“Alhamdulillah, akhirnya aku jadi murobbi!” teriakku
dalam hati. Jujur ini adalah keinginanku sejak lulus dari SMA. Saat aku SMA
dulu aku pun ikut liqo dengan alumni di sekolahku. Murobbiku pun di SMA ada dua
orang yaitu Ka Epan (sekarang kuliah di LIPIA) dan Ka Denny (sekarang jadi
kepala sekolah di SMPIT di Bandarlampung).
Aku
perhatikan alumni-alumni sekolahku yang sekarang aktif mengisi mentoring di
SMAku. Mereka masih rela meluangkan waktunya untuk mengisi mentoring di
sekolah, ada juga yang rela jalan dari kampus ke sekolahku untuk mengisi
mentoring, karena tidak punya ongkos untuk pergi. Ya Alloh, mudah-mudahan Alloh
membalas kebaikan alumni-alumni yang mengisi mentoring di sekolahku.
Keinginanku
semakin tinggi ketika aku masuk IPB. Disana ada pelajaran PAI (Pengantar Agama
Islam) yang mewajibkan seluruh mahasiswa untuk ikut mentoring, karena nilai
mata kuliah nilainya di dapat dari 30% mentoring. Aku tanyakan kepada Ka Ahyar,
kaka mentoring yang membinaku, beliau sekarang alumni dari Fakultas Peternakan
IPB, “Ka cara jadi pembimbing di PAI, caranya gimana ka?” “Ya nanti juga tahu
:D” beliau masih merahasiakannya padaku.
Dengan
izin Alloh, awal aku masuk kampus Stis, aku masih ikut mentoring. Ini merupakan
kebutuhan ruhani buatku. Di kampus Stis,
kaka yang membimbing, merupakan mahasiswa semester lima. Dan kini aku duduk di
semester lima, it’s time for murobbi.
Awalnya
dilakukan saat penerimaan mahasiswa baru, saat menjalani masa perkenalan di
kampus. Ada sepuluh orang yang aku bombing. Sampai pada fix penentuan anggota
di kelompok mentoring akhirnya aku memiliki dua belas orang mentee (murid).
Aku
service dengan baik-baik, aku jaga menteeku agar mereka nyaman ketika ikut
halaqah. Setiap mentoring aku selalu membawakan makanan (snack), dan ketika
sudah habis kemudian aku keluarkan jurus kedua, yaitu makan permen.
Di
saat boring, aku sering main game. Game sederhana, tapi menarik. For example,
game abece. Game ini pertama aku kasih permen, ada tiga jenis permen. Di tiap-tiap
permen akan ada cluenya. Kemudian game mulai. Main tebak-tebakan hewan. Siapa yang
tidak dapat menjawabmaka harus bercerita. Disini ada tiga jenis cerita yaitu
cerita bahagia, sedih, dan cinta. Tiga jenis permen ini sesuai dengan jenis
permen yang didapat.
Karena
keasyikan ngisi, kadang suka lupa waktu. Dan akhirnya harus pulang malem. Di setiap
mentoring, aku selalu janji buat ngasih cerita-cerita menarik, dan inspiring. Dan
akibatnya aku musti nyiapin cerita itu. Dan jadi ketagihan buat baca cerita.
Akhirnya
aku menikmati suka duka jadi murobbi. Sukanya yaitu bisa membagi ilmu, bisa
dapet saudara baru, bisa merasakan manisnya ukhuwah. Kalo dukanya, kadang suka
keteteran dengan amanah yang udah di dapet. Tapi ini adalah seni manajemen
waktu.
Mudah-mudahan
Alloh mencatat ini sebagai jalan kebaikan, menjadi manfaat dengan jalan menjadi
murobbi. Dan aku berharap agar semakin banyak manfaat yang aku bisa berikan
untuk semua orang. Semangaaat, ikhlas berjuang! :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar