Rabu, Agustus 06, 2014

Pengikut ISIS

Saat itu hari jumat setelah pulang sekolah,tepatnya jam dua siang. Ada agenda rutin yang biasa aku lakukan, yaitu syuro (rapat) kordinasi BPH ROHIS. Alhamdulillah semua peserta syuro sudah hadir tepat waktu sehingga bisa dilaksanakan dengan on time. Bismillah..


Ketika sudah menyelesaikan tilawah dan tausiah. “Afwan (maaf) akhi*  sebelum mulai ke inti syuro, ada yang mau menyampaikan sesuatu..” tiba-tiba akhwat memotong pembicaraan. “oh ya, tafadhol (silahkan)”

“Afwan kalo mengganggu kegiatan syuro ini. Ada suatu hal yang mau ana sampaikan..” suara akhwat* dari balik hijab.

“Oh ya, ana* nurul dari kelas XI IPA1. Di rohis ana diamanahkan menjadi sekretaris di divisi danus. Afwan kalo kabar ini harus ana sampaikan. Ana mau mengundurkan diri dari rohis..” suara akhwat itu bergetar.

“Afwan, ada apa ya kok tiba-tiba keluar? Sedang ada masalah?” tanyaku selaku penanggung jawab dan ketua rohis di SMA ini.

“Enggak. Ana cuman tidak mau lagi berinteraksi dengan akh bayu selaku kordinator ana di divisi danus. Soalnya..” ia menarik nafas dalam-dalam. “Pekan lalu, beliau membuat pengakuan yang membuat ana risih dan... afwan, terus terang juga tersinggung.” Sesaat kemudian suara dibalik hijab itu mengatakan, “Ia jatuh cinta pada ana.”

Apaa?!  Bayu udah berani nembak akhwat?! Astaghfirulloh. Aku harus berusaha tenang. Huft.

“Sabar ukhti, jangan terlalu diambil hati. Mungkin maksudnya tidak seperti yang anti* bayangkan.” Ucapku mencoba menenangkan persoalan.

“Afwan…ana tidak menangkap maksud lain dari perkataannya. Ikhwan itu (Bayu) mungkin tidak pernah berpikir dampak perkataannya. Kata-kata itu membuat ana sedikit banyak merasa gagal menjaga hijab ana, gagal menjaga komitmen dan menjadi penyebab fitnah. Padahal, ana hanya berusaha menjadi bagian dari perputaran dakwah ini.” sang akhwat kini mulai tersedak terbata.

“Ya sudah…Ana berharap anti tetap istiqamah dengan kenyataan ini, ana tidak ingin kehilangan tim dakwah oleh permasalahan seperti ini”. Mas’ul itu membuat keputusan, “ana akan ajak bicara langsung akh bayu.”

“Iya. Syukron.”

N_N

Aduuh bisa-bisanya Bayu berbuat seperti ini. Ada apa ya? Dia kan anaknya rajin sholat, ngaji. Ga pernah bolos dari halaqah* pekanan. Kak deni juga pernah nyampaikan dalam halaqah. Bahwa hubungan cinta antara laki-laki dan perempuan itu haram, kecuali sudah ada ikatan yang sah yaitu pernikahan. Apa ia mau memulai ta’aruf ya? Atau ingin mencoba pacaran islami ya? Atau jangan-jangan beliau sudah mulai ikut ISIS ya? Waah. Aku harus ngobrol dengan bayu nih besok.

N_N

Di kantin sekolah.

Terpampang tulisan besar bergaya grafiti yang bertuliskan “Kantin Pemadam Kelaparan”. Kantinku ini lumayan keren. Banyak banget variasi makanannya. Selain itu harganya murah dan porsinya banyak.

Tiba-tiba sesosok laki-laki datang dengan janggut tipis, rambut klimis, dan bau amis itu dia: Bayu!

“Assalamualaikum. Oy bro! Apa kabar?” sahutku.

“Walaikumussalam. Kabar baik bro. Eh udah makan?” jawabnya.

“Wah kebetulan. Ane juga belum makan. Makan bareng yuk.”

“Enaknya makan apa ya bro?”

“Kayaknya enak makan bakso mang kumis.”

“Wah kagak enakan gado-gado mbah urip. Enaknya nendang bro.”

“Yaudahlah bro. Selera masing-masing. Yang penting satu meja ya bro.”

Aku memesan bakso mang kumis dan bayu memesan gado-gado mbah urip. Kemudian duduk di meja yang sama.

“Bro jangan lupa baca doa.” Ucapku mengingatkan.

“Iya udah tahu. Allohumma inni audzubika minal khubutsi wal khobais.”

“Woy, ngawur! Itu doa masuk wc. Masak mau makan disamain dengan masuk wc.”

“Oh ya. Sori bro. Khilaf, hhe.”

“Yang bener itu Bismika allohumma ahya wabismika amut.”

“Salah juga keles. Itu doa mau tidur.”

“Becanda sih bro. Ane kalo becanda emang suka serius, hhe.”

“Yaudah bareng-bareng. Allohumma bariklana fima rozaktana wakina adzabannar. Aamiin.”

Akhirnya kita makan. Ga lupa kasih kecap. Apapun makanannya yang penting ada kecap. Pasti enak, hehe.

“Eh bro, kali ini ane yang bayar ya makanannya.” Aku menawarkan pada Bayu.

“Tumben bro.” Ucap bayu.

“Lagi ada rezeki aja bro.”

“Oke deh. Jazakalloh ya bro. Ente emang temen baek ane sedunia dan akhirat.”

“Waiyakum. Semoga kita bisa jaga ukhuwah ini ya bro.”

N_N

Bayu ini adalah sohib dekatku. Beliau adalah sohibku ketika SMP dan berlanjut hingga sekarang SMA. Rumahku juga tidak terlalu jauh. Sehingga kita sering main bareng di rumah. Mulai SMP kita mulai diajak ngaji bareng dengan seorang ustadz di komplek rumahku. Orangnya baik banget. Niat awal sih cuman mau makan gratisnya aja. Tapi ternyata lama kelamaan ustadznya seru. Materi-materi yang dibawain menyenangkan, gak angker kayak guru agama di sekolah. Namanya Ustadz Refi. Beliau merupakan salah satu pembuka jalan hidayah buat kami berdua mengenalkan jalan islam dan tarbiyah ini.

N_N

Sabtu sore sehabis pulang sekolah. Lokasi di mushola asy-syifa tercinta. Tempat ini adalah tempat nongkrongnya anak-anak gaul yang cinta masjid. Kita punya moto: “Real Men, Goes To Masjid.”

“Eh bro, ga pulang?” tanyaku ke Bayu di depan teras mushola.

“Nanti bro. Nongkrong-nongkrong dulu. Ga enak langsung pulang. Di rumah ga ada kerjaan.”

“Ga ada kerjaan? Bukannya banyak cucian kotor di deket dapur ya?”

“Bukan itu keles. Boring aja nih akh, hidup gini-gini aja. Kadang ane ngerasa iri ngeliat temen-temen kita yang pacaran. Dia bisa menemukan pasangan hidupnya. Bisa saling berbagi, curhat. Kayaknya enak deh..”

“Bukannya ane sahabatmu bro? Ane kan bisa jadi tempat curhat antum.”

“Ya ane pengen bukan sekedar sahabat. Tapi soulmate bro. Belahan jiwa. Yang bisa ngasih perhatian ke kita.”

Wah udah bener-bener kena virus merah jambu nih.

“Btw, ente kemaren nembak akhwat ya?”

“Ah engga. Engga...”

“Jangan bohong. Kalo bohong ga kasih pinjem lagi comic ah...”

“Engga..” “Engga salah lagi..”

“Hahaha.”

“Ya tahulah.”

“Ane emang suka dengan nurul bro. Dan ane menyatakan perasaan ane ke dia. Apa itu salah bro? Sah-sah aja kan kita suka dengan akhwat?”

“Ya sah lah bro. Siapa yang menyalahkan?”

“Jadi ane ga salah kan?”

“Ane tidak menyalahkan perasaan antum. Kita semua berhak memiliki perasaan itu. Pertanyaan ane adalah, apakah antum sudah siap ketika menyatakan perasaan itu. Apakah antum mengatakannya dengan orientasi bersih yang menjamin hak-hak saudari antum. Hak perasaan dan hak pembinaannya...”
“Apakah antum menyampaikan kepada murobbi antum untuk diseriuskan?  Apakah antum sudah siap berkeluarga. Apakah antum sudah berusaha menjaga kemungkinan fitnah dari pernyataan antum, baik terhadap ikhwah lain maupun terhadap dakwah????”

“Iya ane khilaf akh...”

”Akhi bagi kita perasaan itu tidak semurah tayangan sinetron atau bacaan picisan dalam novel-novel. Bagi kita perasaan itu adalah bagian dari kemuliaan yang Alloh tetapkan untuk pejuang dakwah. Perasaan itulah yang melandasi ekspansi dakwah dan jaminan kemuliaan Allao SWT. Perasaan itulah yang mengeksiskan kita dengan beban berat amanah ini. Maka Jagalah perasaan itu tetap suci dan mensucikan. Oke bro?”

“Iya akhi. Ane Cuma futur.”

“Tugas kita untuk saling mengingatkan akhi. Ane cuman ga mau sohib deket ane menyimpang. Jadi ane mau meluruskan biar bisa tetep istiqomah.”

“Iya akhi. Ente emang temen baik ane dunia akhirat.”

“Akhi ane punya puisi tentang ‘bidadari’ mau denger ga? Hhe.”

“Coba dah sang pujangga nyampein puisinya..”


“Bismilllahirrohmanirrohim.

Teruntuk Bidadariku

Ya Alloh
Aku tahu..
Sebaik apapun ku berusaha
Sekeras apapun ku berbuat
Aku hanya manusia biasa
Yang penuh lupa dan dosa
Tapi pada-Mu ya Robb aku pinta
Siapapun bidadari yang kau siapkan untukku
Semoga aku bisa menjadi yang terbaik baginya
Karena aku tahu dialah yang terbaik untukku

Dan semoga Ya Alloh
Semoga dalam naungan cinta-Mu
Kita dapat bersama
Mengarungi jalan tarbiyah-Mu
Dan selalu mengingatkan
Untuk sebuah cinta suci mulia
Agar dapat kembali bersua,
Di surga-Mu”

“Wah lumayan juga ente bisa jadi penyair kondang nih.”

“Ah biasa aja keles. Btw, sekarang ada komunitas ISIS lho, ikutan yuuk!”

“ISIS bro? Ngaco lo. Sesat keles. Bahaya! Ane ga mau ikut-ikutan.”

“Bukan sekedar komunitas biasa bro. ISIS itu Ikhwan Sholeh Idaman Siapapun. Kegiatannya memperbaiki diri, mencegah kemungkaran dan mengajak kepada kebaikan.”

“Wah itu mah komunitas oke bro.”

“:)”

N_N

Kata-kata asing

Ana/ane: saya
Anti: kamu perempan
Antum: kamu
Ikhwan: laki-laki
Akhwat: perempuan
Murobbi: guru ngaji
Halaqah: pengajian
Akhi: dia laki-laki
Ukhti: dia perempuan

N_N

Semoga bermanfaat. Semangaat, ikhlas berjuang, huha!!


1 komentar:

  1. Saya kira yang lain, ternyata Ikhwan Sholeh Idaman Siapapun.. Hehe.. :)

    BalasHapus