Minggu, Agustus 26, 2012

Ibadah Sepenuh Hati :)


Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Menatap, yang menggenggam langit dan bumi. Dia lah penguasa alam semesta, Yang menciptakan setiap diri yang Maha tahu setiap isi hati. Dia lah yang membuka, menutup, dan mengambil setiap rezeki. Dia lah Allah yang mengangkat derajat dan menurunkan, melapangkan hati, memberikan ketentraman, dan mencabut kegelisahan. Dia lah Allah pemberi nikmat tiada bertepi yang mengampuni sebanyak apa pun dosa, senista apa pun hamba-hamba-Nya.


Dia lah Allah yang Maha Sadar, walaupun menyaksikan denga jelas hamba-hamba melupakan-Nya, menghianati-Nya. Namun, tiada terputus curahan nikmat-Nya diraih dari kenistaan menjadi keselamatan, dari kehinaan menjadi kemuliaan, dari kegelapan menjadi cahaya. Allahuwaliyuladziina aamanu yukhrijuhum mina dzulumaati ilan nuur. Allah lah pelindung orang yang beriman, menyelamatkan manusia dari kegelapan menuju cahaya.

Betapa banyak kita mengerjakan ibadah, tapi apakah ibadah ini benar-benar bisa mendekatkan diri kita kepada Allah. Alkisah, ada seorang ayah yang begitu rajin bekerja memberikan uang untuk anak-anaknya. Sang ayah memberi nasehat setiap saat, tetapi anak-anaknya jika melihat sang ayah lebih suka untuk menghindar, bersembunyi, atau mengharapkan ayahnya segera pergi. Mengapa? Ayahnya hadir lahirnya, tapi tidak hadir hatinya. Apakah pemberian uang ini pakai hati atau tidak, apakah kedekatan lahirnya ini pakai hati atau tidak, apakah belaian sayangnya pakai hati atau tidak.

Anak adalah manusia yang masih peka dan bersih hatinya. Anak-anak takkan tahu apakah bapak-ibunya hadir di dekatnya pakai hati atau tidak. Atau hanya untuk kepentingan dirinya ingin disebut orang tua bijak, ingin disebut sudah menafkahi anaknya, ingin anaknya bisa patuh kepadanya. Banyak orang tua yang hadir lahirnya, tapi tidak hadir hatinya di hati anak-anaknya.

Sahabatku, kita sering beribadah shalat, shaum, zikir, tilawah Quran, berulang-ulang tapi mengapa tidak menjadi dekat kepada Allah. Boleh jadi hati ini tidak hadir ketika tilawah Quran. Kita sibuk dengan pandangan orang ingin disebut ahli Quran. Masya Allah..

Kita sedekah, tetapi untuk siapa sedekah kita? Benarkah sedekah kita agar kita dekat dengan Allah atau hanya sekedar ingin disebut sebagai ahli sedekah atau takut disebut orang sebagai orang kikir. Betapa seringnya kita melakukan ibadah seakan-akan untuk Allah, shalat, puasa, zikir, tapi hati kita tidak kepada Allah.

Hati kita tamak kepada dunia ini. Kita lebih menikmati pujian manusia dari pada pujian Allah, penguasa alam semesta. Kita lebih nikmat dihargai manusia yang pasti binasa dari pada diangkat derajat di sisi Allah menjadi orang yang disayang Allah. Kita lebih rindu dielu-elukan manusia daripada oleh Allah disebut-sebut di kalangan mulia para malaikat-Nya. Hidup kita tergadai hanya untuk mencari dari makhlukk-Nya, padahal siapa manusia?

Manusia hanya makhluk ciptaan Allah yang tidak pernah punya apa-apa. Tidak pernah bisa menghidupkan dirinya sendiri, tidak bisa memberi manfaat tanpa izin Allah, tidak juga bisa memberikan mudarat tanpa izin Allah. Manusia tidak kuasa menolong dirinya sendiri, menolak bala yang menimpa diri. Bagaimana bisa mengabdikan hidup kita hanya untuk mengikuti keinginan manusia. Kita bekerja, kita shalat hanya untuk manusia. Itulah sebabnya, mengapa sering kita beribadah, tapi tidak ada yang berubah karena bukan untuk mendekat kepada Allah.

Sahabatku sekalian, hidup hanyalah sekali. Alangkah sia-sia hidup ini jika kita gadaikan dengan pandangan manusia. Kita gadaikan pujian di sisi Allah hanya karena ingin dipuji manusia. Ingat sama hati kita sahabatku bahwa kita beribadah benar-benar ingin dekat kepada Allah. Tidakkah kita ingin dekat dengan yang menciptakan kita, yang memberikan kehidupan, yang setiap saat mendetakkan jantung, yang memberi nikmat tidak pernah terputus berpuluh tahun, yang tidak pernah lelah mengurus makhluk-Nya.

Seharusnya agar dalam hidup ini bisa dekat dengan Allah, hadirkanlah hati. Hati yang ikhlaslah yang akan membuat hidup ini indah. Hati yang benar-benar ingin dekat dengan Allah. Kita benar-benar cari ilmu supaya dekat dengan Allah. Kita tolong orang lain supa kita dekat dengan Allah karena surga dunia itu kalau kita dengan yang menciptakan kita. Tidak ada kebahagiaan selain dekat dengan Allah yang Maha Agung.

Tiada kebahagiaan hakiki, kecuali kalau kita dicintai oleh penguasa langit dan bumi yang tahu persis apa yang kita butuhkan dan kita inginkan. Dia lah yang memiliki segala-galanya. Wamayyataqillah yaj’allahu makhrojan wayarzukhu min haitsu laa yah tahsib wa mayyatawakal ‘allallah wahuwa hasbuh (QS. Ath-Thalaq: 2-3). Barang siapa yang semakin mendekat kepada Allah dengan ketakwaan, niscaya Dia membukakan jalan keluar baginya. Allah akan membukakan pintu rizki dari tempat yang tidak diduga-duga dan Allah akan mencukupi siapa yang hatinya hanya untuk Allah.

Cukuplah Allah sebaik-baik penolong. Hasbunnallah wa ni’mal wakiil, ni’mal maulaa wa ni’man nashiir.

Wallohu’alam bishawab.

Sumber referensi: taujih aa gym.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar