“Bu, kita
hari ini jualan dimana?” tanyaku pada ibu yang sedang menyiapkan barang
dagangan.
“In syaa
Alloh kita jualan di alun-alun serang ya nak. Hari ini kan hari minggu pasti
banyak pembelinya disana.” Kata ibu sembari tersenyum.
“Oh ya,
bener bu. Semoga hari ini laku keras ya bu.” Ucapku dengan penuh semangat.
“Iya. Aamiin.
Kamu emang anak sholeh nak.” Ucap ibu sambil mengelus kepalaku.
Namaku alif.
Sekarang aku duduk di bangku kelas 3SMP. Rumahku dekat dengan alun-alun kota
serang. Aku sangat sayang dengan ibu dan adikku dini yang sekarang masih kelas
5 SD. Semenjak ayah tiada, ibu yang harus membanting tulang. Memberi nafkah
anak-anaknya yang masih kecil. Karena ibu hanya lulusan SD jadi ia hanya bisa
berjualan. Modalnya didapat dari tabungan ibu selama lima tahun. Ia berjualan
minuman dan makanan kecil (snack). Setiap hari senin-jumat ia berjualan di
deket sekolah. Dan hari sabtu-minggu ia
berjualan di alun-alun kota serang.
Karena aku
sekolah dari hari senin sampai sabtu, aku hanya membantu ibu di hari minggu. Aku
sebenernya mau ikutan latihan taekwondo setiap minggu pagi, tapi karena aku
kasihan dengan ibu niatku aku tunda dahulu. Aku pernah curhat dengan kakak
mentoringku di SMP, namanya kak azmi.
“Kak azmi,
kenapa ayah cepat sekali meninggalkan aku ya? Aku kan belum sempat lulus
sarjana kak. Aku juga belum nikah kak. Aku ingin sekali ayah melihat aku
mengenakan baju toga ketika aku lulus kuliah nanti kak. Ah seandainya saja ayah
masih ada, pasti ibu ga capek kerja seperti ini.” Keluhku kepada kak azmi
ketika pertemuan mentoring.
“Alif, Alloh
akan selalu bersama orang-orang yang sabar. Seorang mukmin yang taat kepada
Alloh, ia tidak akan mengatakan ‘ah seandainya Alloh tidak menakdirkan seperti
ini..’ artinya kita tidak menerima takdir dan ketentuan Alloh. Seorang mukmin
yang hatinya bersih ia selalu berbaik sangka dan ridho dengan ketentuan Alloh. Karena
boleh jadi apa yang buruk bagi kita, boleh jadi baik menurut Alloh. Takdir
Alloh kepada kita pasti baik azmi. Pasti yang terbaik buat kita.” Kemudian kak
azmi memelukku dan meneteskan air mata. Tiba-tiba aku merasakan kehangatan
dalam pelukan kak azmi ini. Ya Alloh jagalah ukhuwah kami ini selalu. Aamiin. Doaku
dalam hati.
0_0
“Ayah, alif
ganteng ga pake koko putih ini?” aku pamerkan baju baru pembelian ibu.
“Wah anak
ayah ganteng banget. Lebih ganteng lagi kalo pake peci putih. Nih..” ucap ayah
sembari mengenakan peci di kepalaku.
“Wah anak
ayah seperti pengantin sunat. hhe”
“Ah ayah. Bukan
kayak pengantin sunat. Udah seperti ustadz arifin ilham kan? Ustadz kondang
yang di tivi.”
“Iya. Alif emang
mirip. Semoga anak ayah juga bisa bermanfaat kalo udah dewasa nanti.”
“Ayah, alif
sayang dengan ayah sama ibu. Alif mau bahagiain ayah-ibu dengan prestasi alif. Alif
bakal meraih cita-cita setinggi langit. Kuliah di eropa. Punya usaha. Dan punya
istri yang sholeha.”
“Wah alif
udah dewasa ya sekarang. Semoga cita-cita alif terkabul. Aamiin.”
“Ayah jangan
tinggalin alif ya?” kataku sambil menatap wajah ayah.
“Iya alif. Ayah
akan selalu berada di samping alif.”
“Janji yaa.”
Ucapku sambil menunjukkan jari kelingking tangan kananku.
“Iya, in
syaa Alloh.”
Tiba-tiba aku
terbangun dari tidurku. Ya Alloh ternyata cuman mimpi. Aku rasanya senaang
sekali walaupun cuman bisa bertemu lewat mimpi. Aku lihat jam di dinding
ternyata masih jam tiga pagi. “Wah waktu mustajab nih buat minta dengan Alloh.”
Ucap batinku.
Aku langsung
bangkit dari kasur dan mengambil air wudhu. Saat itu aku masih bisa menjalankan
kebiasaan sholat tahajud yang diajarkan saat pesantren kilat di sekolah. Tiba-tiba
aku melihat ada sosok putih di dekat pintu kamarku. Argh...
“Alif sholat
tahajud ya?” ucap ibuku.
“Wah kirain
siapa? Ternyata ibu. Iya bu. Kak azmi pernah bilang. Kalo sepertiga malam itu
waktu mustajab buat doa bu. Doa-doa kita bakal dikabulkan oleh Alloh.”
“Iya benar. Anak
ibu emang anak yang sholeh. Jangan lupakan doa buat ayah ya lif.” Ucap ibu.
“Iya bu. Alif
selalu berdoa semoga ayah dimasukkan ke dalam surga.”
0_0
“Bu, es teh
botoh dua ya!” ucap seorang remaja kepada ibu.
“Oh ya. Tunggu
bentar nak.” Ucap ibuku sambil mengambilkan dua teh botol permintaan remaja
tersebut.
“Makasih bu.”
Ucapnya sambil menyerahkan uangnya.
“Wah bu. Alhamdulillah
hari ini kita laku keras ya bu.” Ucapku bersemangat.
“Alif, coba alif
hitung berapa total uang yang di dapat hari ini. Ibu mau merapikan dagangan
dulu. Habis itu kita pulang.” Ucap ibu sambil merapikan dagangan untuk
bersiap-siap pulang.
Aku hitung
semua total uang yang didapat hari ini. “totalnya tiga ribu bu.” Ucapku ke ibu.
“Alhamdulillah.”
Ucap ibu senang.
Tiba-tiba dari
arah barat datang tetanggaku Bu Sri sambil menggendong anaknya.
“Assalamualaikum
bu.” Ucapnya ke ibu.
“Walaikumussalam.
Wah bu sri apa kabar? Ada yang bisa dibantu bu?”
“Ibu maaf
jika saya mengganggu. Bu, saya mau minjem uang buat suami saya yang sedang
sakit bu. Suami saya terkena maag kronis bu akibat menahan makan. Sehingga harus
dibawa ke rumah sakit bu. Saya tidak ada biaya sama sekali bu. Gaji suami saya
sudah habis buat bayar listrik, dan keperluan sehari-hari bu..” ucapnya sambil
memelas kasihan.
“Berapa
biaya yang dibutuhkan bu?” ucap ibuku.
“Sekitar dua
ratus lima puluh ribu bu kata dokter.”
“Wah
kebetulan sekali bu. Hari ini ada sedikit rezeki berlebih. Ini uangya. Semoga suamimu
lekas sembuh ya.” Ucap ibu sambil menyerahkan semua hasil dagangan yang di
dapat hari ini.
“Wah ini
berlebih bu..”
“Oh tidak
apa-apa. Itu buat ongkos ke rumah sakit bu. Dan ini jangan dianggap hutang ya. Anggap
saja ini saya membalas kebaikan bu sri selama ini.”
“terimakasih
bu. Ibu sangat berhati mulia.” Ucapnya sambil memeluk ibu.
Kemudian bu
sri langsung pulang. Dan kami merapikan dagangan bersiap pulang.
“Bu, itu kan
hasil keuntungan dengan modal dagang hari ini bu. Ko ibu mau menyerahkannya
semua? Besok kita jualan gimana bu?” ucapku protes ke ibu.
“Alif anggap
aja ini sedekah kita nak. Semoga Alloh membalas yang lebih baik.” Ucap ibuku.
“Tapi ibu
memberikan semuanya? Bukannya bu sri selalu berbuat jahat dengan kita bu.” Protesku
lagi ke ibu.
“Alif ibu
hanya berharap. Semoga anak-anak ibu ketika dewasa nanti, saat alif dan dini
sedang mengalami kesusahan. Semoga anak-anak ibu ada juga yang mau ngebantuin.”
Ucap ibu sambil tersenyum padaku.
Ya Alloh. Ibu
mungkin hanya lulusan SD. Ilmunya sangat sedikit. Tapi hatinya sungguh mulia. Ia
sudah memikirkan anak-anaknya dewasa nanti. Semoga ketika sedang mengalami
kesusahan, ada orang yang mau ngebantuin. Ya Alloh.. balaslah kebaikan ibu
dengan pahala yang banyak. Aamiin. Doaku dalam hati.
0_0
“Alif minta
doanya ya bu. Semoga alif istiqomah di daerah nanti.” Ucapku sambil mencium
tangan ibu.
“Iya nak. Jaga
diri ya nak. Ibu hanya bisa berdoa dari sini. Semoga kamu bisa menjadi anak
yang sholeh dan bisa bermanfaat bagi orang lain.” Ucap ibu padaku.
Aku telah
menyelesaikan studiku dan kini saatnya melaksanakan kewajiban setelah aku
kuliah. Aku kuliah di perguruan tinggi kedinasan yang diwajibkan setelah lulus
mengabdi di instansi pemerintahan. Namun sayang permohonanku ketika mengajukan
wilayah dekat rumah ibuku, tidak dikabulkan. Karena staffnya sudah penuh. Dan aku
harus rela ditempatkan di daerah yang lumayan jauh dari pusat kota. Ya Alloh
berikan hamba kesabaran.
Saat itu
sangat sulit untuk berkomunikasi. Jadi aku hanya bisa mengirimkan kabar lewat
surat.
Ketika aku
sudah bekerja sebulan disana. Aku segera mengirimkan kabar melalui surat ke ibu
dan dini yang ada di rumah.
Teruntuk ibu dan adek dini yang aku sayang
karena Alloh.
Assalamualaikum. Bu, alhamdulillah bekerja
di daerah sini tidak seburuk yang aku bayangkan. Alhamdulillah berkat doa dan
kebaikan ibu disini saya banyak yang ngebantuin. Mulai dari tempat penginapan,
mengetahui wilayah, dan juga sempat dicarikan istri, hhe. Bu, alhamdulillah
gaji pertama bulan ini sudah keluar bu. Ingin rasanya mengajak ibu dan adek
dini makan-makan. Tapi karena jarak yang memisahkan kita. Jadi gaji pertama ini
aku simpan bu. Nanti saat lebaran ketika aku datang. Aku akan serahkan gaji ini
ke ibu buat nambahin biaya ibu naik
haji.
Salam sayang. Anakmu. Alif.
Biasanya ibu
akan membalas surat itu lewat perantara adek dini yang masih duduk di kelas dua
SMA.
Teruntuk kak alif yang aku cintai karena
Alloh.
Assalamualaikum. Kak, alhamdulillah. Ibu senang
denger kabar dari kak alif. Ibu tidak pernah berhenti berdoa katanya untuk
keberhasilan anak-anaknya. Ibu juga berkeinginan kak alif segera menikah dengan
wanita yang sholeha. Ibu udah ga sabar minang cucu katanya. Hhe.
Salam sayang. Ibu dan adekmu dini.
Ah, ibu
keinginannya ada-ada aja. Sebenernya ibu udah punya calon sebelum aku pergi
berangkat kesini. “Alif, ibu mau mengenalkan seorang wanita denganmu. Anaknya sholeha,
akhlaknya baik, ia calon lulusan pertanian di ipb. Apakah kau mau ibu
mengenalkannya denganmu?” aku teringat ucapan ibu.
Saat itu
karena waktunya sudah padat dan aku harus menyelesaikan administrasi. Akhirnya aku
tidak sempat memenuhi keinginan ibuku. “Nanti saat pulang aku akan memenuhi
permintaan ibu.” Janjiku dalam hati.
0_0
“Nak alif
ada kiriman surat dari kampung.” Ucap ibu kosku sambil menyerahkan surat.
Wah ini surat
dari ibu di kampung. “Makasih ya bu.” Ucapku sambil mengambil surat.
Kak alif. Segera pulang ya kak. Ibu dalam
kritis.
Adekmu, dini.
Isi suratnya
singkat namun menohok hatiku. Aku segera mengemas barang dan menyiapkan tiket
untuk pulang. “Ya Alloh aku mohon berikan yang terbaik untuk ibuku. Aamiin.” Doaku
dalam hati.
0_0
Bendera kuning
tiba-tiba sudah berada di depan jalan menuju rumahku. Hatiku bergetar hebat. Ya
Alloh aku belum sempat bertemu dengannya yang terakhir kali. Ketika aku sampai
benar saja. Ibuku sudah mau dikuburkan. Rasa bersalah yang luar biasa hinggap
di hati dan pikiranku. “Kenapa aku selama ini egois ya? Jarang ngasih kabar
kepada ibuku. Jarang nelpon ya Alloh...”
“Kak alif
udah pulang?” ucap adekku dini ketika bertemu denganku.
“Kak, ibu
menitipkan surat ini buat kakak.”
Tiba-tiba
jantungku bergetar hebat. Ia buka pelan-pelan surat itu.
Bismillahirrohmanirrohim
Allohumma sholi ‘ala muhammad wa ala ali
muhammad.
Ya Alloh. Wahai yang Maha Menatap. Wahai
yang Maha Menggegam lahir batin kami. Wahai yang mencipta, menguasi
segala-galanya dengan sempurna.
Ya Alloh aku bersyukur atas segala karunia
yang Engkau berikan. Engkau karuniakan kepada hamba dua orang anak yang
sholeh-sholeha.
Ya Alloh yang Maha Baik. Tolong jaga anak
hamba Ya Alloh. Kami mohon dengan segala karunia-Mu.
Jadikan anak-anak hamba menjadi ahli takwa
yang istiqomah Ya Alloh.
Ampuni segala dosa hamba jikalau hamba belum
benar dalam mendidik anak-anak hamba.
Ampuni segala dosa hamba jikalau masih
sedikit ilmu yang hamba ajarkan kepada mereka.
Dengan segala keagungan-Mu Ya Alloh.
Berikan umur yang barokah kepada anak-anak
hamba. Karuniakan pasangan yang sholeh-sholeha. Bahagiakan hidupnya Ya Alloh di
dunia dan akhirat.
Robbana atina milla dunka rohmah
wahayyiklana min amrina rosyada.
Robbana atina fiddunya hasanah wafil
akhiroti hasanah wakina adzabannar.
Aamiin ya Robbal ‘alamiin.
Doa ibu untuk alif dan dini.
Ya Alloh. Disisa
waktunya ia masih sempat menulis doa ini. Betapa ingin anak-anak ibu jadi
anak-anak yang sholeh-sholeha. Mendoakan anak-anaknya agar selamat di dunia dan
akhirat. Sungguh mulia hati ibu. “Ya Alloh izinkan hamba membalas kebaikan
kedua orangtua hamba.” Azzamku dalam hati.
0_0
“Ya Alloh
ampuni segala dosa orangtua kami. Lapangkan kuburnya, ringankan hisabnya,
jadikan ahli surga Ya Alloh..”
Aku diizinkan
Alloh menuju baitulloh bersama istriku. Sungguh karunia yang amat besar. Tak pernah
aku sia-siakan setiap detik untuk selalu beribadah dan berdoa yang terbaik. Aku
buka kembali surat dari ibu sebelum beliau pergi. Aku berdoa dan menangis di
depan ka’bah. Setelah selesai tubuhku lelah dan ingin sekali berbaring sejenak
di penginapan.
“Nak,
ayah-ibu bersyukur dikaruniai anak sepertimu. Tetap istiqomah ya nak..”
“Ayah-ibu...”
Aku
terbangun. Ya Alloh ternya cuman mimpi. Aku bahagia bisa bertemu dengan
orangtuaku meskipun hanya lewat mimpi.
“Ya Alloh
jadikan kami ahli takwa yang istiqomah. Dan kumpulkan kami semua dalam surga-Mu
ya Robb. Aamiin.” Aku berdoa di depan ka’bah.
0_0
Udah segini
dulu ya. Mohon maaf jika ceritanya masih kurang bagus. Masih dalam tahap belajar:)
Semoga Alloh izinkan liburan ini bisa nyelesain cerita novel yang
sedang aku buat. Aamiin:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar