Kamis, November 19, 2015

Kehidupan Di Kampus Statistik

Bismillahirrohmanirrohim

Kehidupan di Kampus Statistik

Diary 19 november 2015 / 7 Safar 1437

"Kamu akan mengenali seseorang sampai kamu melakukan 3 hal: melakukan transaksi bisnis dengannya, melakukan perjalanan, dan tinggal bersamanya." (Sahabat Umar Bin Khatab RA)

Perjalananku sampai ke titik ini, sungguh sangat panjaaang. Masih banyak hal yang harus diperbaiki. Masih banyak hal yang aku harus benahi. Aku hanya berharap, hingga akhir hayatku semoga Alloh matikan kita semua dalam keadaan husnul khotimah. Dalam keadaan yang terbaik. Dalam waktu yang terbaik. Dalam keadaan sedang beribadah kepada Alloh. Semoga. Aamiin.

-_-

Aku dari lahir hingga SMA berada di kota bandarlampung. Dari situlah semua berawal. Aku mengenal Tarbiyah sejak masuk SMP hingga saat ini. Alloh pertemukan orang-orang baik di perjalananku. Sungguh karunia hidayah yang sangat besar buatku. Tak sanggup aku membalas kebaikan orang-orang yang telah mengajariku. Ka Deni, ka Epan, ka Azmi, ka Fazrun, Ust. Tri, Ustadz-ustadz di pesantren darul fattah, dan darul hikmah. Dan orang-orang baik lainnya. Sahabat-sahabat rohis di sma yang juga sangat baik denganku. Luthfi, erlan, beni, kgs, bayu, surya, dan masih banyak yang lain. Ya Alloh rindu kalian. Semoga Alloh bisa beri kesempatan kita ketemu di waktu yang terbaik.

Sebelum masuk kampus statistik, aku masuk kampus IPB. Aku masuk jurusan kedokteran hewan. Disini aku menemukan orang-orang baik dan hebat. Alhamdulillah aku ketemu komunitas orang-orang baik disana. Lembaga Dakwah Kampus Al-Hurriyah IPB, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim IPB, Dewan Mushola Asrama IPB, Badan Ekskutif Mahasiswa TPB IPB, Rohis Kelas IPB, UKM Panahan. Menyibukkan diri dengan aktivitas yang manfaat. Capek? Yaiyalah. Kita kan bukan robot. Tapi nikmat! Kenikmatan itu bisa dirasakan dari ritme kita beraktivitas, kalo dirasa nyaman sesibuk apapun kita akan dinikmati. Bahasa gaulnya, passion. Passion membuat hidup kita enjoy. Passion bikin hidup lebih hidup.

Setelah pergolakan batin. Karena keputusan untuk pindah jurusan ke jurusan statistik di IPB tidak bisa. Akhirnya memutuskan mencoba peluang yang lain. Sungguh berat, keputusan ini. Saat itu aku juga sedang memanah sebagai kordinator fundrising di kepanitiaan mahasiswa baru IPB.

Ya Alloh.. rasanya mau nangis mengingat kejadian itu. Kejadian yang mengubah hidup dan masa depanku. Ya Alloh...

-_-

Diawal aku di jakarta, alhamdulillah aku dihubungi kakak-kakak tingkat yang aktif di rohis. Dicarikan tempat kosan, dan juga diajak untuk ngontrak bareng. Akhirnya aku ngontrak bareng di Rumah Quran STIS. Bukan sekedar ngontrak, tapi bareng-bareng ngafal Quran. Kalo bareng-bareng insya Alloh lebih terjaga. Sekitar setahun aku di RQ Stis. Alhamdulillah nambah hafalan, nambah semangat untuk deket dengan Quran. Aku disuruh pindah ngekos oleh orangtua, soalnya udah kejadian kemalingan saat ngontrak. Ya Alloh gantilah yang lebih baik, aamiin.

Saat tingkat dua, amanahku semakin banyak. Aku sudah jadi kordinator di dua organisasi. Ditambah beban mata kuliah yang banyak. Kuliah di kampus statistik ini membutuhkan mental yang kuat. Kalo ga bisa nyeimbangin antara akademik, organisasi, dan aktivitas yang lain (ngaji misalnya), maka bisa di Drop Out (DO). Bener-bener musti kuat mental, dan siap buat belajar yang keras. Kalo bukan karena pertolongan Alloh, ga mungkin aku bisa sampai saat ini.

Sejak tingkat 1 di kampus statistik hingga sekarang, aku masih ngajar privat. Aku jujur ingin punya sifat Khoriun Al-Qasbi (mandiri dari segi ekonomi). Maka aku bertekad ga akan minta uang lagi dengan orangtua. Meskipun gitu, orangtua masih saja ngirimin uang. Sebisa mungkin keseharian aku pake uang sendiri. Alhamdulillah bisa asal punya kemauan yang kuat.

Tingkat tiga di kampus tambah lagi amanah. Menjadi murobbi. Inget banget ayat Ash-Shoff ayat 2, Kaburoma'tan indalloh antakulu malata'lamun. Keburukan dari Alloh jika kamu berkata yang tidak kamu kerjakan. Ternyata berat juga jadi pengemban amanah ini. Sebisa mungkin aku berusaha amalkan apa yang disampein. Makanya diawal-awal mengisi ga mau ngisi yang berat-berat, takut banget kalo ga diamalin.

Tingkat empat nambah lagi amanah. Aku ingin nabung untuk jenjang berikutnya. Aku mendaftarkan diri jadi guru bimbel di BTA 8 Jakarta. Bimbel yang lumayan elit, dan siswa-siswanya pada pinter-pinter. Banyak pengalaman yang didapet disana. Ketemu dengan siswa-siswa yang kocak, yang ambisius, yang kerjanya main gadget terus. Anak-anak gaul jakarta dah. Aku jadi ngerasa muda lagi kalo bergaul dengan mereka. Namun sekarang aku udah off karena jam pulang kantor yang ga bisa terkejar ke tempat bimbel.

Selesai lulus, aku sekarang magang di BPS Jakarta. Alhamdulillah. Banyak sekali orang-orang baik disekitar kita. Kantor ini sudah punya kegiatan kerohanian yang baik. Setiap pagi dari senin sampai kamis ada halaqoh tahsin. Guru-guru didatangkan dari Al-Hikmah untuk mengajar tahsin. Diwaktu istirahat ada pengajian setiap ba'da zuhur. Ada juga kelas bahasa arabnya. Alhamdulillah. Masih banyak kesempatan untuk menuntut ilmu. Selesai kantorpun kita bisa ikut-ikut kajian-kajian lepas kerja di beberapa masjid, misal Masjid Daarut Tauhiid Jakarta, Masjid AQL Tebet, Masjid Al-Azhar, Masjid Sunda Kelapa. Banyak banget aktivitas baik disini, asalkan ingin kita bisa. Setiap akhir pekan pun ada kelas mentari hati, halaqoh pekanan. Alhamdulillah.

Jadi mahasiswa kedinasan, harus siap ditempatin di daerah. rada-rada galau terkait ini. Jujur aku jadi betah tinggal di jakarta. Karena banyak banget aktivitas yang manfaat disini. Tapi apa dayaa. Aku bener-bener terlepas terkait ini. Semoga Alloh memberi yang terbaik. Pesan murobbi jika disana nanti, segera cari komunitas-komunitas kebaikan. Aku sendiri ingin membuat taman baca. Tiap sore pengen jadi guru di TPA. Sedikit-sedikit bangun komunitas disana. Bergerak dalam kebaikan, banyak hambatan, tapi selama niat kita baik, insya Alloh dimudahkan di jalan-Nya.

Usaha yang besar, dimulai dari langkah kita yang kecil. Pelan-pelan kita akan menemui takdir kita masing-masing. Selama niatnya baik, Alloh akan mempertemukan kita dengan orang-orang baik. Selalu huznuzhon dengan ketentuan Alloh. Perbanyak munajat, berdoa yang banyak kepada Alloh yang Maha Baik.

Ingin sekali membangun pesantren Tahfidz. Sesekali melihat profil pesantren di Tasikmalaya. Pesantrennya masih tumbuh untuk menjadi besar. Saat ini masih merintis. Pesantrennya gratis untuk yatim dan dhuafa. Pendanaannya gimana? Ternyata dari usaha pemiliknya Ustadz Ahmad Al-Hafidz. Ada usaha warung makan yang ia beri nama Dapur Santri. Alhamdulillah dari usahanya tersebut bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan pesantren. Allohuakbar!

Cita-cita ini masih tertulis disini, akan dibantu terus dengan doa. Semoga Alloh mengabulkan niat-niat baik kita untuk melakukan kebaikan. Sehingga ketika menghadap Alloh nanti kita bisa mempersembahkan amalan terbaik kita kepada Alloh Azza Wajala.

Wallohu'alam bisshawab.

1 komentar:

  1. Assalamualaikum wr.wb. Aa Wahyu, mohon informasi itu alamat Rumah Quran STIS-nya di mana ya, dekat kampus STIS gak? Cara masuknya gimana? (dari saya, Sartono Jaya, Magelang)

    BalasHapus