini
senantiasa berada dalam barisan yang rapi jika sedang beraktifitas
bersama-sama. Seperti ketika sedang mencari makan dan untuk disimpan ke dalam
sarang, mereka akan berbaris rapi menuju sarang. Tanpada ada yang bertabrakan,
saling dorong, berebut mendahului ataupun menutup jalan temannya. Semuanya antri
berjalan dalam sebuah barisan dengan kecepatan yang sama. Ketika ada ancaman dan
mereka berlari masing-masing untuk menyelamatkan diri pun kecepatan lari mereka
pun tetap sama. Para semut tidak pernah berebut rezeki, justru saling
memanggil, memberitahu dan berbagi jika ada yang menemukan rezeki. Ketika makanan
yang ditemukan berukuran lebih besar dari tubuh mereka pun mereka bisa angkat
dengan cara bekerjasama.
Itulah filosofi
kerjasama yang semestinya terbangun dalam organisasi. Masing-masing anggota
memiliki pekerjaan masing-masing. Tidak saling berebut pekerjaan atau saling melempar
dan menghindar. Pembagian tugas dalam organisasi sebaik mungkin sehingga
masing-masing bisa berjalan di jalur yang sama. Tidak saling menyalahkan
ataupun saling melempar tanggung jawab.
Mudah-mudahan
tulisan ini bermanfaat, agar barisan kita semakin baik, agar saling menguatkan
dalam setiap kegiatan kita. Semangat, ikhlas berjuang! ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar