Jumat, September 30, 2016

Berkorban

Semua butuh pengorbanan.
Tapi tidak ada yang ingin dikorbankan.
Jadi, berkorbanlah sama-sama.
Berkorbanlah tanpa berhitung apa, siapa, atau berapa yang kau korbankan.
Berkorbanlah bukan sampai tidak ada lagi yang bisa dikorbankan.
Berkorbanlah sampai tidak ada lagi yang merasa sedang mengorbankan, sampai semua merasa sedang memperjuangkan dan diperjuangkan.

Perjuangan butuh pengorbanan.
Berjuang saja belum tentu kita jadi pemenang.
Tetapi berkorban sudah pasti tidak menjadikan kita pecundang.
Hanya pahlawan yang mau berkorban.

Dan setiap hati ingin diperjuangkan..

Kurikulum Islam Terpadu

Alhamdulillah di Manokwari udah ada Sekolah Islam Terpadu. Dengan izin Allah, aku kenal dengan kepala sekolah SMPIT Bina Insani Manokwari.

Ingin tahu, apa aja yang diajarkan di sekolah. Di pagi hari, ada agenda Mentari Pagi. Ngapain aja di Mentari Pagi itu? Sholat Dhuha, taujih pagi, al-matsurat, tahsin dan tahfidz Quran hingga jam 9. Kemudian dilanjutkan belajar umum sampai ashar.

Setelah itu kalo ikut ekskul, bisa selesai jam setengah 6 sore.
Masya Allah, aktivitasnya lumayan padet. Tapi kalo untuk kebaikan, gapapa kan?

Pembiasan di pagi hari untuk membuka hari dengan dzikir al-matsurat dan tahsin/tahfidz Quran ditambah dengan taujih pagi dan sholat Dhuha akan membuat produktivitas kita tinggi. Akan membuat berkah aktivitas kita. Kita akan melakukan aktivitas yang produktif hari itu.

Kalo sendiri melakukannya memang berat. Maka dibuat sistem agar semua orang melakukan dan mematuhi.

Yang kerja gimana? Semoga aku juga bisa meniru aktivitasnya di pagi hari. Mengawali hari dengan dzikir dan tilawah Qur'an. Juga mendengarkan ceramah agar menambah motivasi dan ilmu. Insya Allah. Semoga istiqomah. Aamiin.

Senin, September 26, 2016

Menjadi Makna

Kamu lelah dengan aktivitas hari ini? Jangan simpan rasa lelahmu, istirahatlah saat kamu perlu. Lalu, kembalilah menjadi makna. Tidak masalah apapun bentuknya. Percayalah yang menjadi makna lebih hebat daripada yang terus-terusan mencari makna, daripada yang terus-terusan berpikir hendak menjadi apa tanpa melakukan apa-apa, atau yang mementingkan diri semata.

Hidup kita bukan rangkaian pencarian, melainkan rangkaian penemuan. Lakukan saja dan jadilah saja. Hanya mereka yang melakukan dan yang menjadi yang bisa menemukan.

Belajar Parenting dari Film Finding Dory

Sesekali bolehkan ya kita hibur diri dengan hal yang bermakna. Ada satu film yang bagus banget. Dan baru aja rilis, nama filmnya: "Finding Dory"

Ada 6 pelajaran yang bisa diambil dari film itu:

1. Keluarga adalah segalanya

Kalau dalam film ini, keluarga yang dimaksud bukan hanya orang-orang yang memiliki hubungan darah dengan kita. Tapi juga orang-orang yang kehadirannya sangat berpengaruh dalam kehidupan kita sehari-hari.

Penting banget untuk bisa mengajarkan kepada anak-anak mengenai arti dari orang-orang yang ada di sekitar kita. Seperti halnya Dory yang kemudian menjadi keluarga bagi Marlin dan Nemo.

Tanpa bisa menghargai betapa berartinya orang-orang yang berperan dalam hidup dan menjadikan mereka keluarga, maka niscaya, hidup akan terasa lebih berat.

2. Orangtua Harus Belajar Mengenai Kejujuran pada Anak-anak

Terdapat satu scene di mana demi melindungi Nemo, Marlin mengatakan hal buruk kepada Dory yang kemudian membuat ikan tang biru pelupa itu pergi. Ketika ditanya oleh Nemo, Marlin malah mengingkarinya. Nemo pun menanyai Marlin terus menerus, sampai akhirnya papanya itu mengakuinya.

Setelah Marlin mengakui kekeliruannya, barulah mereka bisa melanjutkan perjalanan membantu Dory.

Dari sini bisa kita lihat. Bahwa terkadang kepolosan anak-anaklah yang membuat mereka nggak punya niatan-niatan tersembunyi. Kepolosan anak-anak juga yang membuat mereka tetap menjadi sosok yang jujur. Kejujuran jugalah yang menjadi nilai terbaik dari karakter seorang anak.

Nyadar nggak sih, kadang orangtua memang terlalu banyak memikirkan hal-hal lain, sehingga kurang jujur dalam memutuskan sesuatu ataupun saat menghadapi masalah. Padahal sebenarnya, dengan tidak menyembunyikan apa pun, permasalahan tersebut akan lebih cepat mereka rampungkan.

Yah, reminder bangetlah, bahwa sepahit apa pun, kejujuran merupakan hal terbaik yang harus dipegang.

3. Anak Adalah Karunia dari Tuhan, Apa Pun Kondisinya

Film Finding Dory ini mengingatkan para orangtua bahwa anak adalah karunia dari Tuhan bagaimana pun kondisinya. Jenny dan Charlie, orangtua Dory, punya kasih sayang tanpa batas kepada anaknya. Dengan segala kekurangan yang diderita oleh Dory yang menderita sindrom kehilangan ingatan itu pun, kedua orangtuanya tetap mengupayakan yang terbaik.

Jenny dan Charlie tidak menyesali keadaan anaknya, meskipun dalam satuscene-nya diperlihatkan betapa Jenny sedih memikirkan masa depan Dory.

Bisa saja Jenny dan Charlie pergi meninggalkan Dory, tapi hal tersebut tidak mereka lakukan. Mereka tetap mencurahkan kasih sayangnya, sambil berusaha yang terbaik untuk menyiapkan anak mereka.

4. Kasih Sayang dan Didikan OrangTua Akan Selalu Diingat

Jangan meremehkan kekuatan kedekatan, bimbingan, dan kasih sayang orangtua, adalah pesan yang ingin disampaikan di film Finding Dory ini. Dengan segala keterbatasan, Dory akhirnya bisa menyeberangi lautan dari Australia menuju California. Dan itu adalah berkat kasih sayang dan didikan orangtuanya.

Ya, meskipun menderita short term memory loss syndrome, Dory berhasil menemukan jalannya kembali untuk pulang. Itu semua berkat pecahan-pecahan ingatan di masa kecilnya yang sarat dengan kasih sayang dari orangtuanya, yang berhasil dikumpulkannya kembali dengan susah payah. Tanpa kasih sayang dan ajaran mereka, pasti Dory nggak akan pernah dapat melakukannya.

Peranan orangtua dalam menyiapkan anak mengarungi masa depannya itu benar-benar penting. Sepakat kan? Bagaimana orangtua menyiapkan si anak di masa-masa awal kehidupanlah yang akan membuat mereka belajar bagaimana menghadapi dunia saat mereka besar nanti.

5. Selalu Positive Thinking Terhadap Orang Lain

Terkadang kita sudah begitu terbawa oleh 'palsunya' kehidupan, sampai-sampai kita tidak bisa memercayai lagi kebaikan yang ada pada orang lain. Film Finding Dory ini pun mencoba mengatakan, bahwa tidak selalu yang terlihat itu seperti yang kita pikirkan.

Melalui karakter Hank, si septopus, saya belajar bahwa terlepas niat apa yang dimiliki seseorang, ketika dia mau membantu maka saya harus bisa percaya kepadanya. Dory yang bisa dibilang naif, karena daya ingatnya tidak bisa diandalkan, memberikan kepercayaan penuh kepada Hank untuk membantunya.

Ternyata, dengan diberi kepercayaan, Hank, yang awalnya punya pamrih dan menginginkan sesuatu dari Dory, bisa menjadi teman yang baik. Bahkan akhirnya bisa menjadi bagian dari anggota keluarga.

6. Orangtua Hanya Bisa Menyiapkan

Satu lagi yang sangat mengena di hati saya sebagai orangtua saat menonton film Finding Dory ini. Bahwa orangtua nggak akan selalu ada untuk anak kita, untuk senantiasa mendampingi mereka. Untuk selalu membantu mereka. Ada kalanya mereka harus menghadapi permasalahan mereka sendiri, tanpa kita bisa campur tangan. Don't you find it breathtaking sometimes? Melihat anak-anak kita kesusahan, tapi kita nggak bisa melakukan apa pun? Rasanya ... ah! Geregetan, tak berdaya, bahkan ada mungkin rasa bersalah dan menyalahkan diri sendiri. Betul?

Adalah menyiapkan mereka untuk bisa menghadapi segala sesuatu, menjadi satu-satunya hal yang bisa kita lakukan sejak sekarang.

Setelah segala persiapan, kasih sayang dan melakukan apa yang bisa kita lakukan, kemudian hanya kepercayaanlah yang bisa kita berikan kepada mereka untuk bisa menjalani hidupnya sendiri. Untuk bisa melanjutkan peranannya dalam dunia ini.

Memang sedih, tapi kita memang nggak akan selalu ada untuk mereka.

^_^

Karena disini ga ada bioskop jadi cuman bisa nonton lewat DVD yang dibeli di pasar dekat sini.

Meskipun gambarnya kurang bagus. But, it's oke for watching.

Recomended! :)

Sabtu, September 24, 2016

Mengerti

Sunnatullah dalam hidup, kalau kita ingin dimengerti mengertilah terlebih dahulu orang lain. Kalau kita ingin dihargai, hargailah terlebih dahulu orang lain. Kalau kita ingin diperhatikan, berusahalah untuk memberikan perhatian dahulu kepada orang lain.

Tulisan-tulisan yang aku buat diblog ini jujur adalah nasihat khusus untuk diriku sendiri. Rasanya dengan menulis di blog ini lebih privat. Karena tidak sefulgar di Facebook. Akupun tidak tahu siapa yang membaca blog ini. Kalopun sesekali ada yang membaca blog ini, semoga saja ada manfaatnya.

Jujur, tidak ada sama sekali niatan untuk jadi terkenal seperti Mas Gun (Kurniawan Gunadi). Aku hanya penulis amatir yang belum bisa menghasilkan karya seperti Mas Gun.

Tapi tidak ada salahnya untuk mencoba kan? Kadang pengertian terhadap diri, karena udah capek, sehingga memaklumi tidak bisa membuat karya. Membuat kondisi melemahkan.

Namun jika kita menyadari kelemahan kita, dan berusaha untuk memperbaiki sebaik-baiknya. Insya Allah, kondisi kehidupan kita akan semakin baik.

Darimana kekuatan itu berasal? Allah Al-Azis. Mohonlah selalu kepada-Nya.

Allohumma inni audzubika minal hammi wal hazan.
Wa'audzubika minal ajzi walkasal.
Wa'audzubika minal jubni walbukhl.
Wa'audzubika min gholabatiddaini wakohrirrijal.

Menundukkan Ego

Ingin sekali punya hati dan pikiran yang baik. Sehingga apa aja masalah yang dihadapi, bisa dihadapi dengan tenang.

Semakin hari anak-anak TPA tempatku mengaji, ada saja ulahnya. Bermain dalam kelas, berantem, bilang guru pilih kasih, bahkan yang paling tidak mengenakan menghardik guru.

Benar-benar menguji kesabaran ngajar disini. Tapi gimana cara ngadapinnya?

Berusaha dengan sebaik-baiknya peringatin, dan juga mendoakannya. Sebenernya anak-anak ini adalah buah hati dari orangtua yang diharapkan bisa menjadi anak yang sholeh/a, lagi bisa bermanfaat bagi sebanyak-banyak orang.

Mengajar adalah latihan untuk menundukkan ego. Berusaha untuk meminta maaf terlebih dahulu, tanpa harus melihat siapa yang salah. Berusaha untuk mendengarkan keluhan dari orang lain. Berusaha untuk memahami kondisi. Dan juga terus menjalin komunikasi yang baik.

Teringat pesan Bunda Tatiek, founder dari Forum Indonesia Muda, "Setiap peristiwa dan pelaku adalah guru. Setiap sudut bumi adalah buku."

Semoga Allah karuniakan kepada kita hikmah dari apapun kejadian yang kita alami. Aamiin Ya Robb.

Memohon yang Terbaik (1)

Allohumma sholi 'ala muhammad wa'ala ali muhammad.
Robbana zholamna anfusana waillam taghfirlana watarhamna lana kunanna minal khosirin.
Duhai Allah wahai yang Maha Menatap, wahai yang Maha Dekat, wahai yang Maha Tahu segala lumuran dosa. Terimakasih Ya Allah atas karunia yang begitu banyak kepada kami, padahal Engkau tahu siapa diri kami yang sebenarnya.
Ya Allah, ampuni selama ini kami lebih sering melupakan-Mu daripada mengingat-Mu. Ampuni Ya Allah Engkau hanya ada di sudut yang sedikit di hati kami. Ampuni Ya Karim jika kami lebih sibuk mencari kedudukan di hati makhluk-Mu daripada mencari kedudukan di sisi-Mu.
Ya Allah ampuni kami sering sekali ragu kepada-Mu, sering sekali kami tidak ridho dengan takdir dan ketentuan-Mu. Ya Allah ampuni, kami lebih sibuk dengan dunia ini daripada sibuk dengan ridho-Mu.
Allohummaj'alni minattawabin, waj'alna minal mutattokhirin, waj'alna min ibadikassholihin.
Allohumma aini 'ala dzikrika wasyukrika wahusni 'ibadatik.
Wahai Allah yang membolak-balikkan hati. Tolonglah kami Ya Allah. Golongkan kami menjadi hamba yang selalu ingat pada-Mu. Yang hati ini selalu penuh mengingat-Mu. Yang kemanapun kami menoleh selalu ingat pada-Mu. jadikan hari-hari yang tersisa menjadi hari-hari yang selalu bersama-Mu. Hari-hari yang tidak mau berpaling dari-Mu Ya Allah.
Ya Allah jadikan kami menjadi orang yang selalu dzikir pada-Mu, yang selalu ridho dengan apa yang Engkau tetapkan. Yang selalu berbaik sangka dengan apapun yang Engkau takdirkan. Selalu bersyukur hati ini Ya Allah dengan apapun yang Engkau berikan. Golongkan hati ini selalu sabar Ya Allah, karena yakin bahwa takdir Engkau selalu baik untuk kami. Ya Allah golongkan kami menjadi ahli syukur yang tenggelam dalam nikmatnya bersyukur atas apapun yang Engkau perbuat untuk kami.

Tidak Banyak Menuntut

Rasanya kita akan banyak kecewa kalo banyak menuntut. Kalo kita menyandarkan urusan ke orang lain. Selagi bisa dan mau berusaha, mandirilah. Mulailah berbuat.

Orang itu akan senang jika ia dituntun bukan dituntut. Penuhi kewajiban dan hak orang lain. Laksanakan dengan sungguh-sungguh. Dengan sepenuh hati.

Pak Anies Baswedan memberikan pesan yang bagus, "Anak muda jangan pilih jalan yang mudah. Jangan pilih jalan yang mendatar. Memang berat, memang sulit. Tapi disana akan menemukan puncak-puncak kesuksesan. Pilihlah jalan yang membuatmu tangguh."

Mari kita buktikan dengan karya-karya yang terbaik. Insya Allah.

Mempersembahkan yang Terbaik

Salah satu pesan Rosululloh SAW dalam haditsnya, "Orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin."

Ingin sekali menjadi orang yang beruntung itu. Bisa lebih baik dari hari ke hari. Bisa mempersembahkan yang terbaik dalam hidup ini.

Semua nasehat, saran, kritikan yang udah kita dapetin, itu kembali lagi ke diri kita sendiri. Apakah benar-benar mau memperbaikinya? Atau hanya sekedar angin lewat saja? Tidak berbekas tanpa makna.

Maka perlu kejujuran. Kejujuran mengakui kesalahan diri untuk sungguh-sungguh diperbaiki.

Kejujuran itu akan membuat indah. Meski kadang terasa pahit. Tapi itu yang akan membuat manis di akhirnya. Tidak ada topeng. Tidak ada yang ditutup-tutupi.

Selain perlu kesungguhan untuk mempersembahkan yang terbaik. Perlu juga hadir rasa yang membuat proses hidup ini semakin indah; cinta. Dengan cinta, setiap permasalahan insya Allah akan dihadapi dengan rasa tenang.

"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang." (Qs. Ar-Ra'du: 28)

Mempersembahkan yang terbaik dalam hidup ini, prosesnya sepanjang hayat. Perlu untuk dirawat, dijaga, dan ditumbuhkan kesadaran dalam diri agar terus mengupayakan yang terbaik.

Kalopun lingkungan kita masih belum mendukung. Semoga perubahan itu dimulai dari diri kita sendiri. Menjadi cahaya yang memberikan penerangan bagi banyak orang. Jangan malah menuntut atau menyalahkan orang lain.

Allah SWT berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman! Tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya"
(QS. An-Nisa': Ayat 19)

Semoga Allah jadikan hati kita untuk terus bergantung kepada-Nya. Agar hati dan pikiran kita terus dituntun dalam menghadapi ujian dalam hidup ini.

Wahai Allah yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri, dengan rahmat-Mu aku mohon pertolongan, perbaikilah segala urusanku, dan jangan Kau tinggalkan aku walaupun sekejap mata.
Aamiin Ya Rohman.

Jumat, September 23, 2016

Memperbarui Komitmen

Kita bisa membuat rencana, namun rencana itu tidak menghasilkan apa-apa, jika kita tidak berbuat, atau tidak memulai tindakan.

Maka perlu untuk terus memperbarui komitmen. Inilah kenapa Allah SWT menyuruh kita untuk sholat lima waktu, bahkan Rosululloh SAW menganjurkan kepada kita untuk selalu berdzikir. Agar hati kita selalu tersambung, selalu ingat kepada Allah.

Kalo kita selalu ingat, kita akan terus berupaya yang terbaik. Tidak akan menyia-nyiakan kesempatan. Tidak akan melakukan yang sia-sia.

Perlu, sangat perlu untuk selalu memperbarui komitmen. Perlu untuk terus dijaga, dirawat, dan diupayakan.

Dream, pray, action.

Tetap Istiqamah dalam kebaikan.
Terus bermunajat kepada Allah agar selalu diberikan kekuatan untuk memperbarui komitmen.
Semoga Allah selalu memberikan kekuatan dan kemudahan dalam setiap urusan kita.
Aamiin Ya Rohman.

Istimewa

Dari semua orang yang aku sayangi, kamulah yang teristimewa, kenapa?

Karena orangtua, kakak, adik, saudara, adalah anugerah Allah yang terkadang tidak diminta dan tidak dipilih.

Tapi kamu, orang yang aku pilih dengan segenap kesadaran dari yang lainnya.

Ya, kamu begitu istimewa..

Kamis, September 22, 2016

Puncak

Puncak kangen paling dahsyat ketika dua orang tidak saling telpon, sms, WA, tapi keduanya diam-diam saling mendoakan.

Selasa, September 20, 2016

Bersyukur Setiap Hari

Salah satu cara terbaik buat untuk bersyukur adalah menjalani proses hidup dengan sebaik mungkin.” (Nasehat guruku)

Kembali ke tanah perantauan adalah proses terbaikku untuk menjalani hidup. Karena aku dituntut untuk serba mandiri. Meskipun ga sepenuhnya mandiri. Karena kita juga membutuhkan bantuan orang. Setidaknya mandiri itu bisa ngatasin masalah sendiri. Kalopun kita kebingungan, alhamdulillah masih bisa dapat saran dari guru, orangtua, ataupun sahabat.

Perantauan karena tuntutan pekerjaanku ini adalah proses hidup yang harus aku jalanin. Harus nyesuain kondisi di tempat perantauan. Harus bisa adaptasi dengan iklim lingkungan juga makanan. Kita juga musti nyiapin hati kalo ketemu dengan orang yang gak sesuai keinginan kita di tempat kerja. “Harus tahan banting! Ga boleh cengeng.” Itu nasihat Bunda.

Satu hal yang harus aku lakuin setiap hari: Bersyukur! Kalo kita bersyukur, kita bakal nikmatin proses hidup ini. Ga akan ngeluh dengan masalah. Ga akan lemah karena keadaan yang sulit. Dan ga akan menyerah dengan keadaan.

Bersyukur itu bukan hanya sekedar ucapan. Tapi juga yang paling penting dengan tindakan dan keyakinan dalam hati. Dengan selalu bergerak walopun banyak rintangan. Dengan selalu jadi solusi dari permasalahan yang ada. Dengan selalu memohon pertolongan Allah. Dan juga dengan selalu ingat Allah, Asy-Syakur.

“Allohumma a’ini ‘ala dzikrika wasyukrika wahusni ‘ibadatik.”
Kami mohon pada-Mu Ya Alloh, bantulah kami untuk selalu ingat pada-Mu, untuk selalu bersyukur, dan perbaguslah ibadah kami.

Semoga Allah jadikan hati kita selalu terpaut pada-Nya. Ga pernah berhenti untuk terus bermunajat pada-Nya. Dan selalu yakin dengan janji dan pertolongan-Nya. Aamiin Ya Rohman.


Mandiri

Agenda prajab udah selesai, dan saatnya aku kembali ke tempat perantauan.

Biasanya Bunda bakal banyak ngebekalin makanan buatku. Bakal nyiapin makanan2 tahan lama yang aku akan makan disana. Masya Allah. Baik bangeeet Bunda.

Rasanya kalo udah di rumah. Se-mandiri apapun kita, masih dianggap aja kayak anak kecil. Itulah orangtua. Ya Allah semoga Engkau balas kebaikan yang banyak bagi kedua orangtua kami, dan Engkau wafatkan dalam husnul khotimah, aamiin.

Apakah karena aku udah jauh dari orangtua bisa dibilang, hidupku udah mandiri? Mandiri bukan berarti semuanya bisa dilakukan sendiri. Kita juga kadang butuh bantuan dari orang lain. Bagiku, mandiri itu berarti ga banyak ngerepotin orang lain.

Tiap orang punya kemampuan masing-masing, maka itu kita harus menghargainya. Ga semua orang bisa menghargai kita. Kita juga suka sulit menghargai orang lain. Tapi setidaknya mulailah dari diri kita sendiri.

Setiap orang punya sifat buruk, kita juga. Wajar lah, kalau sesekali kita kena sial mendapatkan keburukan orang lain. Kalau ga mau capek, jangan kebanyakan menuntut, jangan kebanyakan berharap. Dahulukan kewajiban kita dan haknya orang lain. Jangan sebaliknya.

Maka kita kalo mau terus berproses ke arah yang lebih baik, kuncinya adalah jangan pernah berhenti belajar. Belajar sebanyak-banyaknya. Belajar dari kejadian yang kita alami, apa hikmah dibalik kejadian ini ya? Apa kekurangan yang bisa aku perbaiki ya? Apa yang bisa aku lakukan agar keadaan bisa lebih baik ya?

Kalopun sesekali kita berbuat salah. Itu sangatlah wajar. Asalkan kita bisa belajar dari kesalahan itu. Yang penting jangan berhenti bergerak. Dicoba dulu, dijalani dulu, baru boleh menyimpulkan.

Dan sekali lagi, kuncinya adalah jangan pernah berhenti belajar. Kita harus mau mencoba dan belajar hal-hal yang baru. Kita ga mau kan hidupnya kayak gini-gini aja?

Minggu, September 18, 2016

Jatuh itu biasa nak

Jatuh itu biasa nak, apalagi kamu lelaki. Alam punya cara tersendiri untuk melantik seorang lelaki. Lelaki tulen tak mulus tubuhnya, lelaki hebat punya bekas luka.

Menangis saat jatuh, nggak apa nak. Lelaki memang nggak boleh cengeng, tapi bukan berarti nggak bisa keluarkan air mata. Air matamu sembuhkan luka, eranganmu pengurang rasa sakitmu. Air mata bukan hanya milik perempuan, lelaki pun punya. Tapi jangan air mata itu dijadikan senjatamu meraih simpati. Lelaki punya cara sendiri meraih simpati, bangkit dari jatuhmu, agar semua orang paham kau tak mudah dijatuhkan. Agar orang lain mengerti, kau tidak selemah yang mereka kira.

Meskipun terjatuh, apapun caranya, berlari, naik sepeda, memanjat, berkendara, akan banyak pelajaran yang kau dapat. Kau mengerti sebab apa terjatuh, kau bisa melihat apa saja yang bisa membuatmu terjatuh, untuk selanjutnya membuat kau lebih berhati-hati. Kau kan mengerti bahwa sebuah kesalahan, walau kecil, tetap bisa membuat kau tergelincir. Tentunya, kau pun mengerti untuk tetap berjalan seimbang, kau harus terus mengayuh.

Bukan lelaki mereka yang takut terluka. Setiap langkahmu penuh duri dan kerikil, itu pasti nak. Sebab tak satupun jalan perjuangan bertabur bunga, tak satupun jalan kebenaran halus seperti permadani. Kau lelaki, tetap pijakkan kaki meski kan terluka, walau pun kan berdarah. Kau kan belajar untuk menghadapi kerikil, menghindari duri agar langkah selanjutnya tak perlu banyak berdarah-darah.

Luka yang kau dapat saat belajar sepeda kemarin misalnya, itu kan selalu jadi ceritamu, bahwa tak pernah ada orang bisa berjalan seimbang jika tak pernah tahu rasanya oleng ke kanan, oleng ke kiri dan terjatuh sampai menghajar aspal. Kau pun belajar bahwa tidak ada aspal yang selembek kue apem, atau seempuk bantal. Itu artinya kau tahu betul sakitnya terjatuh. Kau mengerti bukan hanya kau yang tak ingin terjatuh, tetapi juga kawanmu, sahabatmu, orang-orang di sekitarmu, mereka yang membersamaimu.

Karena itu, ulurkan tanganmu saat orang lain terjatuh. Ingat, saat kau terjatuh ada orang lain yang rela merangkulmu, mengangkatmu, membangkitkanmu. Ada orang yang sanggup bangkit sendiri, namun ada kalanya seseorang membutuhkan pundakmu untuk bersandar, membutuhkan lenganmu sebagai tambatan untuk bangkit. Kuatkan pundakmu nak, perkokoh lenganmu. Akan banyak kesempatanmu menjadi penolong, membangkitkan orang-orang yang terjatuh.

Jangan pernah jatuhkan orang lain, bahkan mereka yang membencimu, meskipun mereka juga pernah dan berupaya menjatuhkanmu. Bukan Ayahmu yang ajarkan ini, tetapi Nabi teladan kita yang memberi contoh. Orang yang terjatuh, berarti posisinya sedang di atas, atau berdiri. Karena tidak mungkin dia terjatuh saat di bawah. Kau paham artinya nak? Saat di atas kau tidak boleh lupa melihat ke bawah. Saat berdiri, kau tetap harus merendah kepada mereka yang sedang duduk. Mereka yang lupa melihat ke bawah, akan lupa rasa sakitnya terjatuh. Orang yang lupa rasa sakitnya terjatuh, biasanya akan lalai. Mereka yang tak merendah, akan cenderung merendahkan. Tak begitu, bukan begitu ajaran kanjeng Nabi.

Oya, Ayah teringat sebuah poster di warteg pinggir jalan bergambar petinju legendaris Muhammad Ali, di situ tertulis “Tidak penting berapa kali kau terpukul dan terjatuh, tetapi berapa sanggup kau bangkit setelah terjatuh”. Benar sekalli kalimat poster di warteg itu nak, cam kan saja baik-baik, Ayah hanya mengulang kalimat Si Mulut Besar itu.

Satu lagi nak, kita sering nonton bola bersama. Coba kau perhatikan penjaga gawang, ada kalanya ia harus terjatuh atau menjatuhkan diri untuk menyelamatkan gawangnya, menyelamatkan tim nya dari kekalahan, bahkan membawa kemenangan. Kadang, sebagai lelaki, kelak kau harus rela jatuh bangun dan terluka, agar keluargamu tetap bahagia. Ingat, hanya lelaki sejati yang rela melakukan ini.

Ttd
Ayah

@bayugawtama

Menjemput rezeki

rezeki manusia itu tidak mungkin salah hitung apalagi tertukar. tinggal kamu yang memilih, mau menunggu atau mau menjemput? dapatnya tetap sama takarannya, tapi kebahagiaannya beda. tinggal kamu yang memilih, mau menjemput dengan cara baik atau cara tidak baik? dapatnya tetap sama takarannya, tapi ketenangannya beda.

ingat saja rumusnya. kebahagiaan itu milik mereka yang bersyukur. ketenangan itu milik mereka yang menurut (kepada Allah).

kalau kamu mau bahagia, jemput rezekimu. orang yang bersyukur tidak berdiam diri. bahkan saat menunggu, mereka tetap menjadikannya diam yang bekerja, dengan berdoa.

kalau kamu mau tenang, jemputlah rezekimu dengan cara yang baik–dan benar. orang yang menurut tidak pernah berlebihan. bahkan saat ada kesempatan, mereka tetap melihat batas-batas yang tidak boleh dilampaui, dengan jelas.

kebahagiaan dan ketenangan adalah nikmat yang paling nikmat–yang tidak diobral Allah kepada sembarang manusia. keduanya bisa didapat jika dan hanya jika dalam perjalanan menjemput rezeki, kamu bersyukur dan menurut.

jadi seberbusa apapun hatimu meminta, takaran rezekimu tetap seperti garis yang ditentukan. maka alih-alih, berdoalah memohon kelapangan hati, agar terus bersyukur dan menurut. istiqomah begitu.

(Nasehat sebelum berangkat penempatan. Ayo semangat lagi!!)

Jumat, September 16, 2016

Diary Prajab (2)

Guruku pernah berpesan, "Nyaman enggak nyaman itu sebenernya tergantung kitanya. Bukan lingkungan, bukan juga orang lain. Repot banget kalo menggantungkan 'kenyamanan' sama lingkungan/orang lain, karena kita ga selalu bergantung ke mereka."

Gitu juga dengan kerja di BPS. Kadang kita ga tahu akhirnya bisa ditempatin yang jauh banget. Jauh dari keluarga juga saudara. Tapi disitulah seninya hidup. Akan ada ujiannya. Siapa yang bisa menghadapi ujian itu, maka ialah orang yang beruntung.

Gimana cara ngadapin ujian itu? Siapakah yang bisa jadi sumber segala solusi?

Hanya Allah aja yang bisa menolong setiap urusan kita. Kedekatan kita dengan Allah akan banyak sekali membantu. Hati kita jadi tenang. Hidup kita akan dibimbing untuk mendapatkan jalan terbaik-Nya.

Lagian semua manusia itu pasti diuji kok. Bahkan banyak yang lebih berat daripada kita. Maka kalo dijalanin dengan sabar, insya Allah akan lebih ringan menghadapinya. Jangan lupa juga buat bersyukur. Bersyukur karena Allah masih sayang kepada kita dengan diberikan ujian.

Allah itu kan ngasih ujian sesuai dengan kemampuan hambanya. Jadi kita harus selalu husnuzhon dengan ketentuannya.

Doa adalah senjata paling ampuh orang-orang yang beriman. Sabar itu emang pahit awalnya, tapi bakal manis di akhirnya.

Yaps. Selamat berjuang sahabat-sahabatku! Semoga Allah selalu memberikan kekuatan dan kemudahan dalam setiap urusan. Aamiin Ya Rohman.

Terimakasih atas segala kebaikan dan cerita-cerita perjuangan selama penempatan. Semoga dipertemukan kembali dalam keadaan yang lebih baik. Aamiin.

"Kalo ada setetes tinta
Akan kubuat sebait puisi 
Kalo ada perasaan cinta 
Kita pasti bertemu lagi!"

Aktualisasi: saya pikir, saya rasa, saya bisa! ANEKA!

Kamis, September 08, 2016

Diary Prajab (1)

Manokwari, 26 agustus 2016
“Ah bentar lagi prajab. Bakal seru nih!” batinku saat aku lihat kalender sudah menunjukkan tanggal 26 agustus. Aku sedang siap-siap packing packing. Persiapan diklat prajab selama tiga minggu di jakarta. Seru banget! Ketemu temen-temen lama yang udah penempatan, bakal banyak cerita yang didapet nih.

“Allahuakbar-Allahuakbar!” suara adzan dekat kosanku. Udah masuk maghrib nih. Segera aku bersiap. Kali ini aku sengaja bawa HP ke masjid. Inilah saatnya aku izin pamit ke anak-anak TPA. Ada sedikit hadiah juga buat yang dateng ngaji.

N_N

“Nih ya, gula-gula buat yang udah selesai ngaji.” Aku serahin buat yang udah selesai ngaji. Selesai ngaji, aku ingin meminta foto bareng anak-anak TPA. “Pak guru mau pamit dulu ya, mau ada pelatihan di Jawa. Kita foto bareng dulu yaa.” Namanya anak-anak, ampun dah, fotonya alay beut.

“Pak guru pulang kapan?” tanya Alfian, salah satu anak TPA.
“Bentar aja kok. Pak guru pulang habis lebaran idul adha.”
“Itu mah lama pak guru. Nanti kita telponan ya pak guru.”
“Iya, insya Allah.”


Manokwari, 27 agustus 2016
Alhamdulillah, ini saatnya hari yang ditunggu telah tiba. Karena jam berangkat pesawat jam 10, jadi masih bisa ngelakuin kegiatan dulu paginya. Kebetulan banget aku ada jadwal liqo pekanan tiap sabtu pagi tepatnya jam 5.30-7.30. kali ini aku berangkat bareng Ardi. Temen satu penempatan di provinsi, cuman beda kabupaten.

Liqo kali ini tidak seperti biasa, karena Ust Imam sedang di Jakarta, jadi diganti dengan Mas Dhani. Beliau adalah sekretaris Ikadi Papua Barat. Sering juga membina Kesturi (Kelompok Studi Remaja Islam) Manokwari. Materi yang disampaikan tentang “Ruhiah Para Dai”. Dalam bergerak diperlukan juga ruhiah yang kuat. Jangan sampai para Dai aktif menyeru, mengajak kebaikan, tapi ruhiahnya lemah. Maka, harus diperkuat dengan riadoh. Amalan-amalan harian harus terus dilaksanakan.

Selesai liqo. Aku langsung pamitan dengan temen-temen satu halaqah. Izin tidak bisa datang selama tiga minggu karena agenda prajab. Sebenarnya saat tanggal 10 september ada agenda pelantikan anggota Ikadi Papua Barat. Dan aku juga diikutkan jadi panitia. Cuman karena ada prajab, jadi aku izin tidak bisa membantu.
Hingga akhirnya aku berangkat ke Jakarta. Wushh....

Jakarta, 27 agustus 2016
“Akhirnya sampe jakarta, alhamdulillah.” Aku sampai di terminal 3 bandara soekarno-hatta. Bandara yang baru aja dibangun. Masih ada pekerjaan yang dikerjakan oleh tukang, tapi overall udah 90 % terbentuk. Aku sampai bandara saat waktu maghrib tiba.

Aku dijemput ayah bunda dengan adek dini. Langsung masuk ke mobil, cari masjid dulu buat sholat, dan kemudian cari tempat makan. Selesai makan kami ga pulang ke serang, tapi ke Tangerang, buat nginep tempat Eyang.

Jakarta, 28 agustus 2016
“Pusat Pendidikan dan Pelatihan BPS” tampak depan gedung Pusdiklat BPS. Keren. Saat itu aku langsung izin pamit ayah bunda dengan adek dini. Langsung masuk ke kamar yang dituju. “Kamar 215 bareng Dwi Hendro.” Alhamdulillah, bareng sahabat lama yang sholeh, pikirku.

Saat waktu adzan maghrib, aku mendengar suara adzan. Ternyata mesjid ga jauh dari pusdiklat. Alhamdulillah. Malam itu aku cuman salim-saliman dan sedikit tegur sapa dengan sahabat yang udah lama ga ketemu. Hingga akhirnya aku kelelahan dan istirahat tidur.

Jakarta, 29 agustus – 8 september 2016
Udah mau masuk dua minggu aku berada di Pusdiklat. Alhamdulillah banyak ilmu yang didapat disini. Bisa bertegur sapa dan bertukar cerita dengan sahabat disini. Alhamdulillah. Dari sekian cerita ada yang sulit, ada juga yang mudah daerah penempatannya.
“Ah, rasanya aku harus banyak bersyukur dengan kondisi penempatanku. Bisa dipertemukan dengan orang-orang baik disana. Punya kegiatan yang seru. Ketemu dengan anak-anak SMA. Alhamdulillah.”

Aku inget aja pesan Bunda saat mau penempatan, “Nak, kamu jangan pernah iri dengan kemudahan yang didapatkan orang lain, tapi irilah dengan orang yang bisa bertahan dalam kesulitan.”

Tiap-tiap kita akan selalu saja diuji. Dan ujian itu mengukur tingkat keimanan kita. Semakin sulit diuji, artinya semakin tinggi imannya. Masya Allah. Pada prinsipnya semoga dimanapun kita ditempatkan, semoga aja semakin dekat ke Allah dan juga bisa membawa manfaat di sekitar kita.

Selama dua minggu ini aku juga punya tugas membuat rancangan aktualisasi yang akan dikerjakan di kantor penempatan. Dan pekan ketiga ini akan ada ujian kompre juga seminar rancangan. Insya Allah, dengan kesungguhan dan pertolongan Allah, akan diberikan kekuatan dan kemudahan dalam mengerjakan agenda prajab ini. semangat karena Allah! Semoga diberkahi setiap urusan kita.

(kangen nulis diary setelah revisi rancangan aktualisasi)

Minggu, September 04, 2016

Indahnya Bersaudara

Sungguh indah jika kita hidup bersaudara. Saling berbagi nasihat dan makna hidup. Hasil silaturahim hari ini. Masya Allah.

Alhamdulillah bisa dapat nasihat Quran dari Ust Fadlyl. Bisa silaturahim ke adek tingkat 4 yang lagi persiapan sidang. Bisa ketemu KSK (Ka Cori) yang baru aja jadi Tugas Belajar di STIS. Dan terakhir bisa ketemu sumber inspirasi Mas Bayu Gautama yang merupakan founder dari Sekolah Relawan.

Sungguh kebaikan itu indah jika lahir dari hati yang ikhlas. Hati yang tulus. Masya Allah. Dimanapun kita semoga kita bisa jadi sumber kebaikan bagi sebanyak-banyak orang. Berbagi manfaat, menyebarkan ilmu dan inspirasi bagi sekitar kita. Aamiin Ya Rohman.

Orang Keren

"Jadi jangan sampai kita menjadi orang yang (merasa) keren tapi kampungan. Jalan-jalan ke luar negeri, jalan-jalan ke pelosok, tapi ga memberikan kontribusi nyata untuk masyarakat. Hanya mementingkan dirinya sendiri."

Aku sepakat!

"Bagus banget ide mas. Jadi orang keren menurut mas itu gimana?"

"Yang berhasil melakukan perubahan-perubahan nyata. Sekecil apapun perubahan itu. Tapi ia tak pernah meminta penghargaan atau pengakuan. Dan tak minta disorot kamera. Menurut aku, itu malah keren."

Aku tersenyum. Terimakasih atas nasihat dan sumber inspirasinya Mas Bayu Gautama. Beliau adalah founder dari Sekolah relawan.com. Semoga bisa meniru kebaikannya juga. Aamiin.

Sabtu, September 03, 2016

Menjadi Mutiara

Dalam sesi materi di prajab, Widiasuara mengeluarkan uang 100rb. Kemudian berkata, "Ada yang mau ini?" Ucapnya sambil menunjukkan uang itu di depan kelas.

"Mauu." Kompak jawab.
"Kalo saya bejek-bejek masih mau ga?" Ucapnya sambil meremas-remas uangnya.
"Mauu."
"Kalo saya injek-injek masih mau juga ga?"
"Mauu."
"Kenapa masih mau?"
"Karena nilainya ga berubah."

Materi yang disampaikan pernah aku dapatkan juga dalam buku "Setengah Isi Setengah Kosong"
Disitu digambarkan sebuah mutiara. Mutiara mau dimanapun, tetap dicari orang, karena nilainya berharga.

Begitu juga orang yang memiliki ilmu dan manfaat, dimanapun akan menjadi Mutiara. Ia akan dicari oleh banyak orang karena keikhlasannya menebar manfaat. Masya Allah.

Dimanapun keberadaan kita, semoga menjadi manfaat bagi sebanyak-banyak orang. Aamiin Ya Rohman.