Kamis, Maret 14, 2013

Menjadi Mata Air Doa Untuk Orang Lain

Al-Quran telah mengajarkan kita untuk berdoa, bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri, bahkan untuk orang-orang yang telah mendahului kita. “Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (QS. AL-Hasyr: 10)


Ayat ini menanamkan suasana hati yang begitu dalam maknanya terkait hubungan orang yang berdoa dan yang didoakan. Dalam doa ini, wilayah doa bukan hanya diri sendiri, melainkan untuk orang-orang yang beriman lebih dahulu. Bahkan dalam doa ini mengajarkan untuk tidak saling iri hati dalam urusan dunia. Subhanalloh.

Karena Doa ini Menghilangkan Ego

Mendoakan orang lain, adalah wujud perhatian yang besar kepada orang lain. Sikap empati, peduli, itulah yang memang dianjurkan oleh Islam. Maka, mendoakan orang lain, otomatis kian menghilangkan atau menimalisir rasa keakuan, menyingkirkan rasa ego dalam diri. Seseorang yang kerap mendoakan orang lain, adalah orang yang lebih dekat dengan kenyataan hidup dan sadar akan segala keterbatasan. Lebih merasakan kesyukuran yang lebih dalam kondisi yang dialami, karena melihat ada kondisi-kondisi yang lebih berat di ruang kehidupan yang lain.

Maka, jadilah mata air doa untuk untuk orang lain. Ingat selalu, boleh jadi, kebaikan yang kita alami hari ini, saat ini, detik ini, adalah bagian dari munajat seseorang yang kita tidak tahu.

“Ya Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul atas dasar kecintaan pada-Mu, bersua atas dasar ketaatan pada-Mu, bersatu dalam rangka menyeru (di jalan)-Mu, dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu, maka kuatkanlah ikatan pertaliannya, ya Alloh, abadikanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah jalan-jalannya, dan penuhilah ia dengan cahaya-Mu Yang tidak pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepada-Mu, hidupkanlah ia dengan pengenalan pada-Mu, dan matikanlah ia dalam keadaan syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Alloh kabulkanlah.” (Doa Rabithah)

Mudah-mudahan kita dijadikan hamba yang hati-Nya selalu dekat dengan Alloh, aamiin.

Sumber inspirasi: Majalah Tarbawi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar