Senin, Mei 20, 2013

Proposal Hidupku



Dengan nama Alloh dan izin Alloh, aku buat proposal hidupku ini. Bukan untuk sombong atau ria, proposal ini aku buat untuk membuat perancangan hidupku. Karena hidup yang hanya sebentar dan sekali ini jika kita tidak membuat perencanaan maka akan sia-sia. Ya Alloh jauhilah kami dari perbuatan yang sia-sia..


Aku ditakdirkan Alloh sebelum masuk ke Kampus Statistik ini, aku masuk ke sebuah Institusi yang begitu banyak pencerahan yang aku dapatkan. Namanya Institut Pesantren Bogor (IPB), mudah-mudahan Alloh mengizinkan aku bisa sekolah pascasarjana disana, aamiin. Lewat kampus IPB ini Alloh pertemukan aku dengan teman-teman yang luarbiasa lewat Lembaga Dakwah Kampus Al-Hurriyah. Temans, yang aku kagumi bukanlah dari tampilan fisik atau materi, tapi kekuatan ruhiahnya. Lingkungan yang terbentuk benar-benar membuat kita merasakan kenyamanan disini.

Sistem Tarbiyah benar-benar terasa di kampus ini. Hampir seluruh civitas akademika ikut Halaqah. Bukan hanya dari mahasiswa, tapi juga dosen dan staffnya. Bahkan dosen di kampus IPB ini bukan hanya terkenal dalam prestasi akademiknya, namun juga ilmu agamanya. Khotib Jumat di Kampus IPB diisi sendiri oleh Dosen IPB. Karena Dosen IPB juga banyak yang ustadz, Subhanalloh.

Ada tiga ustadz favorit yang aku kenal dan sering aktif mengisi di Masjid Al-Hurriyah IPB ini. Yang pertama, Ustadz Hasyim. Beliau adalah Dokter Hewan yang menjabat Dekan FMIPA IPB. Ada yang bertanya, kok bisa ya? Dokter hewan menjabat Dekan di FMIPA? Karena S2 dan S3 beliau mengambil jurusan Biokimia di Eropa, jadi spesialis beliau sekarang Biokimia. Dan jurusan Biokimia sendiri merupakan jurusan yang hanya ada di IPB, jadi satu-satunya di Indonesia. Subhanalloh. Pengalaman yang paling kuingat dari beliau adalah saat beliau mengisi khotib jumat. Beliau menyampaikan tentang kepedulian kita kepada kaum dhuafa. Dan mengaitkan dengan gizi. Kira-kira isi tausiahnya sperti ini, “Kita ingin menjadi bangsa yang terdidik. Tapi sayang, begitu banyak dari kita yang masih kekurangan gizi. Dan inilah yang menyebabkan kemunduran bangsa. Bagaimana bisa seorang pelajar menuntut ilmu tapi tidak diimbangi dengan gizi yang baik? Karena berpikir juga butuh energy. Kalau tidak seimbang maka akan sulit menangkap pelajaran. Maka perlu ada ulurun tangan dari kita untuk berbagi kepada saudara-saudara kita yang ekonominya kurang…”

Ustadz yang aku kagumi kedua yaitu Ustadz Ahmad. Beliau sangat bersahaja, dan sering banget interaksi dengan mahasiswa. Beliau punya rumah di dekat kampus IPB dan beliau wakafkan untuk mahasiswi putri yang ingin tinggal disana secara gratis, asalkan mau aktif untuk mengadakan kajian di rumah atau ikut kegiatan dakwah di kampus. Subhanalloh. Beliau merupakan dosen dari Fakultas Kehutanan yang sudah banyak menorehkan prestasi di Kampus IPB ini.

Ustadz yang ketiga yaitu Ustadz Asep. Beliau merupakan alumni dari LIPIA yang sekarang menjadi dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) IPB. Beliau yang mengajarkan kepada mahasiswa IPB tentang ilmu-ilmu Fiqih. Dan sangat sering aktif di kegiatan Dakwah di Kampus IPB.

Sebenernya masih banyak banget ustadz di kampus ini. Bahkan mahasiswanya sendiri bisa dibilang ustadz, karena banyak yang alumni dari pesantren bahkan ada yang hafidz Al-Qur’an. Subhanalloh.

Ketika aku memutuskan pindah ke kampus Statistik ini, hatiku sangat bergejolak. Ya Alloh.. betapa lingkungan disini sangat Islami, rindu sekalii untuk sesekali berkunjung ke kampus ini. Walopun sedang padat agendanya atau banyak tugas, aku sering luangin waktu berkunjung ke kampus ini, mudah-mudahan Alloh izinkan aku untuk sekolah pascasarjana di Kampus IPB ini, aamiin.

Cita-cita saya kedepan, saya setelah lulus dari STIS ingin sekalii untuk melanjutkan Kuliah di IPB. Dan setelah itu berlanjut ke Jepang. Mungkin gak ya? Mungkiiin bangeet, kata Alloh kan, Kun Fa Ya Kun. Jika Aku berkehendak, maka terjadilah. Apa sih yang ga mungkin menurut Alloh. Kalo kita rajiin ibadah dan terus berusaha, insya Alloh akan ada jalan Alloh. Wamayyatawakillah yaj’allahu makhroja. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.

Kekuatan keyakinan dan impian ini yang akan mengantarkan kita kepada kesuksesan. Kalo istilah Pak Jamil Azzaini, sukses itu jangan diukur kesuksesan dunia saja, perlu juga sukses akhirat, namanya “SuksesMulia

Proposal hidup ini juga terinspirasi dari training yang beliau adakan. Bahkan Pak Jamil sendiri setelah beliau membuat proposal hidup, beliau melakukan umroh dengan harapan doa-doa dan harapan yang ada di proposal hidupnya bisa dikabulkan oleh Alloh. atau bisa kita sampaikan lewat doa kita di sepertiga malam saat melakukan Qiyamullail.

Cita-citaku selanjutnya yaitu ingin membentuk Keluarga Qurani. Ini terinspirasi dari Ustadzah Wirianingsih, yaitu Ibu dari 10 Penghafal Al-Quran. Dan sangat patut dicontoh oleh keluarga manapun. Dan anak-anak beliau ternyata bukan hanya hafal al-Quran tapi juga berprestasi di bidang akademiknya, Subhanalloh. Aku ingiiin sekali punya pesantren Tahfidz Al-Quran, seperti Sekolah Islam Terpadu. Seperti murobbiku saat SMA, beliau memiliki SMP IT di Bandarlampung. Visinya adalah selain menjadikan anak didik yang unggul dalam bidang akademik, juga berkarakter Qurani. Bisa terus mengkaji al-Quran. Insya Alloh, amiin.

Aku membayangkan ketika umurku 50 tahun nanti. Aku sudah punya Pesantren Al-Quran yang memiliki 5000 santri. Pesantren ini memberikan beasiswa bagi kaum dhuafa yang memiliki kesungguhan untuk belajar. Bagaimana caranya? Mulai membangun jaringan dari sekarang. Dan mulai sedikit-sedikit untuk belajar bisnis dan membangun suatu institusi. Memang tidak mudah. Tapi jika dilakukan dengan penuh kesungguhan dan sepenuh hati, insya Alloh, Alloh akan memberikan kemudahan.

Hal-hal yang ingin sekalii saya hilangkan, yaitu berbuat kesia-siaan. Seperti terlalu banyak tidur, mengobrol yang sia-sia, bermalas-malasan, peliit, menunda-nunda pekerjaan, egois, serta melakukan yang bukan prioritas. Adapun hal yang akan saya lakukan dan tingkatkan adalah disiplin dalam ibadah wajib dan sunnah, olahraga, belajar, mengasah kemampuan menulis dan berbisnis, dan selalu belajar menerapkan pribadi Rosululloh Saw.

Ya Alloh, inilah Proposal Hidupku. Bombing aku, tuntun aku, jangan Kau tinggalkan aku, kepada-Mu aku kembali, kepada-Mu aku mengabdi, kepada-Mu hidupku persembahkan. Bantu aku mewujudkan proposal hidupku, jadikan aku hamba-Mu yang kau cintai, serta jadikan aku hamba-Mu yang sibuk melakukan amal sholeh, aamiin.

Jakarta, 20 Mei 2013.

2 komentar: