“Tarbiyah itu bukan segala-galanya, namun
segala-galanya berawal dari Tarbiyah.” (Imam Hasan Al-Banna)
Materi ini
disampaikan pada pertemuan halaqah dengan Ust.Syakir. Beliau mengingatkan
kembali kepada binaannya bahwa pentingnya Tarbiyah. Bagaimana Rosululloh Saw
membina umatnya, hingga saat ini ajaran beliau sampai kepada kita. Tarbiyah adalah
sebuah proses yang akan meneguhkan keimanan kita, karena dengan Tarbiyah Insya
Alloh akan teguh pendirian kita, tidak akan goyah sedikitpun.
Dalam kesempatan
lain pun, Ustadz Yayat dalam Majelis Ahad mengingatkan dalam ta’limnya, begitu
pentingnya esensi Tarbiyah. Ada tiga poin penting dalam esensi Tarbiyah.
Yang pertama
yaitu So’bun Tsabit. Yang artinya sulit tapi hasilnya paten. Tarbiyah ini
memerlukan proses yang memerlukan kesabaran ekstra untuk menjalaninya. Tidak mudah
memang, tapi jika kita sungguh-sungguh apa yang tidak mungkin. Seorang atlit
jika ia terus berlatih, insya Alloh akan berhasil. Seorang Mahasiswa jika ia
tekun belajar, insya Alloh akan menjadi mahasiswa yang berprestasi. Begitu juga
dengan Tarbiyah. Tarbiyah adalah sebuah proses untuk kita membina diri,
memperbaiki diri untuk terus semakin baik. Dalam sejarah pun mencatat,
bagaimana Rosululloh Saw mentarbiyah para sahabat sehingga melahirkan
generasi-generasi Terbaik. Subhanalloh!
Yang kedua
yaitu Qowil Aslin. Yang artinya panjang tapi hasilnya murni. Proses
Tarbiyah adalah proses yang panjang. Membutuhkan waktu yang lama, pengorbanan
yang tidak sedikit, namun hasilnya luar biasa! Kita baca dalam kisah siroh,
bagaimana Rosululloh Saw memenangkan perang badar dalam kondisi berpuasa di
bulan Ramadhan. Itulah proses Tarbiyah. Kita juga diajarkan bagaimana pribadi
seorang Muslim dalam karakter 10 muwasofat Tarbiyah, yaitu: salimul aqidah
(aqidah yang selamat),
shahihul ibadah (ibadah
yang benar), matinul khuluq
(akhlak yang mulia), qadirun alal
kasbi (berdaya secara
ekonomi), mutsaqqaful fikri (wawasan yang luas), qawiyyul jismi (fisik yang
sehat), mujaahidun
linafsihi (memerangi nafsunya sendiri), munazhzhamun fi
syu'unihi (teratur dalam
segala urusannya), hariitsun ala waqtihi (manajemen waktu yang baik), dan nafi'un li ghairihi (bermanfaat bagi
sesama).
Yang ketiga
atau yang terakhir yaitu Batik Ma’mun.
Yang artinya lambat tapi hasilnya
terjamin. Kita ibaratkan perlombaan lari marathon. Seorang pelari yang
ketika mulai start jika tidak dapat menjaga staminanya maka ketika di tengah
perjalanan akan habis staminanya. Lain hal jika ia dapat menjaga stabilitas
staminanya, sehingga dari awal hingga akhir perjalanan ia bisa terus semangat. Begitupun
dengan Tarbiyah, kita harus bisa menjaga semangat kita. Seringkali kita lemah
iman, namun jangan sampai terpuruk. Segera bangkit lagi, dan mulai aktif
mencari solusi!
Inilah esensi
Tarbiyah yang akan terus kita jalani. Jika kita sungguh-sungguh, insya Alloh,
Alloh Yang Maha Penolong akan memberikan istiqomah pada kita. Terakhir, saya
ingin tutup dengan sebuah ayat yang Alloh terangkan dalam Al-Qur’an Surat
Al-Anfal ayat ke-60, bacalah dengan hatimu ^^, “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka
kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk
berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan
musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang
Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan
dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
Mudah2an
manfaat. Wollohualam bisshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar