Alhamdulillah,
Allloh masih memberikan waktu dan kesempatan untuk menikmati jamuan Alloh di
bulan dzulhijah ini. Lebaran haji tahun ini berbeda dengan lebaran tahun
kemarin, karena biasanya aku dapat berkumpul dengan keluarga, sekarang aku
harus rela lebaran tanpa keluarga disampingku. “Ya Alloh wahai yang Maha Memelihara diri kami, jagalah selalu keluarga
kami, berikan selalu keberkahan, pertolongan di setiap urusan kami, walaupun
jasad kami jauh, namun dekatkan selalu hati ini ya Alloh, dan kami mohon
kepada-Mu, jadikan disisa umur kami bisa menjadi jalan kebahagiaan, kemuliaan
bagi kedua orangtua kami, aamiin ya Robb.”
Setelah
selesai sholat id di lapangan kampus STIS, aku langsung berkumpul dengan
teman-teman yang senasib denganku -ga bisa pulang juga- ternyata banyak juga
yaa. Ya, mungkin karena waktu liburnya yang terlalu pendek, dan juga
menghabiskan ongkos yang lumayan banyak. Alhamdulillah, warung nasi (warteg)
masih tetap buka, aku sudah menyiapkan mie instan buat jaga-jaga kalo warung ga
buka, ternyata tetap buka, Alhamdulillah. Tempat makan yang paling favorit bagi
mahasiswa adalah warteg. Ya, selain hemat, juga karena kami -para cowok- paling
males kalo masak. Paling masak nasi doang. Itupun jarang-jarang. -,-
Lanjuuut.
Setelah mengisi tenaga, kami balik ke kampus, karena ada agenda besar yang
biasa dilakukan kalau idul adha, eng ing eng, yaitu potong hewan qurban.
Mahasiswa muslim yang ga pulang antusias untuk ikut membantu kelancaran
pemotongan. Alhamdulillah. Walopun aku hanya sedikit membantu, namun aku sudah
merasa senang bisa bantu panita qurban. Setelah itu aku menyiapkan perlengkapan
buat agenda besar hari ini, FIM namanya. Alhamdulillah aku bisa lolos tahun
ini, setelah tahun kemarin gagal menjadi peserta FIM, namun Alloh Maha
Mendengar lagi Maha Mengabulkan Doa, tahun ini bisa lolos FIM, Alhamdulillah.
FIM, Forum
Indonesia Muda yaitu kumpulan mahasiswa seluruh Indonesia disatukan dalam satu
forum. Tempat yang selalu dipakai FIM di Cibubur, Jakarta Timur. Alhamdulillah,
tidak terlalu jauh dari kampusku. Dapat ditempuh dalam satu setengah jam saja
kalau naik transportasi umum. Setelah sholat jumat, aku langsung berniat pergi.
Namun sayang, cuaca sedang hujan. Setelah ditunggu sekitar satu jam namun hujan
tak berhenti juga. Akhirnya aku paksakan untuk berangkat dengan payung. Bismillah!
Akhirnya
sampai juga di Taman Wiladatika, Cibubur. Tempat ini adalah tempat favoritku.
Karena jarang banget Jakarta punya lahan hijau seperti ini. Beberapa kali kami
dari kampus sering mengadakan kegiatan di tempat ini. Namun aku belum pernah
satu kalipun tinggal di asramanya. Dan kali ini aku akan menginap dengan
teman-teman yang luar biasa dari seluruh Indonesia, Alhamdulillah.
Kira-kira
jam setengah tiga siang aku datang, setelah masuk tiba-tiba langsung disambut,
“waah selamat ini dia ketua asrama kita..”
shock banget, sejak kapan aku mencalonkan jadi ketua asrama? “ko tiba-tiba aku jadi ketua asrama, ada apa
ini?” tanyaku kepada teman-teman yang sudah menyambut di lorong asrama. “pokoknya kamu adalah orang yang paling cocok
jadi ketua asrama.” Dengan kerelaan hati, “ya sudahlah..” anak-anak langsung tepuk tangan sambil teriak, “horee.”
“Sekarang kita mulai sesi perkenalan yaa.
Cukup perkenalkan nama dengan kampusnya.” Kataku kepada teman-teman.
Akhirnya semua mulai memperkenalkan diri. Jujur susah kalo ngafalin nama, hanya
ingat facenya saja. Namun seiring waktu aku yakin bisa mengenal semuanya, insya
Alloh.
Setelah itu
waktu sholat ashar tiba, akhirnya kami menunaikan sholat. Setelah sholat kami
registrasi ke meja pendaftaran, sekaligus membawa buku bacaan yang akan di
sumbangkan di Rumbel (rumah belajar). Setelah registrasi, ternyata kami
mendapatkan kertas yang berisi karakteristik dari salah satu peserta fim. Jika menemukan
orang itu, maka menjadi soulmatenya.
Lanjuut,
setelah asyik mengenalkan diri ke temen2 yang baru, setelah itu kumpul dengan
kelompok yang sudah dibagi. Kelompok ini dibagi menjadi enam kelompok. Dan setiap
kelompok dibagi menjadi kurang lebih 15-20orang. Nama-nama yang diberikan
kelompok, nama-nama pulau di Indonesia. Karena tema Fim tahun ini yaitu “Harmoni Nusantara”
Saat kumpul
perdana, kami masih belum mengenal satu sama lain. Akhirnya kami memperkenalkan
satu persatu. Dan kemudian saling mencatat nomor hp untuk dapat memudahkan
komunikasi. Tiba-tiba terdengar suara dari panitia, “Ya Teman-teman fim semua, kita akan melakukan kegiatan setelah maghrib
tepatnya pukul 6.15, sekarang persiapkan diri kalian. Dan jangan lupa makan
terlebih dahulu sebelum mengikuti kegiatan.” salah satu panitia memberikan
instruksi menggunakan TOA.
Setelah itu
kami menutup pertemuan kami, dan kemudian menyiapkan untuk kegiatan
selanjutnya.
^_^
Setelah sholat
maghrib dan makan malam, akhirnya kami semua menggunakan batik dan bersepatu
mulai menunggu mulainya acara. Karena hanya satu pintu masuk, akhirnya kami
harus menunggu untuk persiapan panitia. Setelah menunggu beberapa menit,
setelah pintu dibuka, suara musik menyambut kami (peserta). Sambutan yang luar
biasa. Kami disambut dengan tepukan tangan dan musik yang fantastis. Selama beberapa
menit, kemudian kami dipersilahkan duduk. Setelah itu kami mengikuti rangkaian
kegiatan untuk membuka kegiatan fim 13. Pertama lampu dimatikan, dan kemudian
kami menonton film, dan menyaksikan pembacaan puisi. Kemudian dilanjutkan
dengan materi. Materi yang pertama dari Profesor Renald, beliau adalah penulis
buku sekaligus Dosen Fakultas Ekonomi UI. Kereeen banget. Materinya tentang
character building. Beliau mengatakan, “Semua
tindakan kita berangkat dari mindset berpikir kita. Jika kita berpikir bisa,
maka seluruh alam semesta akan mendukung dan kemudian kita akan berhasil.” Inti
dari materi kali ini adalah kita sebagai pemuda, seharusnya menjadi agen
perubahan. Tidak lagi menjadi pemuda yang menambah beban Negara ini, namun
harus menjadi solusi untuk perbaikan bangsa. Dan oleh karena itu berangkat dari
pemuda. Pertemuan pertama saja sudah disambut dengan pemateri yang dahsyat
apalagi pertemuan selanjutnya, udah ga sabar buat ngikuti rangkain kegiatan
fim. Setelah materi selesai, kami dibagi menjadi kelompok coach. Kelompok ini
merupakan kelompok kecil yang terdiri dari 6orang dan dibimbing oleh satu
coach.
Kelompok coach
inilah menurutku yang paling seru. Karena kita bisa mengenal lebih dekat dengan
teman-teman. Kelompok coachku bernama “rumah
joglo” yang terdiri dari: saya (wahyu a.kautsar, Stis), ka hendro (unila),
hani (unpad), tria (uns), mba nisa (UB), yuwnis (amikom jogja), dan coachnya,
ka haneef (ugm). Pertemuan perdana, ta’aruf seperti biasa. Memperkenalkan diri,
dari kampus apa, dan hal yang paling bisa diingat dari kita. Akhirnya kami
mulai mengenal satu sama lain. Ada yang mantan petinju, ada yang mirip okky
setiana dewi (kcb), ada yang penggemar band kotak, ada yang pecinta anak, dan
saya sendiri suka hitung-hitungan, karena bidangku statistik tentunya.
Setelah larut
malam, akhirnya kami diperbolehkan untuk istirahat untuk mempersiapkan tenaga
di hari selanjutnya. Bismika allohuma ahya wabismika amut (n.n)
^_^
Kami dibangukan
sekitar jam 4. Karena kamar mandi Cuma ada 6. Dan kami harus berebut buat
mandi. Akhirnya harus mandi pagi-pagi buat menghindari antrian yang panjang. Setelah
bersiap-siap kemudian kami menuju mushola untuk menunaikan sholat subuh
berjamaah. Setelah sholat, kami diberikan taujih, seperti kultum (kuliah
terserah antum ^^). Setelah kultum selesai, kami disuruh untuk kumpul coach
lagi. Sang coach sudah menggunakan kemeja yang rapih. Subhanalloh. Kami kemudian
mencari tempat yang enak buat diskusi.
Pagi yang
sungguh indah, jarang-jarang bisa seperti ini. Karena di Jakarta suara yang ada
hanay suara motor dan mobil yang terdengar. Disini kita bisa mendengar suara
kicau burung, kemudian pohon-pohon yang hijau. Subhanalloh indahnya ciptaan-Mu
ya Alloh. Pada kumpul coach kali ini, kita disuruh untuk menceritakan orang
yang paling inspiratif dalam kehidupan kita. Kemudian satu persatu bercerita,
ada yang cerita tentang kakaknya yang juga alumni fim. Ada yang cerita tentang
ibunya. Ada yang cerita tentang keluarganya. Saya sendiri menceritakan tentang
guru ngajiku. Bagaimana aku bisa aktif ngaji sampai sekarang.
“Ya silahkan giliran wahyu..” ka Haneef
mempersilahkanku. “Aku mau cerita tentang
perjalanan mengajiku. Bagaiman aku bisa tertarik ngaji sampai sekarang. Ceritanya
waktu itu SD kelas 6, aku mulai ikutan pesantren kilat. Pesantren kilat ini
biasa diadakan pada bulan ramadhan dan pesertanya sd dan smp. Kemudian setelah
itu aku mula tertarik belajar Islam. Aku kemudian diajak mengaji dengan salah
satu ustadzah dekat rumahku. Kami biasa memanggil “ammah puni”. Ammah puni
inilah yang menyempatkan waktunya di akhir pecan untuk sedikit berbagi ilmunya.
Subhanalloh. Ammah puni memiliki empat orang anak, namun masih menyempatkan
waktunya untuk mengisi di halaqah pekanan kami. Dari situ aku mulai aktif
mengaji, kemudian ammah puni membagikan doa almatsurat kepada kami. “ini apa
ammah?” tanyaku. ”ini doa pagi dan petang, dibaca ya wahyu ^^” aku perlahan
mulai membacanya. Awalnya berat doanya terlalu banyak dan harus diulang 3x.
kemudian aku bertanya lagi dengan ammah puni, “ammah boleh g abaca 1x aja,
soalnya kebanyakan doanya..” “iya boleh ko wahyu.” Inilah awal perjalananku mengaji.
Bagaimana memandang Islam bukan hanya sekedar ritual, namun kebutuhan hati
untuk selalu dekat dengan Alloh. Bukan keterpaksaan, namun panggilan hati untuk
terus mendekat kepada Alloh. Alhamdulillah, sampai saat ini aku masih aktif di
halaqah pekanan itu, atau biasa disebut juga dengan mentoring.” Ceritaku.
Setelah asyik
berceriota, akhirnya waktunya habis dan kemudian dilanjutkan dengan kegiatan
selanjutnya. Yaitu olahraga bareng. Seru banget olaharaganya. Karena gerakan-gerakan
senamnya atraktif banget. Yang tidak terbiasa pasti kewalahan mengikuti
gerakannya.
Setelah
gerakan senam, kami diajarkan tarian “banana” sederhana namun lucu. Kreatif banget
pokoknya. Setelah olahrga bareng, kami kemudian menyiapkan untuk acara
selanjutnya. Kali ini materi kembali di dalam ruangan. Wah siapa lagi nih
pematerinya. Pasti kereen.
Insya Alloh
bersambung… ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar