Senin, Mei 27, 2013

Belajar dari Kelapa



Cerita ini merupakan tausiah dari aagym. Bagaimana kita menuju sebuah kesuksesan. Mudah-mudahan manfaat.


Anda tahu bagaimana proses menjadi sari pati kelapa yang lezat dan bermanfaat untuk berbagai masakan di dunia? Pertama, saat seorang petani kelapa menaiki pohon kelapa yang sangat tinggi, ia akan memilih mana kelapa yang dianggap bagus dan siap untuk dipetik. Kemudian dari atas pohon, kelapa tersebut dijatuhkan dengan sangat keras ke tanah. Setelah itu, kelapa digunduli dengan cara dibacok dan ditarik kesana-kemari. Bahkan setelah gundul, kelapa harus dipukul dengan sangat keras agar pecah. Selesai? Belum.

Setelah kelapa pecah, buahnya harus dicungkil atau dilepaskan dari batoknya. Tidak cukup sampai disitu, kelapa masih harus diparut menggunakan besi-besi kecil tajam yang ditanamkan pada kayu. Belum juga puas, hasil parutan itu masih harus diperas. Setelah semua proses itu usai, barulah dihasilkan sari pati buah kelapa yang kita kenal sebagai santan.

Begitu pula kehidupan, untuk menjadi orang yang hebat kita harus melalui proses jatuh-bangun. Saat ujian datang silih berganti, jangan bersedih. Itu bagian dari proses yang harus kita lalui agar tercipta kehidupan yang lebih bermutu. Kuat dan sabar saat menanggung derita adalah kunci menuju kehidupan yang lebih bermakna.

Untuk hidup yang bermartabat tidak selalu dikelilingi oleh sesuatu yang nikmat. Diperlukan rasa sakit, perasaan tak nyaman, hinaan, dan segala derita yang terkadang datang tanpa kita undang. Itulah proses yang harus kita lalui untuk mendapatkan sari pati kehidupan.

Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.” (QS. Al-Imron: 186)

-Terinspirasi dari sebuah buku yang berjudul “ON” yang ditulis oleh Pak Jamil Azzaini-

1 komentar: