“Wahai
manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu nasihat dari Tuhanmu dan obat bagi
yang ada di dalam dada, petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.” (QS.
Yunus: 57)
“Orang-orang
yang telah Kami berikan Al-Kitab mereka senantiasa membacanya dengan
sebenar-benarnya bacaan (haqqut tilawah), mereka itulah orang-orang yang
beriman kepadanya..” (QS. Al-Baqarah: 121)
Izinkan kali
ini aku menyampaikan sebuah kisah, kisah ini sering diceritakan berulang-ulang,
namun tidak ada salahnya jika kita membaca dan merenunginya kembali, mudah2an
manfaat ^^
Dikisahkan,
ada seorang muslim tua yang tinggal di sebuah perkebuanan di sebelah timur
pegunungan bersama cucu laki-lakinya. Setiap pagi sang kakek bangun pagi dan
duduk dekat perapian membaca al-Qur’an. Sang cucu ingin menjadi seperti
kakeknya dan mencoba menirunya seperti yang disaksikannya setiap hari.
Suatu hari
ia bertanya pada kakeknya: “Kakek, aku
coba membaca al-Qur’an seperti kakek tapi aku tidak bisa memahaminya, dan
walaupun ada sedikit yang aku pahami segera aku lupa selesai membaca dan
menutupnya, jadi apa gunanya membaca al-Qur’an jika tak memahami artinya?”
Sang kakek
dengan tenang sambil meletakkan batu-batu perapian, menjawab pertanyaan sang
cucu: “Cobalah ambil sebuah keranjang batu ini dan bawa ke sungai, dan bawakan
aku kembali dengan sekeranjang air.“
Anak itu
mengerjakan seperti yang diperintahkan kakeknya, tetapi semua air yang dibawa
habis sebelum dia sampai di rumah. Kakeknya tertawa dan berkata, “Kamu harus
berusaha lebih cepat lain kali.” Kakek itu meminta cucunya untuk kembali ke
sungai bersama keranjanganya untuk mencoba lagi. Kali ini anak itu berlari
lebih cepat, tapi lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum sampai di rumah.
Dengan terengah-engah
dia mengatakan kepada kakeknya, tidak mungkin membawa sekeranjang air dan dia
pergi untuk mencari sebuah ember untuk mengganti keranjangnya. Kakeknya mengatakan:
“Aku tidak ingin seember air, aku ingin sekeranjang air,” “kamu harus mencoba
lagi lebih keras”. Dan diapun pergi keluar menyaksikan cucunya mencoba lagi. Pada
saat itu anak itu tahu bahwa hal ini tidak mungkin, tetapi dia menunjukkan
kepada kakeknya bahwa meskipun dia berlari secepat mungkin, air tetap akan
habis sebelum sampai di rumah.
Anak itu
kembali mengambil keranjanganya ke sungai dan kemudian berusah berlari secepat
mungkin, tapi ketika sampai di depan kakeknya, keranjanganya itu kosong lagi. Dengan
terengah-engah ia berkata: “Kakek ini tidak ada gunanya, sia-sia saja.”
Sang kakek
menjawab: “Nak, mengapa kamu berpikir ini tidak ada gunanya? Coba lihat dan
perhatikan baik-baik keranjang itu.” Anak itu memperhatikan keranjangnya dan
baru ia menyadari bahwa keranjangnya nampak sangat berbeda. Keranjang itu telah
berubah dari sebuah keranjang batu yang kotor, dan sekarang telah menjadi
sebuah keranjang yang bersih luar dan dalam.
“Cucuku, apa
yang terjadi ketika kamu membaca al-Qur’an? Boleh jadi tidak mengerti ataupun
tak memahami sama sekali, tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu menyadari
kamu akan berubah, luar dan dalam. Itulah pekerjaan Alloh dalam mengubah
kehidupan kamu.”
^_^
Itulah hakekat
dari sebuah tuntunan kenapa kita perlu membaca, memahami, mentadaburi, menghafalkan
dan mengamalkan al-Qur’an. Karena dengan kelima langkah ini, diharapkan dapat
menjadi pedoman dan arah kehidupan kita dalam merubah hidup kita menuju
kebagaiaan, kesuksesan, dan kemuliaan dunia dan akhirat. Dengan membacanya saja
Alloh dapat merubah hidup kita, apalagi dengan memahami, menghayati dan
mentadaburi isinya serta menghafalkan dan mengamalkan tuntunan yang ada di dalm
al-Qur’an? ^^
Wallohu’alam
bisshowab.
Mudah2an
manfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar