Rabu, Maret 05, 2014

3 Hal Yang Harus Kita Baca :D

Ada satu prinsip yang diajarkan di pesantren daarut tauhiid, yaitu: Belajar dan berlatih tiada henti. Ya, prinsip inilah yang harus kita tanam dalam hidup. Bukan hanya di ruang kelas, atau bangku kuliah saja kita belajar namun bisa didapatkan dari manapun. Dan salah satu kegiatan belajar adalah dengan membaca.

Membaca bukan hanya di depan buku atau membaca suatu artikel. Makna membaca lebih luas dari hal itu. Melalui tulisan ini, ingin sedikit aku berbagi tentang “3 Hal Yang Harus Kita Baca” yang disampaikan Ustadz Hari Sanusi dalam kegiatan di Pesantren Daarut Tauhiid Jakarta.
Yang pertama, Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan kitab yang sungguh indah. Berisikan petunjuk hidup kita di dunia dan akhirat. Alloh berfirman: “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” (QS. Al-Baqarah: 185). Alloh menurunkan kitab yang sungguh terjaga orisinalitasnya. Alloh berfirman: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr: 9)
Alloh memberikan pahala di setiap membacanya. Alloh menaikkan derat bagi siapa saja yang mempelajarinya, menghafalkannya, dan juga mengamalkannya. Namun sayang, kadang kita hanya berinteraksi dengan Al-Qur’an hanya sebatas membacanya, tidak mau mentadaburinya. Alloh berfirman: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan (mentadaburi) Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” (QS. An-Nisa: 82)
Alloh memberikan kemudahan dalam Al-Qur’an untuk kita pelajari, Alloh berfirman: “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar: 17)
Ada targetan yang ingin aku tunaikan dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an. Yaitu membaca tafsir Al-Qur’an hingga khatam. Mudah-mudahan satu tahun ini bisa terselesaikan. Aamiin.

Hal yang kedua yang musti kita baca, yaitu keadaan. Menempatkan posisi sesuai tempatnya, itu merupakan salah satu dari membaca keadaan. Kita bisa memprioritaskan mana yang penting dan mana yang tidak penting. Salah satu prakteknya, misalnya ketika mau dateng ke pengajian. Maka bersikaplah yang pantas, mulai dari pakaian yang dikenakan, hati yang lurus hanya mengharap ridho Alloh.
Alloh berfirman: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imron: 189-191)

Hal yang ketiga yang musti kita baca, yaitu diri sendiri. Setiap orang itu unik, special dari Alloh. Kakak beradik saja sifatnya berbeda. Jangankan kakak beradik, saudara kembar saja bisa jadi sifatnya berbeda. Dan setiap kita harus bisa membaca diri kita sendiri. Ada cerita lucu, ketika Ustadz Hasan (panggilan Ust. Hari Sanusi) bertanya kepada santri di SMP, “Baca diri?” tanya beliau. “Baca apa ustadz?” tanya santri. “Baca diri?” beliau ulangi lagi. Kemudian dengan polos santri itu menjawab, “Kentut.” Sontak semuanya tertawa. Ternyata ada behind story nya. “Jadi gini ustadz. Saat berada di kamar asrama, saat itu aku ga tahan buat kentut. Akibat kentut itu semua temen-temen pada kebauan. Dan saling menuduh. ‘kamu yang kentut ya? hayo ngaku’ dalam hati bisa saja menolak mengatakan tidak. Tapi kejadian itu membuat galau hatiku, milih ngaku bakal disorakin temen-temen, atau milih pura-pura ga tahu tapi Alloh Maha Melihat. Akhirnya aku milih ngaku.”
Membaca diri banyak yang beranggapan intropeksi diri. Melakukan perenungan atas sikap yang telah kita lakukan dan berusaha untuk memperbaikinya setahap demi setahap. Sering kali kita disibukkan dengan tren-tren masa kini. Lagi ngehits boyband, semua tertarik ke boyband. Lagi ngehits film korea, semua tertarik kesana. Lalu dimana diri kita sebenarnya?
Orang-orang yang sudah menemukan passion dirinya, maka ia akan fokus di bidangnya. Ada yang suka menulis, maka ia akan bersungguh-sungguh membuat karya yang bagus, bukan hanya bagus tapi juga manfaat bagi orang lain. Orang yang jago seni, ia akan membuat karya yang seni yang luar biasa dan karyanya tersebut bermanfaat bagi Islam. Orang yang sudah menemukan jati dirinya, tidak akan diombang ambing dengan tren masa kini. Ia akan sibuk mengasah dirinya agar hari ke hari semakin baik. Orang yang sudah mengenal dirinya, ia akan mengenal Tuhannya. Dan orang yang sudah kenal dan dekat dengan Tuhannya, maka ia adalah orang yang beruntung.

Tiga hal inilah yang harus kita baca. Mungkin sederhana, tapi prakteknya sungguh sulit. Namun Alloh melihat dari setiap prosesnya. Apakah kita bersungguh-sungguh atau hanya bermain-main saja. Semoga Alloh menolong kita agar menjadi hamba yang selalu bersungguh-sungguh di jalan Alloh. Aamiin ya Robbal ‘alamiin.

Wallohu’alam bisshawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar