Kebiasaan yang
sering kita lakukan adalah menunda. Menunda makan akhirnya sakit mag. Menunda pekerjaan
akhirnya harus melembur. Menunda berbuat kebaikan akhirnya tidak jadi beramal. Ada
kisah menarik berikut ini. Mudah-mudahan dapat diambil hikmahnya.
Cerita ini
dialami oleh penerjun. Ia telah melakukan simulasi untuk melakukan terjun. Namun
akhirnya, ketika ia mau turun ia ragu-ragu untuk melakukannya. Satu persatu
sang penerjun turun dari pesawat. Semakin lama, ia semakin gugup. Ia takut
sekali. Namun tidak ada pilihan lain selain mencobanya. Kemudian ia berniat
dalam hatinya, “Jika aku sampai dengan selamat, maka aku akan berkurban seekor
sapi.” Ia mantapkan langkah, kemudian melompat dari pesawat.
Perlahan ia
mulai merasakan ritmenya, ternyata tidak susah. Ikuti arah anginnya, dan
kemudian ia mulai menarik tas terjunnya. Dalam hatinya ia berkata kembali, “aah,
aku tidak jadi kurban sapi, lebih baik kurban kambing saja.” Perlahan ia mulai
mendekati tujuan terjunnya, kemudian niatnya berubah kembali, “aah, sepertinya
kemahalan kalau kambing, lebih baik aku kurban ayam saja.” Semakin turun, mulai
mendekati tempat tujuannya, kira-kira sekitar 2meter lagi, lalu ia berkata
kembali dalam hatinya, “aah, aku tidak usah kurban saja…”
Apa hikmah
yang bisa diambil dari cerita diatas? Semakin lama, kebaikan yang ingin kita
lakukan jika tidak segera dilakukan, maka akan melemah semangatnya. Yang awalnya
ingin kurban sapi, kemudian berubah menjadi kambing, setelah kambing berubah
menjadi ayam setelah ayam, kemudian berubah lagi, tidak jadi kurban. Ya, itulah
kebiasaan menunda.
Jika ada
niatan untuk berbuat kebaikan, maka segera lakukan. Jika suara azan sudah
berkumandang, segera ambil air wudhu untuk melakukan sholat jamaah di masjid
bagi yang ikhwan. Jika ibu menyuruh untuk membelikan sesuatu, maka segera
kerjakan. Jika panggilan dakwah datang, maka segera laksanakan. Mumpung masih
ada kesempatan, maka jangan pernah menunda pekerjaan.
Sahabatku semua,
mudah-mudahan Alloh terus memberikan istiqomah kepada kita, dan bisa terus
memperbaiki diri, memperbaiki amalan kita, memperbaiki akhlak kita, sehingga
semakin hari semakin baik, dan semakin menikmati indahnya hidup dekat dengan
sang pencipta, Alloh Azza Wajala.
Wallohu’alam
bisshawab. Mudah-mudahan manfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar