Selasa, Maret 15, 2016

Masih Selalu Ada

Oase Dakwah
Penyejuk Hati Penggugah Jiwa
Senin, 14 Maret 2016

Masih Selalu Ada
Oleh: Rochma Yulika

Mari kita segera berdzikir kala hati merasa getir.
Mari kita segera bersujud kala pikiran terasa kalut.
Mari segera berdoa kala hati terasa hampa.
Dan mari segera tilawah kala jiwa mulai resah.

Tenangkan hati dengan shalat.
Tenangkan jiwa dengan memperbanyak shalawat.

Masih ada subuh yang kan buat hati meneguh.
Masih ada dhuhur yang kan buat hati banyak bersyukur.
Masih ada ashar yang kan buat hati semakin tegar.
Masih ada maghrib yang kan melahirkan jiwa-jiwa laksana rahib.
Dan masih ada isya' agar jiwa makin dekat dengan yang Maha Kuasa.

Ada tahajud bagi pecinta sujud.
Ada dhuha bagi pemburu pahala.
Ada tilawah bagi siapa saja yang ingin meraup berkah.
Ada puasa bagi pribadi yang mendamba hidup mulia.
Ada ukhuwah bagi para perindu Jannah.

Banyak aktivitas yang membuat diri semakin pantas.
Banyak amalan yang membuat kita raih keselamatan.
Tinggal bagaimana menata diri untuk senantiasa menuju ridha Ilahi.
Agar kelak menjadi layak mendapat kebahagiaan sejati.

Fudhail bin Iyadh rahimahumullah pernah mengatakan, "Banyak orang mempunyai mata, tapi pandangan hatinya redup. Banyak yang memiliki ketajaman lisan, tapi hatinya tidak bersinar. Banyak yang melakukan dosa dalam makanan, hingga ia terhalang untuk melakukan shalat malam, dan sulit mengecap kenikmatan dalam bermunajat pada Allah."

Wallahu musta'an

AIHQ PSDM ODOJ
AIHQ/118/14/03/2016
oaseodoj@gmail.com

Senin, Maret 14, 2016

Terus Belajar

Sebelum aku pergi meninggalkan kampung halamanku, aku diajak orangtuaku untuk pergi ke pesantren yang sering dikunjungin oleh kedua orangtuaku. Aku kira pesantren ini pesantren NU. Yang pengajarnya lulusan dari pesantren kampung. Ternyata...

Dugaanku salah. Pesantren ini adalah pesantren yang diasuh oleh Ustadz lulusan Madinah. Pesantrennya sudah modern. Tidak kampungan seperti yang aku bayangkan.

Kalo dilihat dari jadwal harian di pesantren itu, ada jadwal tetap untuk learning english. Benar-benar difokuskan untuk belajar bahasa inggris. Ayahku pernah cerita, saat itu sedang berkunjung, dan santri-santrinya sedang ngobrol pake bahasa inggris. Masya Allah.

Saat itu, alhamdulillah bisa ketemu dengan pengasuh (Ustadz) di pesantren itu. Nama pesantrennya: “Al-Aqsa Boarding School”. Sang ustadz memberikan nasehat yang sangat berharga saat itu:

“Bapak, ibu kalo kita hidup ikhlas, insya Allah hati kita plong aja. Ga akan ngerasa berat. Ga akan ngerasa kurang. Tugas kita adalah terus belajar memperbaikin kewajiban. Kewajiban kita sebagai hamba Allah. Kewajiban kita sebagai orangtua. Kewajiban kita sebagai anak dari orangtua kita. Udah bener belum sholat kita. Coba deh kita perbanyak tafakur. Banyak merenung atas diri kita. Kebanyakan orang-orang saat ini sibuk ngurusin orang lain. Sibuk ngurusin hal yang gak penting.

Ustadz punya cerita. Cerita ini dialamin oleh ustadz sendiri. Jadi ustadz nanggung beban hutang keluarga. Sebesar 150juta. Waktu itu bulan Juli 2015. Yang nagih hutang hampir setiap hari nanya. Ustadz saat itu juga ga bisa bayar. Ga tahu caranya gimana buat ngelunasin hutang itu. Cuman ustadz yakin aja bakal bisa lunas. Ini soal keimanan, soal keyakinan atas pertolongan Allah.

Akhirnya ustadz jawab ke orang yang nagih hutang ini: ‘Assalamualaikum wr.wb. Dengan izin Allah. Dengan ridha Allah. Lahaula walaquwata illa billah. Insya Allah akan dibayar, dilunasi hutanng ini bulan Desember ini.’

Setiap ditagih selalu jawabnya itu: ‘Assalamualaikum wr.wb. Dengan izin Allah. Dengan ridha Allah. Lahaula walaquwata illa billah. Insya Allah akan dibayar, dilunasi hutanng ini bulan Desember ini.’

Dengan izin Allah. Dengan ridha Allah. Pasrah bener-bener. Ga tahu jalannya darimana. Cuman yakin aja bisa dibayar. Sampai bulan november Allah kasih rezeki sebesar 25juta. Cuman gaji guru, gaji tukang yang kerja di pesantren harus dibayar. Akhirnya uang itu sepenuhnya digunakan untuk biaya pesantren. Istri saya bilang, ‘Pak uang itu kan buat bayar hutang?’ Ustadz jawab: ‘Bu, kayaknya pesantren lebih butuh dibandingkan kita.’

Pasrah lagi ke Allah. Minta lagi ke Allah. Sampai akhirnya Allah kasih jawaban atas doa ustadz. Saat itu tanggal 10desember. Ada orang yang nelpon ustadz. Cuman karena ustadz sibuk, jadi ga bisa diangkat telponnya. Orang itu berkali-kali nelpon, cuman ustadz ga jawab-jawab. Akhirnya orang itu sms, ‘Ustadz tolong jawab telpon saya.’ Karena ustadz kira ini urusan penting, akhirnya ustadz telpon orang itu.

Orang itu bilang, ‘Ustadz saya boleh ga ngasih uang 150 atau 200juta ke ustadz?’ Masya Allah. ‘Pak, saya akan nerima berapa aja dari bapak.’ Masya Allah. Akhirnya hutang itu lunas pak, ibu.

Tugas kita cuman benerin lagi kewajiban kita. Benerin lagi sholat kita. Benerin lagi tahajud, tilawah Quran kita. Nanti Allah kasih pertolongannya.”

Diakhir ceritanya Ustadz mengutip ayat di Al-Quran surat Ath-Thalaq: 2-3, “Wamayyatikillah yaj’allahu makhroja. Wayarzukhu min haitsu laa yah tasib.” “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.

Masya Allah. Alhamdulillah. Pertemuan singkat itu bener-bener membuatku yakin, bahwa Allah selalu menolong hamba-Nya yang selalu bertawakal. Pasrah kepada Allah. Pasrah bukan berarti menyerah kepada takdir. Pasrah adalah mengerahkan usaha terbaik kita, dan hati selalu yakin pertolongan Allah.


Jazakalloh khoir ustadz nasehat yang manfaat bagi saya dan keluarga. Semoga Allah selalu memberkahi urusan ustadz. Dan mengumpulkan kita semua di dalam surga-Nya Allah. Aamiin ya rabb.

Jumat, Maret 11, 2016

Teruntuk Keluargaku

Teruntuk keluargaku, saudaraku, dan orang-orang yang pernah kenal denganku.

Melalui tulisan ini, aku ingin meminta maaf, menyampaikan pesan, dan mengucapkan terimakasih atas segala sesuatu yang pernah dilakukan.

Teruntuk Ayahku.
Ayah yang pertama kali mengajarkanku agama, yang mengajakku ke mesjid, yang mengajarkanku mengaji.
Terimakasih Ayah.
Ayah meskipun jarang bertegur sapa denganku, namun Ayah selalu memberikan yang terbaik.
Ayah yang setiap pulang menanyakan ke anak2nya:
"Mau dibeliin apa sayang?"
Ayah yang selalu memberikan hadiah saat anak2nya berhasil.
Ayah, aak minta maaf kalo aak banyak salah sama Ayah.
Aak suka ga denger nasehat Ayah karena merasa lebih baik dari ayah dari keilmuan.
Astaghfirulloh.

Teruntuk Bunda
Bunda pernah bilang:
"Aak anak tua Bunda. Anak pertama dari empat anak Bunda. Jadi teladan yang baik ya nak. Aak anak kesayangan Bunda. Bagaimanapun anak-anak Bunda adalah yang terbaik di mata Bunda."
Aak banyak salah banget sama Bunda.
Suka ga nurut apa kata Bunda.
Suka ga ngikutin nasehat Bunda.
Sampai aku di titik ini, aku baru sadar. Bunda adalah orang yang paling terbaik di mataku.
Bunda akan ngelakuin apa aja asal anak-anak nya terjamin.
Rela ga tidur seharian karena ngerawat anaknya yang lagi sakit.
Rela nabung buat bekal jaminan anak-anak nya.
Bunda ga pernah habis kasih sayang nya.
Bunda, maafin aak ya.
Maafin aak.
Aak belum bisa jadi anak yang baik.
Masih banyak sekali yang musti diperbaikin.
Masih banyak harus berbenah diri.
Terimakasih ya bunda.
Terimakasih bunda.
Aak ga akan bisa bales jasa Bunda.
Aak cuman bisa mendoakan yang terbaik buat Ayah dengan Bunda.

Teruntuk adikku.
Abang Wildan Ahmadi, Aci Wulan Maulida, Adek Wafa Addini.
Maafin aak ya.
Aak belum jadi contoh yang baik bagi kalian.
Aak masih banyak salah.
Aak suka ga perhatian, sibuk dengan urusan sendiri.
Aak berpesan, untuk jaga sholatnya.
Untuk jangan tinggalin baca Al-Quran.
Pelan-pelan coba mulai biasain untuk ngelakuin ibadah sunnah.
Doain terus ayah dengan bunda.
Semoga kita bisa jadi anak yang menjadi jalan kebahagiaan, kemuliaan bagi ayah dan bunda.

Teruntuk orang-orang yang pernah aku sakiti.
Aku sungguh minta maaf.
Aku takut karena kesalahanku, sehingga dituntut di hari akhirat.
Sampaikan kepadaku untuk menebus kesalahanku.
Aku akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperbaiki kesalahanku.
Tegur saja aku jika aku salah.
Aku akan berusaha memperbaikinya.

Teruntuk guru-guruku.
Terimakasih atas Ilmu, nasehat yang engkau berikan.
Kalo bukan karena engkau, ga akan mungkin aku bisa seperti sekarang.
Salah satu jalan hidayah hidupku, adalah karena nasehat-nasehat mu.
Semoga Alloh membalas kebaikanmu dengan pahala yang berlimpah, aamiin.

Teruntuk saudara-saudaraku dari Ayah dan Bunda.
Terimakasih, terimakasih, terimakasih.
Banyak sekali jasa yg diberikan.

Ya Alloh ringankanlah perjalanan ini, aku berserah diri pada-Mu Ya Robb. Apapun yang terjadi matikan aku dalam keadaan husnul khotimah, mati saat berjuang di jalan-Mu.

Ya Alloh, maafkan hamba Ya Alloh.
Astaghfirulloh.
Astaghfirulloh.
Astaghfirulloh.

Senin, Maret 07, 2016

Sabar dan Syukur

🏡Oase ODOJ
Penyejuk Hati Penggugah Jiwa
Senin, 07 Maret 2016

Sabar dan Syukur
Oleh: Rochma Yulika

Bukan bahagia yang buat kita bersyukur, tapi bersyukurlah yang buat kita bisa bahagia.

Bukan lantaran banyak bersabar kita bisa lalui kesulitan yang ada, tapi dengan kesulitan itulah kita banyak belajar bersabar menjalaninya.

Bukan lantaran kita perkasa kita bisa gapai asa namun perjuangan untuk menggapai asa itulah yang menjadikan kita perkasa.

Bukan lantaran kewajiban kita mengabdi pada-Nya, tapi dengan mengabdi pada-Nya saat itulah kita menjadi hamba-hamba yang bertaqwa.

Bukan lantaran pahala kita berderma, tapi dengan berdermalah kita raih berkah-Nya.

Bukan lantaran Surga kita beragama, tapi beragama yang buat kita masuk di dalamnya.

Karena SABAR dan SYUKUR:
Kan membuat yang sedikit terasa cukup jadi berkah.
Mengubah masalah tanpa rasa susah.
Mengubah hidangan sederhana
terasa mewah.
Mengubah kekurangan menjadi melimpah ruah.
Mengubah hidup sulit menjadi mudah.
Membuat langkah lebih terarah.
Mengubah kesesatan menjadi hidayah.
Menjadikan masa lalu sebagai kenangan penuh hikmah.

Bila hati dipenuhi rasa sabar dan syukur, maka hidup menjadi lebih indah.

AIHQ PSDM ODOJ
AIHQ/116/07/03/2016
oaseodoj@gmail.com

Teladan Saja Tak Cukup

TELADAN SAJA TAK CUKUP

Mengapa seorang ayah yang rajin sholat ke mesjid, namun anaknya menunda-nunda shalat?

Mengapa pengusaha yang membangun bisnisnya dari nol, membesarkannya hingga ke level multinasional dengan kerja keras, namun justru anak dan pasangannya justru sekedar menghabiskan uang orangtuanya?

Ternyata, menjadi teladan bagi pasangan dan anak saja tidak cukup. Bukan berarti tidak penting, keteladanan itu SANGAT SANGAT PENTING...

Hanya saja, pasangan dan anak membutuhkan yang namanya PERHATIAN. Diperhatikan adalah kebutuhan dasar manusia layaknya makan dan minum. Jika perhatian tidak didapatkan secara sehat dari pasangan dan orangtuanya, maka berhati-hatilah 'orang luar' siap untuk memperhatikan pasangan dan anak kita.
Entah itu teman se-gengnya yang perkenalkan rokok, seks bebas dan narkoba...
Entah itu teman di media sosial...
Bahkan, bisa saja bentuknya WIL/PIL, wanita/pria idaman lain...

Maka, berilah perhatian kepada pasangan dan anak dengan menjalin keakraban bersama mereka. Keteladanan saja hanya membuat rumah menjadi kering, namun keteladanan + keakraban akan mendatangkan surga dalam rumah Anda...

Selamat membangun keharmonisan pernikahan Anda

Romantic Couple
@canunkamil & @fufuelmart

Sabtu, Maret 05, 2016

Halaqah Terakhir

Ini pertemuan halaqah yang terakhir. Yang terakhir untuk sementara insya Alloh. Nanti pada waktunya kita akan dipertemukan kembali dalam keadaan yang lebih baik, insya Alloh.

"Akhi kini saatnya antum siap mengemban amanah untuk pergi ke daerah masing-masing. Akhi, jadilah da'i dimanapun antum berada.

Ada beberapa pesan penting untuk antum berada disana:

Akhi dimanapun antum ditempatkan husnuzhon lah dengan takdir Alloh. Mungkin saat ini antum berat. Namun banyak2 lah antum bersabar. Memohon pertolongan Alloh.

Akhi selama masa pengabdian antum disana jadilah antum agen perubahan. Antum berlakulah santun. Baik akhlaknya pada semua orang. Pintar2 menempatkan diri antum. Antum harus dekat dengan semua orang yang ada di kantor antum. Banyak2lah berbuat baik, silaturahim, dan meminta saran yang baik dengan senior antum. Antum biasakan dari sekarang untuk selalu dzikir al-matsurat, tilawah Quran 1juz, puasa sunnah, tahajud, sedekah. Banyak2 antum beribadah kepada Alloh. Insya Alloh akan ditolong Alloh.

Akhi, tunjukkanlah prestasi terbaik antum. Jadilah teladan yang baik bagi orang-orang di kantor. Menyelesaikan pekerjaan kantor dengan hasil yang terbaik. Antum mengajak sholat tepat waktu. Antum banyak berbuat baik dengan lingkungan sekitar rumah antum. Ajarkanlah yang antum bisanya, mengajar mengaji, mengajar pelajaran, gotong royong, aktif di remaja masjid disana.

Akhi, semoga kehadiran antum disana, bukan hanya untuk mencari materi. Tapi jauh dari itu kita untuk mengumpulkan bekal di akhirat lewat profesi yang kita jalani.

Insya Alloh akan ada orang-orang baik disana, dekatlah dengan ikhwah2 disana. Perbanyaklah kontribusi kebaikan disana.

Hanya bekal tawakal kita melangkah. Antum disana, insya Alloh silaturahim kita akan tetap berjalan.

Akhi, selamat menjalani episode hidup yang Alloh berikan. Insya Alloh, antum disana akan baik-baik saja. Dan Alloh akan menolong urusan antum. Aamiin. "

Jazakallohu khoir Ustadz atas Ilmu yang antum berikan. Semoga Alloh balas kebaikan antum dengan pahala yang berlimpah. Semoga Alloh selalu mudahkan urusan antum. Semoga Alloh kumpulkan kita dalam surga-Nya Alloh. Aamiin Ya Robb.

Jumat, Maret 04, 2016

Nasihat Bunda (lagi)

Sekarang perjalanan hidup aak sebentar lg akan dimulai, jgn nengok ke belakang lg. Berpikirlah positif bahwa kelak aak akan berhasil kelak, mungkin ini jalan aak bs S2 ke LN. Isi waktu luang disana dgn beljr, kayaknya waktu aak selama kuliah asyik dgn cari ilmu agama, cari uang cari2 jati diri aak sendiri sampe waktu libur aak g ada waktunya utk bd dan ayah, ya udah mungkin memang kesalahan bd g bs mendidik aak utk bs dekat dgn bd... mungkin Allah menempatkan tugas aak skrg ada hikmahnya, ternyata aak baru liat siapa yg peduli dgn aak, apakah guru2 dan teman2 aak yg selalu aak minta pendapat peduli jg g dgn aak ? Jangan sedih... dan selalu ingat dgn Allah, kembalikan semua dengan Allah, karena Allah yg telah memberikan kita kehidupan.

Rabu, Maret 02, 2016

Jika Kita Menginginkan

Jika kita menginginkan keberkahan waktu: perbanyaklah baca Al-Quran dan sholat sunnah (tahajud, dhuha, rawatib).

Jika kita menginginkan keberkahan rezeki: perbanyaklah Sedekah.

Jika kita menginginkan keberkahan Ilmu: perbanyaklah mendoakan guru.

Jika kita menginginkan keberkahan umur: berbaktilah kepada kedua orangtua.

Jika kita menginginkan ketenangan hati: perbanyaklah dzikir dan istighfar.

Semoga Alloh mudahkan semua urusan kita. Aamiin Ya Robb.

Selasa, Maret 01, 2016

Tidak Selalu

Tidak selalu warna putih melambangkan keindahan, begitupun warna hitam tidak selalu melambangkan keburukan.

Kafan berwarna putih menakutkan, sementara ka'bah berwarna hitam indah dipandang.

Insan itu dinilai dari akhlaknya, bukan dari penampilan atau parasnya.

Jika keberanian dan ketegasan dinilai dari lantang dan kerasnya suara, maka anjinglah yang paling berani dan tegas.

مساء الخير..

(Repost from Syeikh Ahmad Afif)