Rabu, Agustus 15, 2012

Berawal dari Tarbiyah :)


Tarbiyah tidak sekedar ngaji, tetapi lebih dari itu. Ada aktivitas hati, berempati, dan berbagi.


Perjalanan itu berawal dari ajakan ibuku, mengajak untuk mengikuti pesantren kilat di salah satu pesantren di daerah Bandarlampung, namanya Pesantren Darul Hikmah (DH). Alhamdulillah.. darisitu aku mengenalnya..

Masuk Smp, aku berkenalan dengan Rohis, dan kembali aktif di kegiatan halaqah pekanan..
Masuk Sma, aku kembali aktif di Rohis, disini ketemu temen-temen yang semangat dalam menyebarkan Islam..
Masuk Kuliah, alhamdulillah, Alloh mempertemukan kembali di jama’ah ini..

Bagiku, Tarbiyah adalah nyawa generasi Robbani. Ia bukan sekedar “mengaji” dalam arti membaca al-Qur’an, tapi lebih dari sekedar itu. Menyampaikannya kepada orang lain dan senantiasa mempelajarinya.

Alloh Swt berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Imron ayat ke-79, “Hendaklah kamu menjadi orang-orang Robbani, karena kamu selalu mengajarkan al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.

Disini aku belajar. Belajar untuk sedikit berbagi ilmu. Belajar untuk ikut kontribusi di kegiatan Dakwah..
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Maidah: 54)

Ayat diatas menerangkan, Dakwah ini akan terus berjalan. Pertanyaannya apakah kita termasuk bagian dari kereta dakwah ini? Dakwah akan terus berjalan, dengan atau tanpa kita.

Ubah paradigma dengan Tarbiyah

Mungkin orang bertanya: apa yang bisa dilakukan dengan tarbiyah? Buktinya kini banyak kader tarbiyah yang ikut larut dan hanyut dalam hiruk pikuk euforia politik?

Saudaraku, kalau engkau hendak memburu dan membunuh tikus akankah kau gunakan meriam raksasa untuk membombardir gudang demi menangkap tikus? Akankah menangkap ikan dengan menebar racun? Ini persis ulah biadab tentara Yahudi yang memberondongi anak-anak Palestina dengan roket Apache.

Ubah paradigmanya, tangkap tikus tanpa kau hancurkan gudang itu, tangkap ikan tanpa merusak lingkungan. Maka bila kader tarbiyah banyak masalah, tangkap kadernya di-install ulang, dan bersihkan virusnya, bukan dihancurkan komputernya.

Sebagaimana tukang bangunan, setiap meninggikan satu batu bata tembok ia selalu melihat, mengawasi, meneliti: adakah yang miring, jatuh sehingga ia harus kembali merapikan, memoles, mengukir, mengganti dan menutup lubang.

Begitu pula dakwah dan tarbiyah, begitu menapaki satu jenjang mesti terlihat sudut-sudut yang kurang, lubang yang menganga, barisan yang renggang, ukhuwah yang gersang, potensi yang hilang, segera ia kembali untuk menyempurnakan kekurangan.

Ubah paradigma dengan Tarbiyah! Kembali ke asholah tarbiyah apapun fase dakwahnya. Tarbiyah bukan batu pijakan yang ditinggalkan dan dilupakan bila telah meraih puncak kejayaan.

Ubah paradigma dengan Tarbiyah! Jangan bertanya apa yang diberikan dakwah padamu, tapi bertanyalah apa yang sudah kau berikan untuk dakwah. Jangan kalah dengan seorang sahabat yang syahid. Ia lempar kurmanya untuk menyambut kesyahidan.

Ubah paradigma dengan Tarbiyah! Mulailah melangkah meski dengan langkah kecil, dengan personil yang sedikit. Untuk sukses tak perlu menunggu atau menuntut orang lain, tapi proaktif, dan memanfaatkan setiap momentum.

Ubah paradigma dengan Tarbiyah! Tarbiyah adalah berpikir untuk memberi “Jadilah kamu generasi Robbani yang senantiasa mengajarkan al-Kitab dikarenakan kamu selalu mempelajarinya.” Kalau kita berpikir memberi, maka kita akan selalu kaya; kalau kita berpikir menerima, maka terus menjadi miskin. Sadar untuk membina sebelum diminta murobbi tentu itu yang utama.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS. Al-Hasyr: 18.

Mudah-mudahan Alloh memberikan istiqomah di jalan Tarbiyah ini. Aamiin ya Robb.
Wallohu’alam bishawab.

Sumber inspirasi: Buku Quantum Tarbiyah oleh Solikhin Abu Izzudin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar