Al-Quran
telah mengajarkan kita untuk berdoa, bukan hanya untuk kepentingan diri
sendiri, bahkan untuk orang-orang yang telah mendahului kita. “Dan
orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa:
"Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah
beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam
hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau
Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (QS. AL-Hasyr: 10)
Ayat ini menanamkan suasana hati yang begitu dalam maknanya terkait
hubungan orang yang berdoa dan yang didoakan. Dalam doa ini, wilayah doa bukan
hanya diri sendiri, melainkan untuk orang-orang yang beriman lebih dahulu. Bahkan
dalam doa ini mengajarkan untuk tidak saling iri hati dalam urusan dunia. Subhanalloh.
Karena Doa ini Menghilangkan Ego
Mendoakan orang
lain, adalah wujud perhatian yang besar kepada orang lain. Sikap empati,
peduli, itulah yang memang dianjurkan oleh Islam. Maka, mendoakan orang lain,
otomatis kian menghilangkan atau menimalisir rasa keakuan, menyingkirkan rasa
ego dalam diri. Seseorang yang kerap mendoakan orang lain, adalah orang yang
lebih dekat dengan kenyataan hidup dan sadar akan segala keterbatasan. Lebih merasakan
kesyukuran yang lebih dalam kondisi yang dialami, karena melihat ada
kondisi-kondisi yang lebih berat di ruang kehidupan yang lain.
Maka,
jadilah mata air doa untuk untuk orang lain. Ingat selalu, boleh jadi, kebaikan
yang kita alami hari ini, saat ini, detik ini, adalah bagian dari munajat
seseorang yang kita tidak tahu.
“Ya
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul atas
dasar kecintaan pada-Mu, bersua atas dasar ketaatan pada-Mu, bersatu dalam
rangka menyeru (di jalan)-Mu, dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu, maka
kuatkanlah ikatan pertaliannya, ya Alloh, abadikanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah
jalan-jalannya, dan penuhilah ia dengan cahaya-Mu Yang tidak pernah redup,
lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepada-Mu,
hidupkanlah ia dengan pengenalan pada-Mu, dan matikanlah ia dalam keadaan
syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik
penolong. Ya Alloh kabulkanlah.” (Doa Rabithah)
Mudah-mudahan
kita dijadikan hamba yang hati-Nya selalu dekat dengan Alloh, aamiin.
Sumber inspirasi:
Majalah Tarbawi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar